Suara.com - Banyak rumah sakit yang menolak pasien covid-19 lantaran tidak lagi tersedia tempat tidur. Demikian hasil penelusuran yang dilakukan oleh LaporCovid-19 dalam rentan waktu satu minggu terakhir.
Dalam siaran persnya hari ini, Sabtu (26/6/2021), LaporCovid-19 menyatakan pasien yang tidak mendapatkan kasur di instalasi gawat darurat (IGD) terpaksa mengisolasi mandiri di rumah.
Orang-orang positif covid-19 yang tak tertampung di RS itu harus bertahan di rumah, dengan ketersediaan alat kesehatan ala kadar dari puskesmas.
Bahkan, ada pasien covid-19 yang akhirnya meninggal dunia karena tidak mendapatkan pertolongan secepatnya dari RS.
Terhitung sejak tanggal 14 Juni hingga 25 Juni, LaporCovid-19 menerima 43 laporan warga untuk permintaan layanan rumah sakit, tapi tak terpenuhi.
"Hampir semua rumah sakit yang kami hubungi menunjukkan ruang ICU (intensive care unit), isolasi, dan IGD sudah terisi penuh. Bahkan tiga pasien meninggal karena karena tidak mendapatkan ruang ICU," demikian kutipan siaran pers tersebut.
Dalam laporannya, LaporCovid-19 menyebutkan, ada satu pasien laki-laki berusia 59 tahun yang tengah berada di salah satu rumah sakit di Depok dan memerlukan ICU dengan ventilator.
LaporCovid-19 pada Sabtu (19/6/2021) mengontak 95 Sistem Penanganan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yang berada di kawasan Jabodetabek.
Hasilnya, dari 95 RS yang dikontak, hanya 36 di antaranya yang menginformasikan ICU penuh. Misalnya RS Mitra Keluarga Depok, RS Sulianti Saroso, RSUD Pasar Minggu, dan RS Persahabatan.
Baca Juga: Covid-19 Meroket, DKI Siapkan Hampir 8 Ribu Bed Isolasi di Rusun Pasar Rumput
"Sementara, 8 RS menyampaikan tidak memiliki ruang ICU, dan 51 RS sama sekali tidak merespons. Akhirnya, pagi sekitar pukul 05.00 WIB, pasien meninggal dunia karena tidak mendapatkan layanan kesehatan memadai."
Tak hanya itu, dari 43 laporan, 15 di antaranya mengalami kondisi kegawatdaruratan medis, sehingga memerlukan pertolongan sesegera mungkin. Kondisi pasien pada umumnya dengan saturasi oksigen rendah, demam tinggi, disertai mual.
Sisanya mengalami gejala ringan hingga sedang yang memerlukan pemantauan puskesmas setempat. Namun sayangnya, beberapa puskesmas juga agak lambat merespons bantuan.
Selain itu, guna mencari rumah sakit secara langsung SPGDT RS, LaporCovid-19 juga mengontak Dinas Kesehatan.
"Beberapa kali kami juga merujuk pada ketersediaan kamar situs SIRANAP Kemenkes. Namun kerap terjadi perbedaan data. Misalnya, tertulis tersedia di SIRANAP, tapi kenyataannya tidak."
LaporCovid-19 menilai, penting bagi pemangku kepentingan untuk memberikan panduan data ketersediaan RS dan ICU yang akurat, sehingga upaya perawatan dan penyelamatan pasien terwujud secara efektif dan efisien.
Berita Terkait
-
Covid-19 Meroket, DKI Siapkan Hampir 8 Ribu Bed Isolasi di Rusun Pasar Rumput
-
Keterisian Tempat Tidur di RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Naik Menjadi 82 Persen
-
Naik Lagi, Covid-19 di Kaltim 277 Orang, Total Jadi 74.296 Kasus
-
Kapasitas RS Covid-19 di Jawa Sudah di Atas 80 Persen, Satgas: Tak Bisa Lagi Ditoleransi!
-
Satgas Minta RS Utamakan Pasien Covid-19 Gejala Berat Dulu, Lainnya Dirujuk Isoman
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
12 Tokoh Ajukan Amicus Curiae di Praperadilan Nadiem, Gugat Bobroknya Sistem Penetapan Tersangka
-
Genjot Skrining Tuberkulosis, Ahmad Luthfi Luncurkan Program Speling Melesat dan TB Express
-
Menteri Haji Ingin Samakan Masa Tunggu Haji Jadi 26,4 Tahun di Seluruh Indonesia, Begini Rencananya
-
Jawab Tantangan Yusril, Delpedro Cs Ajukan Praperadilan ke PN Jaksel
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Seleksi Super Ketat Kementerian Haji, Kenapa 200 Nama Calon Pejabat Harus Ditelusuri KPK?
-
Dengan Suara Bergetar, Ayah Nadiem Makarim: Saya Yakin Betul Dia Jujur
-
Keseruan Oma Ilah dan Opa Sutarto Ikut Sekolah Lansia
-
Cak Imin di Ponpes Al Khoziny: Hentikan Semua Proyek Pesantren Tanpa Ahli
-
Karma Instan! 2 WN China Auto Diusir dari Indonesia Gegara Nyolong Duit di Pesawat