Suara.com - Seorang pria asal Norwegia menjadi orang pertama yang dinyatakan positif Covid-19 ketika ia sedang mendaki Gunung Everest.
Menyadur Sky News, Senin (26/4/2021) Erlend Ness tetap nekad terbang ke Nepal untuk mendaki puncak legendaris, meskipun negaranya melarang.
Tapi dia jatuh sakit dalam perjalanan ke base camp gunung dan akhirnya harus dievakuasi dengan helikopter ke salah satu rumah sakit.
Ness mengatakan dia telah mendaki enam dari "Seven Summits", tetapi gagal mencapai puncak Everest tiga tahun lalu karena "energinya rendah".
Ketika ditanya mengapa dia memilih untuk mencoba lagi di tengah pandemi Covid-19, dia mengungkapkan jika biayanya lebih murah saat ini.
"Pemandu saya menawarkan pemandu gratis, jadi keputusan yang mudah untuk kembali," katanya kepada Sky News.
Dia mengatakan dia mulai merasa "lemah dengan tingkat energi yang sangat rendah" selama perjalanannya ke base camp, yang awalnya dia rasakan karena penyakit ketinggian.
Dia mengatakan bahwa setelah beberapa hari dia "benar-benar mulai merasa tidak enak", tetapi memutuskan untuk terus mengikuti timnya ke base camp.
Setibanya di base camp, kondisinya memburuk dan dia mengatakan jika dokter menyimpulkan bahwa ada "beberapa retakan" di paru-parunya.
Baca Juga: Napi dan Petugas di Lapas Jember Positif Corona, Angka Kasus Covid-19 Naik
Ness akhirnya dievakuasi ke rumah sakit di Kathmandu, di mana dia dinyatakan positif Covid-19.
Ness mengatakan dia pasti tertular Covid-19 selama perjalanan ke base camp karena ia dinyatakan negatif setelah meninggalkan Norwegia dan tiba di Nepal.
"Sangat mengejutkan bagi saya bahwa saya terkena virus. Saya tidak mengira itu Covid-19 sebelum saya mendapat hasil tes positif," katanya.
Dia menambahkan: "Saya merasa baik sekarang. Saya telah pulih dengan cukup baik. Saya dinyatakan negatif di rumah sakit dua hari lalu dan sekarang saya tinggal dengan keluarga Sherpa di sini di Kathmandu."
Seorang pemandu gunung dari Austria, Lukas Furtenbach, memperingatkan bahwa virus dapat menyebar di antara ratusan pendaki, pemandu dan penolong lainnya yang sekarang berkemah di kaki Gunung Everest jika semuanya tidak "segera" diperiksa.
Lukas menambahkan jika wabah apa pun dapat mengakhiri musim pendakian sebelum waktunya, tepat sebelum musim cuaca baik di bulan Mei.
Seorang pejabat pendaki gunung Nepal membantah saat ini ada kasus aktif di pegunungan.
Mira Acharya, direktur Departemen Pendakian Gunung, mengatakan dia tidak memiliki informasi resmi tentang kasus Covid-19 dan hanya laporan penyakit seperti pneumonia dan penyakit ketinggian.
Pendakian gunung ditutup di Nepal tahun lalu karena pandemi Covid-19 dan ratusan pendaki asing kembali ke Everest tahun ini untuk pertama kalinya sejak Mei 2019.
Nepal menghasilkan 4 juta dolar (Rp 58,1 miliar) dari izin pendakian Gunung Everest setiap tahun, dengan pendapatan tambahan melalui pariwisata menurut Kathmandu Post.
Semua pelancong yang memasuki Nepal harus menunjukkan hasil tes negatif Covid-19, diambil dalam waktu 72 jam sejak penerbangan pertama mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu