Suara.com - Sekelompok wanita di Rusia mendapat kecaman dari tokoh Muslim negara tersebut setelah memposting sebuah video senam menggunakan pakaian ketat di depan masjid.
Menyadur The Sun, Rabu (5/5/2021) kasus tersebut terungkap setelah seorang wanita memposting ia dan teman-teman sedang senam di depan masjid.
Wanita tersebut melakukan pemanasan menjelang maraton pada 3 Mei di kota Kazan, Rusia.
Para wanita yang semuanya mengenakan pakaian lari yang ketat untuk maraton, melakukan peregangan ringan sebelum berolahraga.
Wanita-wanita tersebut melakukan peregangan tersebut tepat di depan masjid Kul-Sharif, yang terletak di negara bagian Tatarstan yang mayoritas penduduknya Muslim.
PDM News, situs berita lokal, melaporkan bahwa Rafik Mukhametshin, Wakil Mufti Tatarstan, mengatakan bahwa aksi wanita tersebut provokatif dan menyinggung.
"Itu tidak bisa diterima, mereka bisa memilih latar belakang lain. Saya pikir ini adalah tindakan provokatif di pihak mereka," katanya.
"Kami tidak mendukung perilaku seperti itu." tegas Rafik Mukhametshin.
Di sisi lain, Ekaterina, wanita yang merekam video tersebut menjelaskan kepada Life bahwa video itu hanya menampilkan peserta lomba lari maraton Kazan yang sedang melakukan pemanasan.
Baca Juga: Nawir Minta Maaf Usai Marah dan Tarik Paksa Masker Warga, Janji Taat Prokes
Ekaterina menegaskan jika ia dan teman-temannya tidak secara spesifik memilih latar belakang masjid itu dan mereka memilihnya secara acak.
"Kami tidak mengejar niat jahat apa pun, dan tidak ingin menyinggung siapa pun," tegas ekatarina.
PDM News melaporkan bahwa orang-orang di seluruh kota kesal karena video tersebut dipublikasikan saat bulan suci Ramadhan.
Tidak ada informasi yang dilaporkan apakah akan ada sanksi hukum terkait kasus tersebut.
Pada tahun 2018 seorang blogger berusia 20 tahun menari di depan masjid yang sama yang kemudian mendapat kecaman dari komunitas Muslim karena "menghina perasaan orang yang beriman.
Rafik Mukhametshin pada saat itu berkata: "Banyak orang beriman berpikir bahwa orang-orang seperti itu tidak memahami bahwa mereka hidup dalam masyarakat yang multi-pengakuan, mereka menekankan dengan perilaku mereka bahwa bagi mereka rasa keimanan adalah sesuatu yang sekunder.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
Terkini
-
Ombudsman RI Saran RUU Perampasan Aset Harus Perjelas Kerugian Akibat Korupsi dan Langgar HAM
-
Detik-detik Artis Keturunan Indonesia Ardell Aryana Disandera Tentara Israel saat Live TikTok
-
Rocky Gerung Pasang Badan Bebaskan Aktivis Kasus Demo Agustus: Mereka Bukan Kriminal!
-
Pastikan Serapan Anggaran MBG Membaik, Luhut: Menkeu Tak Perlu Ambil Anggaran yang Tak Terserap
-
Ngeri! Jakarta Masuk 5 Besar Kota dengan Udara Terburuk di Dunia
-
Buka Suara soal Kasus Puluhan Siswa SD Keracunan MBG di Jaktim, DKPKP DKI Bilang Begini
-
Cuaca Hari Ini: Waspada Badai, Sebagian Besar Wilayah Indonesia Diprediksi Hujan
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 4 Oktober 2025: Waspada Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi
-
Terkuak! Kasus Keracunan Siswa di Jakarta Akibat Dapur MBG Tak Jalani SOP BGN
-
Prabowo Blusukan ke Monas, Cek Persiapan HUT ke-80 TNI