Suara.com - Perusahaan pembotolan Pepsi di Gaza menghentikan operasi minggu ini karena pembatasan impor Israel yang semakin ketat setelah konflik 11 hari, kata pemilik perusahaan.
Menyadur rappler Selasa (22/06), gencatan senjata antara Israel dan Hamas hanya mengizinkan dimulainya kembali ekspor secara terbatas yang membuat pabrik Pepsi di Gaza semakin tertekan.
Pihaknya mengetatkan impor bahan mentah, termasuk gas karbon dioksida dan sirup yang dibutuhkan pabrik perusahaan pembotolan untuk memproduksi soda Pepsi, 7UP dan Mirinda, kata Hamam al-Yazeji dari Pepsi Gaza.
"Kemarin kami benar-benar kehabisan bahan baku, dan sayangnya kami harus menutup pabrik, memulangkan 250 pekerja," kata Yazeji.
Sebelum konflik Mei, katanya, Pepsi Gaza diizinkan untuk mengimpor bahan-bahan yang dibutuhkan. Pejabat Israel tidak memberikan komentar tentang pembatasan yang diperketat.
Israel dan negara tetangga Mesir menjaga kontrol ketat atas perbatasan Gaza untuk menghentikan suplai senjata ke Hamas dan mencegahnya diproduksi secara lokal.
Mesir dan PBB meningkatkan mediasi pekan lalu setelah balon pembakar yang diluncurkan dari Gaza memicu serangan udara pembalasan Israel di lokasi Hamas.
Penutupan dapat terjadi di pabrik-pabrik Gaza lainnya jika pembatasan Israel berlanjut, kata para analis. Sementara itu menurut data PBB, manufaktur membentuk sekitar 10% dari ekonomi yang didominasi sektor jasa di Gaza.
Pabrik Pepsi Gaza telah beroperasi sejak tahun 1961, ketika Perusahaan Minuman Ringan Yazeji yang berbasis di Gaza berhak memproduksi 7UP dan jenis soda lainnya di daerah kantong tersebut.
Baca Juga: Kritik Serangan Gaza, Pejabat Israel Sebut Indonesia , Malaysia, dan Brunei Tidak Jujur
Pejabat perusahaan membuat rencana untuk merayakan 60 tahun beroperasi sebelum penutupan pada hari Minggu, 20 Juni. Yazeji meneteskan air mata saat berjalan melewati pabriknya yang kosong pada hari Senin.
Penutupan itu "bencana," katanya. "Tahun ini seharusnya luar biasa, merayakan 60 tahun sejak kami memulai produksi. Kami tidak bisa menandai ulang tahun ini."
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Tito Karnavian Tekankan Kreativitas dan Kemandirian Fiskal dalam RKAT Unsri 2026
-
Mendagri Minta Pemda Segera Siapkan Data Masyarakat Terdampak & Lokasi Pembangunan Huntap
-
Teror Bom 10 Sekolah Depok, Pelaku Pilih Target Acak Pakai AI ala ChatGPT
-
Kejari Bogor Bidik Tambang Emas Ilegal, Isu Dugaan 'Beking' Aparat di Gunung Guruh Kian Santer
-
Efek Domino OTT KPK, Kajari HSU dan Bekasi Masuk 'Kotak' Mutasi Raksasa Kejagung
-
Diduga Sarat Potensi Korupsi, KPK-Kejagung Didesak Periksa Bupati Nias Utara, Kasus Apa?
-
Resmi! KY Rekomendasikan 3 Hakim Perkara Tom Lembong Disanksi Nonpalu
-
Ancaman Bencana Susulan Mengintai, Legislator DPR: Jangan Tunggu Korban Jatuh Baru Bergerak
-
Amnesty International Kutuk Keras Represi Aparat ke Relawan Bantuan Aceh: Arogansi Kekuasaan
-
Ketua Banggar DPR Said Abdullah: Merchant Tolak Pembayaran Tunai Bisa Dipidana