Suara.com - Kerusuhan yang disebut sebagai 'perang saudara' meletus di kota Lod, Israel tengah pada Selasa malam. Menyadur Times of Israel Rabu (12/05) tiga sinagoge dan toko-toko dilaporkan terbakar, bersama dengan lusinan mobil.
Walikota, Yair Revivo, mengatakan Balai Kota dan museum lokal turut jadi target serangan dan membandingkan situasinya dengan pogrom Nazi 1938 Kristallnacht.
"Perang saudara" sedang pecah, katanya sambil meratapi upaya koeksistensi selama beberapa dekade yang telah gagal. Revivo memohon bantuan langsung kepada perdana menteri untuk mengatasi kekacauan ini.
Status keadaan darurat langsung diumumkan di kota Yahudi-Arab tersebut untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade dan pasukan Polisi Perbatasan dikerahkan besar-besaran.
"Perdana Menteri [Benjamin] Netanyahu memerintahkan agar para pelanggar hukum ditangani dengan serius dan unit di lapangan diperkuat untuk memulihkan ketenangan dan ketertiban di kota segera," kata pernyataan pemerintah.
Komisaris Polisi Nasional Kobi Shabtai menyebut situasi itu belum pernah terjadi sebelumnya.
"Kami melihat situasi di kota-kota campuran [Yahudi-Arab] yang belum pernah kami lihat sebelumnya, termasuk insiden Oktober 2000," kata Shabtai merujuk kerusuhan yang pecah di antara orang Arab Israel pada bulan Oktober 2000, di awal intifada kedua.
Kekerasan Arab meletus di beberapa kota lain di seluruh Israel. Ada juga laporan serangan balas dendam Yahudi, termasuk di Lod, tempat pemakaman Muslim dibakar.
Lonjakan kekerasan terjadi beberapa jam setelah Hamas menembakkan sekitar 130 roket ke Israel tengah, dan mengklaim kemenangan dalam "pertempuran untuk Yerusalem".
Baca Juga: Jenderal Prancis Peringatkan Perang Saudara, Ancaman Sanksi Menanti
Hamas kemudian memuji orang-orang Arab Israel karena bergabung dalam perjuangan melawan Israel.
Warga Lod, Shiloh Fried, mengatakan kepada Channel 12 bahwa geng pemuda Arab pergi dari jalan ke jalan, membakar toko, memecahkan jendela sementara keluarga Yahudi berkerumun di rumah, takut keluar. Mobil mereka dibakar di luar.
Ada laporan bahwa beberapa warga menghindari penggunaan tempat penampungan umum selama sirene roket karena takut diserang oleh massa.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Kondisi Terkini Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Masih Lemas, Polisi Tunggu Lampu Hijau Dokter
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi