Suara.com - Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Kobe, Jepang di bawah koordinasi PPI Koordinator Daerah (Korda) Kansai dengan dukungan penuh Konsulat Jenderal RI (KJRI) Osaka dan Kedutaan Besar RI (KBRI) Tokyo terus memberikan kontribusi terhadap upaya pemulihan Indonesia dari pandemi Covid-19, salah satunya melalui simposium Kobe-Indonesia (KOIN), dengan mengundang sejumlah tokoh di Indonesia untuk berdiskusi bersama.
Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang dan Federasi Mikronesia, Heri Akhmadi saat membuka simposium secara daring pada Sabtu (3/7) mengatakan, acara ini tepat waktunya karena saat ini di Indonesia masih menghadapi situasi dan kondisi dampak pandemi yang belum juga reda.
Senada dengan itu, Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud), Yusli Wardiatno mengatakan, pelaksanaan webinar yang dilaksanakan oleh PPI Kobe memperlihatkan bahwa generasi muda Indonesia meski sedang berada di luar Indonesia, tetap memikirkan keadaan bangsa.
“Kepedulian dan sensitivitas ini harus terus dipelihara agar Anda semua siap nantinya untuk mengambil alih estafet kepemimpinan di masa mendatang,” ujar Atdikbud Yusli.
Atdikbud Yusli menuturkan, transformasi kesehatan dan pemulihan sektor wisata merupakan dua hal yang juga menjadi fokus kerja sama lintas sektor termasuk sektor pendidikan di KBRI Tokyo. KBRI Tokyo saat ini sedang mendorong terciptanya kerja sama tripple helix bidang kesehatan dengan menggandeng Osaka University di Jepang serta beberapa pemangku kepentingan di Indonesia seperti Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
“Kerja sama pendidikan juga akan diarahkan ke universitas di Indonesia yang berlokasi di wilayah tujuan wisata yang disukai Jepang seperti Universitas Udayana di Bali,” terang Atdikbud Yusli.
Sementara itu, Ketua panitia simposium KOIN 2021, Ariffianto menyampaikan, bahwa simposium ini merupakan wujud nyata kontribusi dan bakti para pelajar Indonesia di Kobe Jepang untuk Indonesia dengan menyediakan wadah diskusi antar akademisi, praktisi, dan pejabat pemerintahan dalam usaha menghadapi krisis kesehatan dan sosio-ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Ariffianto berharap, acara ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat luas dan juga berharap Indonesia bisa segera pulih dari permasalahan yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19.
“Mari bersama-sama memberikan karya terbaik bagi masyarakat, bangsa, negara, dan dunia,” ajaknya.
Baca Juga: Mahasiswa Indonesia di IIITB Jadi Wisudawan Terbaik, Ini Penghargaan yang Berhasil Diraih
Simposium ini terdiri dari dua agenda besar, yaitu kuliah umum dengan pembicara setingkat menteri, dan diskusi panel, serta perumusan rekomendasi kebijakan. Pada kuliah umum dengan format webinar ini, panitia pelaksana menghadirkan beberapa narasumber di antaranya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno; Kepala BPOM, Penny Kusumastuti Lukito; Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu; dan Deputi Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti.
Kepala BPOM Penny sebagai narasumber pertama menyampaikan bahwa BPOM telah mengambil berbagai upaya termasuk percepatan, simplifikasi, inovasi-inovasi dalam proses regulasi sehingga bisa mendukung percepatan akses pengembangan obat dan vaksin.
“Ini membutuhkan pengembangan yang cepat di tengah pandemi Covid-19, dan tentunya melalui skema - skema perizinan, persetujuan dalam kondisi darurat (emergency use authorization),” disampaikan Penny.
Selanjutnya, pembicara kedua Maxi Rondonuwu mengatakan Kementerian Kesehatan berperan besar dalam pelaksanaan pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) bidang kesehatan yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia. Hal ini sesuai dengan visi meningkatkan pelayanan kesehatan melalui jaminan kesehatan nasional, khususnya penguatan pelayanan kesehatan primer dengan peningkatan upaya promotif dan preventif yang didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi.
“Seperti yang kita ketahui, Indonesia masih memiliki masalah kesehatan yang persisten dalam hal harapan hidup pada kelahiran, angka kematian maternal, angka kematian bayi, prevalensi stunting, dan aneka masalah lain,” ungkap Maxi.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno sebagai pemateri selanjutnya mengatakan pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan dan pendidikan tetapi memiliki dampak krisis multidimensional, yang dapat dipetakan menjadi potensial losers dan potensial winners. Sektor-sektor yang termasuk pada potensial losers antara lain sektor pariwisata; konstruksi; transportasi darat, laut, dan udara; pertambangan; jasa keuangan; dan otomotif.
Dengan berbagai formulasi yang diciptakan oleh PPI di Jepang, Atdikbud Yusli berharap dapat memberikan masukan yang berdampak pada penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Ia pun mendorong kegiatan serupa dapat kembali dilaksanakan, dan menjadi contoh bagi PPI mancanegara.
Berita Terkait
-
Kemendikbudristek Luncurkan Program Guru Belajar dan Berbagi Seri Panduan Pembelajaran
-
Banyak Jurnalis Gugur Akibat Pandemi, Satgas Covid-19 Ucapkan Belasungkawa
-
Reformasi Perpajakan, Sri Mulyani: APBN Harus Sehat Kembali
-
452 Kasus Bunuh Diri Terjadi Sejak Wabah Covid-19 Pertama Kali, Tertinggi Sejak 2012
-
Sebelum Pandemi Covid-19, Indonesia Telah Alami Beban Ganda Penyakit, Apa Maksudnya?
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Panglima TNI Beberkan Alasan TNI Tambah Alutsista Baru, 'Harimau Besi' yang Mengerikan!
-
Jokowi Perintahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Loyalis Malah Beri Jawaban Menohok?
-
Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
-
Minta Satpol PP Tak Pakai Kekerasan, Mendagri Tito: Biar Didukung Publik
-
Anak Mantan Bupati Koruptor Kini Dipecat PDIP: Jejak Skandal DPRD Viral "Rampok Uang Negara"
-
7 Klausul Surat Perjanjian MBG SPPG Sleman: dari Rahasiakan Keracunan hingga Ganti Rugi Rp80 Ribu
-
Tiga Kecelakaan Transjakarta dalam Sebulan, Pemprov DKI Fokus Perbaikan Human Factor
-
Serangan Roy Suryo! Sebut Ijazah S1 Gibran Palsu Beli di Website, Samakan IQ Rendah dengan Jokowi
-
Sinyal Retak? Jokowi Perintahkan Dukung Gibran 2 Periode, GCP Balas Telak: Wapres Tak Harus Dia!
-
Adian Napitupulu Minta Kewenangan BAM DPR Ditambah, Biar Bisa Panggil Pejabat Bermasalah