Suara.com - Puluhan orang tewas terinjak-injak dalam festival keagamaan di timur laut Israel.
Layanan darurat nasional Israel Magen David Adom mengonfirmasi adanya kematian tanpa memberi angka pasti, dan mengatakan puluhan orang lainnya terluka.
Surat kabar Haaretz melaporkan sedikitnya 44 orang telah tewas. Layanan darurat saat ini sedang mengevakuasi orang-orang yang terluka.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut peristiwa itu sebagai "bencana besar" sambil turut mendoakan bagi para korban.
Festival Lag B'Omer di kaki Gunung Meron adalah acara terbesar yang diadakan di Israel sejak pandemi virus corona dimulai, dengan puluhan ribu orang dilaporkan menghadirinya - meski ada kekhawatiran tentang penyebaran virus.
Puluhan ambulans sudah berada di lokasi dan petugas layanan darurat membaringkan jenazah di tanah dengan ditutup kain foil. Polisi meminta semua orang di lokasi untuk evakuasi.
- Israel longgarkan aturan karantina, klaim vaksin Pfizer "95,8% efekfif cegah rawat inap dan kematian"
- Tiada kematian akibat Covid-19 dalam sehari di Israel
- Vaksin Covid-19: Bagaimana program vaksinasi Indonesia dan seperti apa perbandingannya dengan negara-negara lain?
Pihak berwenang mengatakan 38 orang di lokasi dalam kondisi kritis, dengan enam lainnya terluka parah, namun telah dievakuasi dan banyak orang mengalami luka ringan.
"MDA berjuang untuk nyawa puluhan orang yang terluka, dan tidak akan menyerah hingga korban terakhir dievakuasi," kata sebuah twit.
Festival Lag B'Omer
Puluhan ribu kaum Yahudi Ortodoks melakukan perjalanan ke Meron setiap tahun untuk Lag B'Omer, hari raya keagamaan yang ditandai dengan api unggun, berdoa, dan menari.
Baca Juga: Suriah Serang Rudal ke Israel, Picu Sirine Bunyi
Kota tersebut adalah lokasi makam Rabbi Shimon Bar Yochai, orang bijak dari abad kedua, dan dianggap sebagai salah satu tempat paling suci di negara Yahudi itu.
Menurut surat kabar Times of Israel, penyelenggara festival memperkirakan 100.000 orang tiba pada Kamis malam, dengan lebih banyak orang diperkirakan tiba pada hari Jumat.
Perayaan tahun lalu dibatasi, namun kesuksesan program vaksinasi Israel - salah satu yang tercepat di dunia - telah memungkinkannya untuk mengangkat banyak pembatasan dalam beberapa bulan terakhir.
Awal mula kejadian
Sejumlah laporan awal mengatakan satu bangunan di situs itu runtuh, tetapi pejabat MDA belakangan mengatakan bangunan itu runtuh akibat desak-desakan. Sumber polisi mengatakan kepada surat kabar Haaretz bahwa insiden tersebut dimulai setelah beberapa peserta tergelincir di anak tangga, menyebabkan puluhan lainnya jatuh.
"Itu terjadi dalam sepersekian detik; orang-orang jatuh, kemudian menginjak-injak satu sama lain. Sungguh bencana," kata seorang saksi mata kepada surat kabar itu.
Video yang diunggah di internet menunjukkan ribuan orang berkerumun dan berdempet-dempetan untuk acara tersebut, sebelum berusaha melarikan diri dari kekacauan saat insiden itu terjadi.
Seorang peziarah dilaporkan sempat mengira ada peringatan bom ketika mendengar pesan dari pengeras suara yang meminta khalayak untuk bubar.
"Tidak ada yang membayangkan bahwa ini bisa terjadi di sini," kata pria itu kepada Channel 12 TV. "Sukacita menjadi dukacita, cahaya yang terang menjadi kegelapan yang pekat."
Yanki Farber, reporter situs web Yahudi Ortodoks Behadrei Haredim menggambarkan peristiwa ini sebagai "bencana besar".
"Lebih dari seribu orang bersama-sama berusaha melalui tempat yang sangat, sangat kecil, jalan yang sangat sempit, dan mereka jatuh di atas satu sama lain," katanya kepada BBC.
Sebelumnya pada hari itu para pejabat mengatakan mereka tidak dapat memberlakukan pembatasan virus corona di situs tersebut karena banyaknya orang.
Polisi dilaporkan mengatakan mereka menangkap dua orang karena mengganggu ketertiban sebelum desak-desakan terjadi.
Berita Terkait
-
Meski Ada Israel, Airlangga Ngotot Indonesia Tetap Masuk Keanggotaan OECD
-
Bantah Tudingan Pro-Zionis, Gus Yahya Beberkan Fakta Pertemuan dengan Netanyahu
-
Legislator PKB Beri Peringatan Keras ke Prabowo: Awas Jebakan Israel di Misi Pasukan Perdamaian Gaza
-
Calon Pelatih Timnas Indonesia Heimir Hallgrimsson Sebut Israel Layak Disanksi
-
Profil Melanie Shiraz, Miss Israel 2025 yang Jadi Sorotan karena Tatapan ke Miss Palestina
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Nadiem Makarim Dirawat di RS Saat Sidang Perdana, Apa Keputusan Hakim?
-
BGN Minta Kepala SPPG Awasi Ketat Proses Memasak dan Distribusi MBG
-
Tangkal Hoaks, Polda Metro Jaya dan FWP Gelar Uji Kompetensi Wartawan
-
Menko Usul WFA Nasional 2931 Desember 2025 untuk Dukung Mobilitas Nataru
-
Dana Kampanye Jadi Celah Korupsi, Pakar Sebut Pilkada Tak Langsung Tak Efektif
-
KPK Cecar Zarof Ricar Soal Percakapannya dengan Eks Sekretaris MA Hasbi Hasan
-
Prabowo Bongkar Keterlibatan Oknum TNI-Polri dalam Tambang Ilegal dan Penyelundupan
-
KPK Pastikan Akan Panggil Gus Yaqut Pekan Ini untuk Kasus Kuota Haji
-
BGN Perketat SOP, Mobil Pengantar MBG Tak Lagi Masuk Halaman Sekolah
-
Dua Bibit Siklon Dekati Indonesia, Cek Daftar Daerah Berpotensi Terdampak