Suara.com - Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi mengungkapkan bahwa fasilitas kesehatan saat ini sudah kolaps akibat ledakan pasien Covid-19.
Adib mengatakan secara struktural memang rumah sakit bisa ditambah kapasitasnya sampai fasilitasnya, namun secara fungsional rumah sakit bisa dibilang sudah kolaps.
"Kondisi sekarang cukup mengkhawatirkan. Kita dihadapkan pada kondisi yang functional collapse, bukan structural collapse ya, karena IGD-nya masih ada, bisa dibuat tenda, bisa tambah tempat tidur. Tapi secara functional collapse," kata Adib dalam diskusi virtual PERSI, Jumat (16/7/2021).
"Fungsional dalam konteks SDM, alat kesehatan, oksigen, obat dan sebagainya, jadi ini harus diintervensi melalui suatu kebijakan," sambungnya.
Adib meminta pemerintah untuk segera membuat kebijakan agar rumah sakit kolaps ini dapat tertangani dengan cepat.
"Seperti memulai pemberdayaan, kemudian memberikan akses kepada masyarakat supaya flownya tidak terlalu banyak," jelasnya.
Selain itu, perlu juga penambahan nakes agar para nakes bisa terjaga kesehatannya, tidak bekerja terlalu berat yang bisa mengakibatkan nakes jatuh sakit.
"Kalau sekarang ini mereka digempur terus dengan kondisi saat ini," tegas Adib.
Untuk diketahui, PB IDI mencatat ada 63 dokter yang meninggal dunia akibat terinfeksi Covid-19 selama 12 hari bulan Juli.
Baca Juga: Epidemiolog Tegaskan, Pandemi Covid-19 di Indonesia Belum Terkendali
Jumlah ini mendekati dan bahkan bisa bertambah mengalahkan angka kematian dokter saat lonjakan kasus pertama bulan Januari lalu yang mencapai 65 dokter meninggal dalam sebulan.
Total dokter yang meninggal dunia selama pandemi Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 491 dokter, terdiri dari 264 dokter umum, 221 dokter spesialis, dan 6 dokter residen.
Berita Terkait
-
Legislator PDIP Usul Lockdown Jadi Skenario Terburuk Covid-19 Tembus 100 Ribu Per Hari
-
Soal Kasus Covid, Susi Pudjiastuti Sindir Luhut: Katanya Kemarin Terkendali
-
Epidemiolog Tegaskan, Pandemi Covid-19 di Indonesia Belum Terkendali
-
Terisi 80 Persen hingga Hari Ini, RSD Wisma Atlet Disebut Masih Melebihi Kapasitas
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
-
Profil Victor Hartono: Pewaris Djarum, Dicekal Negara Diduga Kasus Pajak
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
Terkini
-
KPK Jelaskan Alasan Pamer Duit Rp300 Miliar yang Diserahkan ke PT Taspen
-
Dicekal ke Luar Negeri, Roy Suryo Cs Wajib Lapor Seminggu Sekali
-
Pengamat UGM Nilai Jokowi Melemah dan Kaesang Tak Mampu, Mimpi PSI Tembus Senayan 2029 Bakal Ambyar?
-
Sentil Pemerintah di DPR, Rhoma Irama Jadikan Demam Korea Cermin Sukses Industri Kreatif
-
Roy Suryo Cs 'Lawan Balik' Polisi, Desak Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi
-
Plot Twist Kasus Rizki Nurfadilah: Ngaku Korban TPPO, Ternyata Sadar Jadi Scammer di Kamboja
-
Pohon Tumbang Ganggu Layanan MRT, Gubernur Pramono: Sore Ini Kembali Normal
-
Dugaan Cinta Terlarang Perwira Polisi dan Dosen Untag: AKBP B Dipatsus, Kematian DLV Masih Misteri
-
Jangan Takut Lapor! KemenPPPA Tegaskan Saksi dan Korban KBGO Tak Bisa Dituntut Balik
-
Gerak Dipersempit! Roy Suryo Cs Resmi Dicekal ke Luar Negeri di Kasus Ijazah Jokowi