Suara.com - Politikus Partai Gerindra Fadli Zon ikut menanggapi soal wacana pembukaan sekolah tatap muka yang akan dilakukan pada Juli mendatang.
Fadli Zon menilai keputusan tersebut sangat berisiko apabila benar-benar dilakukan di tengah keadaan pandemi covid-19.
Hal tersebut ia ungkapkan melalui sebuah cuitan di akun Twitter pribadinya, Sabtu (5/6/2021).
Fadli memberikan respon cuitan Profesor Zubairi Djoerban yang menilai soal wacana sekolah tatap muka.
Menurut Fadli, wacana pembukaan sekolah tatap muka harus ditunda karena sangat berbahaya.
"Membuka sekolah tatap muka harus ditunda. Sangat berbahaya," ujarnya, dikutip Suara.com.
Lebih lanjut, menurut Fadli, pemerintah lebih baik fokus meredakan pandemi covid-19 daripada membuka peluang penyebaran kasus.
"Lebih baik fokus meredakan pandemi ini ketimbang buka peluang penyebaran massal yang nantinya kita sesali," ungkapnya.
Fadli Zon memberikan usulan agar wacana pembukaan sekolah tatap muka itu lebih baik ditunda hingga tiga sampai enam bulan ke depan.
Baca Juga: Mendikbud Ristek Minta PTM Digelar Juli, Disdik DKI Tunggu Arahan Anies
Sebab menurutnya, keselamatan siswa dan keluarga perlu menjadikan prioritas.
"Lebih baik tunda 3 sampai 6 bulan sampai situasi terukur dan kondusif. Keselamatan siswa dan keluarga harus jadi prioritas," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim mengatakan sekolah harus segera dibuka.
"Tentu bapak ibu sudah pahami masa depan Indonesia sangat bergantung pada sumber daya manusia. Sehingga tidak ada tawar-menawar untuk pendidikan, terlepas dari situasi yang kita hadapi," kata Nadiem.
Dirinya kerap mendengar dan membaca langsung para siswa mengeluh di media sosial dan ingin segera masuk sekolah.
Menurutnya, hal itu menandakan masih banyak sekolah yang belum dibuka.
Berita Terkait
-
Tak Cukup Protokol Kesehatan, Ini yang Mesti Diperhatikan Saat Sekolah Dibuka
-
Mendikbud Ristek Minta PTM Digelar Juli, Disdik DKI Tunggu Arahan Anies
-
FGD: Dilema Kembali ke Sekolah di Tengah Lonjakan Covid-19
-
Tak Jadi 7 Juni, Uji Coba PTM Tahap 2 DKI Diundur ke 9 Juni
-
Dapat Duit Korupsi Dana Bos, Ini Alasan Kejari Tak Pidanakan Guru dan Staf SMKN 53 Jakbar
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
Terkini
-
Dua Kakek Kembar di Bekasi Lecehkan Difabel, Aksinya Terekam Kamera
-
Jadwal SIM Keliling di 5 Wilayah Jakarta Hari Ini: Lokasi, Syarat dan Biaya
-
Dana Bagi Hasil Jakarta dari Pemerintah Pusat Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Siapkan Skema Ini
-
KemenPPPA Dorong Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Pasca Kasus Keracunan
-
BGN Enggan Bicara Sanksi untuk Dapur MBG, Malah Sebut Mereka 'Pejuang Tanah Air'
-
Agus Suparmanto Sah Pimpin PPP, Mahkamah Partai Bantah Dualisme Usai Muktamar X Ancol
-
DPRD DKI Sidak 4 Lahan Parkir Ilegal, Pemprov Kehilangan Potensi Pendapatan Rp70 M per Tahun
-
Patok di Wilayah IUP PT WKM Jadi Perkara Pidana, Pengacara: Itu Dipasang di Belakang Police Line
-
Divonis 16 Tahun! Eks Dirut Asabri Siapkan PK, Singgung Kekeliruan Hakim
-
Eks Dirut PGN Ditahan KPK! Terima Suap SGD 500 Ribu, Sempat Beri 'Uang Perkenalan'