Suara.com - Di tengah perlawanan yang sedang berlangsung terhadap junta militer, kelompok pemberontak di Myanmar mengklaim telah menembak jatuh sebuah helikopter militer pada Senin (3/5/2021).
Juru bicara Tentara Independen Kachin, salah satu kelompok pemberontak paling kuat di negara bagian Kachin yang berbatasan dengan China, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa insiden itu terjadi selama serangan udara oleh militer Myanmar, yang juga dikenal sebagai Tatmadaw.
"Tatmadaw melancarkan serangan udara beberapa hari lalu, tetapi aksi hari ini mencakup tiga jet tempur dan satu helikopter. Kami menembak jatuh helikopter itu sekitar pukul 10 pagi hari ini," kata Kolonel Naw Bu, petugas informasi kelompok pemberontak itu.
Dia menolak mengatakan jenis senjata apa yang digunakan untuk menembak jatuh helikopter militer.
Naw Bu mengklaim bahwa serangan udara menargetkan bukit Alaw Bun di Kota Moemauk, dekat perbatasan Myanmar-China di Kachin, yang dianggap oleh kedua belah pihak penting secara strategis untuk mendapatkan kekuasaan militer atas daerah sekitarnya.
Seorang mahasiswa kedokteran, yang merupakan penduduk Yangon, tetapi sekarang sedang menunggu pelatihan tempur di negara bagian Kachin, mengaku menyaksikan penembakan helikopter tersebut.
"Helikopter itu terkena rudal portabel FN-6 yang ditembakkan oleh pejuang Kachin. Helikopter itu terbakar di langit dan jatuh di dekat sebuah desa," kata mahasiswa itu kepada Anadolu Agency melalui telepon pada Senin, tanpa menyebut nama.
Pihak militer belum membuat pengumuman apa pun atas insiden tersebut.
Myanmar telah mengalami pergolakan sejak 1 Februari ketika kepala angkatan bersenjata Min Aung Hlaing menggulingkan pemerintah terpilih yang dipimpin oleh Penasihat Negara Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint dalam kudeta pertama negara itu sejak 1988.
Baca Juga: Myanmar Pulangkan Nelayan Asal Aceh yang Tertangkap Mencuri Ikan
Junta juga menahan Suu Kyi, Myint, dan 3.555 orang lainnya setelah kudeta tersebut, mengakhiri satu dekade pemerintahan sipil.
Partai Liga Nasional untuk Demokrasi Suu Kyi memenangkan masa jabatan kedua dalam pemilihan umum November tahun lalu, tetapi militer mengatakan kecurangan dalam pemilu telah memaksanya untuk merebut kekuasaan.
Menurut Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP), protes pro-demokrasi telah terjadi di kota-kota di seluruh negeri dan telah menewaskan total 765 pengunjuk rasa sejauh ini.
PBB dan kelompok hak asasi telah menyatakan keprihatinan atas penggunaan kekuatan yang tidak proporsional oleh junta militer terhadap pengunjuk rasa tidak bersenjata. (Sumber: Anadolu)
Berita Terkait
-
NASA Perpanjang Misi Helikopter Ingenuity di Mars
-
Hore! Helikopter Pertama NASA di Mars Sukses Lakukan Penerbangan Keempat
-
Myanmar Pulangkan Nelayan Asal Aceh yang Tertangkap Mencuri Ikan
-
Sempat Ditahan Gegara Curi Ikan di Myanmar, Nelayan Asal Aceh Dipulangkan
-
Alami Kendala, Helikopter NASA di Mars Gagal Lakukan Penerbangan Ke-4
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Dana Bagi Hasil Jakarta dari Pemerintah Pusat Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Siapkan Skema Ini
-
KemenPPPA Dorong Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Pasca Kasus Keracunan
-
BGN Enggan Bicara Sanksi untuk Dapur MBG, Malah Sebut Mereka 'Pejuang Tanah Air'
-
Agus Suparmanto Sah Pimpin PPP, Mahkamah Partai Bantah Dualisme Usai Muktamar X Ancol
-
DPRD DKI Sidak 4 Lahan Parkir Ilegal, Pemprov Kehilangan Potensi Pendapatan Rp70 M per Tahun
-
Patok di Wilayah IUP PT WKM Jadi Perkara Pidana, Pengacara: Itu Dipasang di Belakang Police Line
-
Divonis 16 Tahun! Eks Dirut Asabri Siapkan PK, Singgung Kekeliruan Hakim
-
Eks Dirut PGN Ditahan KPK! Terima Suap SGD 500 Ribu, Sempat Beri 'Uang Perkenalan'
-
Ikutilah PLN Journalist Awards 2025, Apresiasi Bagi Pewarta Penggerak Literasi Energi Nasional
-
Soal Arahan Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Gus Yasin: PPP Selalu Sejalan dengan Pemerintah