Suara.com - Kerusuhan yang terjadi di Afrika Selatan bertambah dengan berkurangnya pasokan makanan dan bahan bakar.
Kekerasan sporadis dimulai pekan lalu sebagai protes terhadap mantan Presiden Jacob Zuma, yang memulai hukuman 15 bulan karena menolak hadir dalam penyelidikan dugaan korupsi selama masa jabatannya.
Dari asalnya di rumah Zuma di provinsi KwaZulu-Natal, kerusuhan sejak itu menyebar ke kota-kota di seluruh negeri, termasuk Johannesburg.
Peristiwa ini menewaskan sedikitnya 117 orang dan membuat jalan utama terblokir, yang berujung pada berkurangnya pasokan makanan dan bahan bakar.
Kondisi ini diperparah dengan aturan lockdown yang berlangsung di tengah pandemi Covid-19, menyebabkan perekonomian stagnan.
Melansir dari laman New York Post, Jumat (16/7/2021), semua itu menambah kondisi masyarakat semakin frustasi.
Rekaman video beredar di dunia maya memperlihatkan salah satu pusat perbelanjaan yang dijarah kemudian dibakar. Belum lagi, baku tembah di jalan.
Kekacauan itu menandai krisis terburuk yang pernah dialami negara itu sejak apartheid berakhir hampir 30 tahun lalu.
Presiden Cyril Ramaphosa telah mengerahkan sekitar 25.000 tentara dalam upaya untuk memadamkan kerusuhan.
Baca Juga: Demo Berujung Kerusuhan di Afrika Selatan, Bocah 2 Tahun Dilempar dari Lantai 16
Lawan politik Ramaphosa mengkritik apa yang mereka sebut kurangnya urgensi dalam tanggapan.
Mereka menyebut kerusuhan sebagai efek samping dari upaya menyatukan faksi-faksi Kongres Nasional Afrika dengan memerangi korupsi, seperti yang dituduhkan terhadap Zuma.
“Ini adalah zona perang … kota-kota kosong, toko-toko dijarah, mayat-mayat tergeletak di jalan,” John Steenhuisen, seorang pemimpin dalam Aliansi Demokrat oposisi, mengatakan kepada Financial Times.
“Kami memiliki pertempuran internal ANC yang telah meluas ke jalan-jalan KwaZulu-Natal … Inisiatif ini telah sepenuhnya hilang oleh dinas keamanan. Mereka membutuhkan penguatan segera.”
“Kita tidak bisa duduk diam sementara ekonomi kota semakin bobrok. Saya siap untuk mati,” kata pemimpin komunitas Nhlanhla Lux kepada Financial Times.
Berita Terkait
-
Wow! Perempuan di Negara Ini Bisa Menikahi Lelaki Sebanyak Mereka Mau?
-
Heboh Afrika Selatan Bakal Legalkan Poliandri, Pengamat: Tidak Mengejutkan
-
Mengerikan! Kasus Covid-19 Indonesia Urutan ke-5 Tertinggi Dunia
-
Ketersediaan Dosis Terbatas, WHO Buka Pabrik Vaksin Covid-19 di Afrika Selatan
-
Pemburu Berlian di Afrika Selatan: Ini Jalan Keluar Kami dari Kemiskinan
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
Terkini
-
800 Polantas Bakal Dikerahkan Blokade Sudirman-Thamrin di Malam Tahun Baru 2026
-
Kapuspen TNI: Pembubaran Massa di Aceh Persuasif dan Sesuai Hukum
-
Jangan Terjebak, Ini Skema Rekayasa Lalin Total di Sudirman-Thamrin Saat Malam Tahun Baru 2026
-
Viral Dosen UIM Makassar, Ludahi Kasir Perempuan Gegara Tak Terima Ditegur Serobot Antrean
-
Jadi Wilayah Paling Terdampak, Bantuan Akhirnya Tembus Dusun Pantai Tinjau Aceh Tamiang
-
Elite PBNU Sepakat Damai, Gus Ipul: Di NU Biasa Awalnya Gegeran, Akhirnya Gergeran
-
Ragunan Penuh Ribuan Pengunjung, Kapolda: 151 Polisi Disiagakan, Copet Nihil
-
Tolak UMP 2026, Buruh Bakal Gugat ke PTUN dan Kepung Istana
-
Kecelakan Hari Ini: Motor Kebut Tabrak Viar Pedagang Tahu Bulat di Kalimalang, Satu Pemuda Tewas
-
Buruh Tolak Keras UMP Jakarta 2026: Masa Gaji Bank di Sudirman Kalah dari Pabrik Panci Karawang