Suara.com - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin mengingatkan Presiden Jokowi agar tidak menggunakan penilaian subjektif apabila melakukan kocok ulanh menteri, seiring isu reshuffle yang kian menguat. Penilaian subjektif yang dimaksud ialah penilaian secara politis.
Menurut Ujang, jika penilaian politis yang digunakan sebagai dasar bongkar pasang menteri, imbasnya menteri dengan kinerja cemerlang pun tidak akan dilirik untuk dipertahankan. Begitu pula sebaliknya.
"Jadi presiden siapapun tuh dia mau bagus mau tidak kinerjanya gitu kan, mau cemerlang mau tidak dia tidak diganti. Kenapa? Penilaian politis subjektif. Entah dia dari partai politik entah dari profesional," kata Ujang dalam diskusi daring, Rabu (21/4/2021).
Ujang mengatakan Jokowi harus menggunakan penilaian objektif, di mana penggantian menteri didasarkan kepada kinerja. Menteri dengan kinerja buruk dan tidak memuaskan layak diganti.
Namun yang menjadi soal berikutnya dikatakan Ujang, publik tidak pernah tahu indikator penilaian itu. Ujang berujar selama ini, jikapun ada maka hanya Jokowi yang memegang penilaian kinerja para pembantunya di kabinet.
Kocok ulang menteri berdasarkan kinerjanya di kabinet memang sepatutnya dilakukan, agar penilaian objektif tanpa ada unsur politis. Sehingga kata Ujang menteri yang dicopot tidak meninggalkan bekas luka sakit hati.
"Presiden punya sendiri terkait dengan itu yang bisa jadi datanya memang tidak dikeluarkan. Sejatinya kita ingin agar bangsa ini lebih baik maka penilaian itu jangan politis, objektif saja agar nanti menteri yang diganti tidak sakit hati juga," kata Ujang.
"Oh memang kinerja saya tidak bagus maka saya layak diganti," pungkas Ujang.
Baca Juga: Soal Pelantikan Menteri Baru Kabinet Jokowi, Pimpinan DPR Bilang Begini
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
-
KPK Bongkar Peringkat Koruptor: Eselon dan DPR Kejar-kejaran, Swasta Nomor Berapa?
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgub Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
Terkini
-
Penyidik Kejaksaan Agung Ikut Sita Aset Milik Megawati dalam Kasus Korupsi PT Sritex
-
Penyangkalan Pemerkosaan Massal 1998 Berbuntut Panjang, Fadli Zon Digugat ke Pengadilan
-
Waspada Hujan Petir! BMKG Rilis Peringatan Cuaca 12 September 2025 di Bandung hingga Pontianak
-
Prabowo Berkali-kali Nyatakan Komitmen Supremasi Sipil
-
Ada Kejanggalan, Anggota Keluarga Arya Daru Ajukan Perlindungan LPSK
-
Kronologi Penumpang Wings Air Tuding Pramugari Kuras Emas dan Dollar di Pesawat
-
Detik-detik Penumpang 'Ngamuk', Tuding Pramugari Curi Emas & Dollar di Pesawat Wings Air
-
Ada Sinyal Rahasia? Gerak-Gerik Dua Pria di Belakang Charlie Kirk Disebut Mencurigakan
-
Prabowo Setuju Bentuk Komisi Reformasi Polisi dan Tim Investigasi Independen Demo Ricuh
-
Usai Diperiksa KPK, Deputi Gubernur BI Jelaskan Aturan Dana CSR