Suara.com - Belakangan, viral di media sosial penuturan dari seorang warganet di Twitter mengenai rincian biaya kremasi jenazah.
Tak tanggung-tanggung, ia mengeluarkan uang sebesar Rp 80 juta.
Melalui sebuah unggahan nota di akun Twitter @Partaisocmed, ia memperlihatkan rincian biaya yang harus dibayarkan.
Dalam nota tersebut, terlihat jumlah keseluruhan biaya yang harus dibayarkan warganet ini adalah Rp 80 juta.
Rinciannya terdiri dari peti jenazah seharga Rp 25 juta. Tak hanya itu, ia pun harus membayar uang transport sebesar Rp 7,5 juta rupiah.
Biaya untuk mengkremasi jenazah sendiri bernilai paling mahal diantara rincian lainnya yakni sebesar Rp 45 juta.
Dengan biaya lain-lain yang diperlukan, warganet ini harus membayar harga yang terbilang fantastis yakni Rp 80 juta rupiah.
Dalam pesan singkat yang ditambahkan pada nota, ia menuturkan bahwa harga untuk mengurus jenazah akhir-akhir ini sangat mahal. Oleh sebab itu, ia berpesan untuk 'jangan mati'.
"Plis ya teman-teman, jangan MATI dulu sekarang.. lagi HIGH Seasons... Biaya MAHAL semua! SEMANGAT! Jangan MATI dulu!" pesan warganet tersebut.
Baca Juga: Trending Teratas di Twitter, Rektor UI Dijadikan Bahan Lucu-lucuan
Menurut penuturannya, ia melakukan kremasi di daerah Karawang.
Sempat viral sebelumnya, biaya kremasi yang mahal untuk jenazah Covid-19. Informasi ini diungkapkan oleh pengacara kondang Hotman Paris.
Ia mendadak ngamuk usai mendapati laporan dari seorang warga soal biaya kremasi jenazah Covid-19 yang mencapai Rp 80 juta.
Menurutnya, hal itu tidak manusiawi di tengah masyarakat Indonesia yang sedang kesulitan ekonomi akibat wabah pandemi Covid-19.
"Hallo rumah duka, kenapa kau begitu tega untuk menagih biaya-biaya yang begitu tinggi untuk korban-korban pandemi," ujar Hotman Paris melalui unggahan video di akun instagram pribadinya, Selasa (20/07/2021).
Hotman Paris lantas merinci ada pihak rumah duka yang memasang harga pengurusan jenazah terbilang sangat mahal. Pengurusan satu jenazah bisa menghabiskan biaya sampai Rp 80 juta.
Berita Terkait
-
Trending Teratas di Twitter, Rektor UI Dijadikan Bahan Lucu-lucuan
-
Viral Sosok Misterius Tiduran di Jalan Tol, Pemobil Spontan Ucapkan Istigfar
-
Berjemur di Pantai Kuta, Wanita Syok Habiskan 2,6 Juta Usai Pijat Kaki dan Makan
-
Usai Hotman Paris Ngamuk-ngamuk, Bareskrim Usut Kartel Kremasi Jenazah Covid-19
-
Setelah Diprotes, Anies Bakal Dirikan Fasilitas Kremasi Jenazah di Jakarta
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
3 Fakta Korupsi Pajak: Kejagung Geledah Rumah Pejabat, Oknum DJP Kemenkeu Jadi Target
-
Warga Muara Angke Habiskan Rp1 Juta Sebulan untuk Air, PAM Jaya Janji Alirkan Air Pipa Tahun Depan
-
Drama Baru Kasus Ijazah Palsu Jokowi: Roy Suryo Cs Gandeng 4 Ahli, Siapa Saja Mereka?
-
MK Larang Polisi Aktif di Jabatan Sipil, Bagaimana Ketua KPK? Ini Penjelasan KPK!
-
Pertikaian Berdarah Gegerkan Condet, Satu Tewas Ditusuk di Leher
-
DPR Kejar Target Sahkan RKUHAP Hari Ini, Koalisi Sipil Laporkan 11 Anggota Dewan ke MKD
-
Siswa SMP di Tangsel Tewas Akibat Perundungan, Menteri PPPA: Usut Tuntas!
-
Klarifikasi: DPR dan Persagi Sepakat Soal Tenaga Ahli Gizi di Program MBG Pasca 'Salah Ucap'
-
Kondisi Terkini Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Masih Lemas, Polisi Tunggu Lampu Hijau Dokter
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh