Suara.com - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengaku belum bisa mencapai target testing 324.283 warga dalam sehari selama PPKM Darurat hingga PPKM Level 4. Salah satu penyebabnya adalah varian delta yang menular terlalu cepat sehingga membebani rumah sakit dan laboratorium.
"Karakteristik varian delta yang mudah menular memberikan tekanan yang cukup besar pada faskes dan laboratorium serta berbagai unsur lainnya sehingga menimbulkan potensi keterlambatan pencatatan," kata Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito dalam jumpa pers virtual, Kamis (22/7/2021).
Wiku juga berdalih bahwa strategi pemerintah saat ini berfokus melakukan testing kepada suspek dan kontak erat dari kasus terkonfirmasi positif Covid-19, bukan tes acak.
"Hal ini bertujuan untuk menurunkan angka positivity rate nasional yang sampai minggu ketiga Juli mencapai 28,27 persen, baik metode PCR dan rapid tes antigen dioptimalkan dalam kondisi ini," jelasnya.
Meski begitu, dia mengklaim angka testing Indonesia secara minggu masih sesuai dengan standar testing dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) 1:1.000 penduduk per pekan.
"Sebaiknya kita melihat data testing ini mingguan sesuai rekomendasi WHO, karena kalau dilihat harian akan sangat dinamis naik turunya, per pekan ketiga Juli 2021, indonesia telah mencapai 4 kali dari standar testing yang ditargetkan WHO," ungkap Wiku.
Diketahui, sejak 3 Juli saat memulai PPKM Darurat pemerintah menargetkan testing 324.283 orang per hari, namun target ini tak pernah tercapai hingga PPKM Darurat diubah nama menjadi PPKM Level 4.
Jumlah pemeriksaan spesimen melalui tes PCR dan Antigen terus menurun setiap harinya dari 14 Juli bisa memeriksa hingga 240 ribu spesimen, terus turun hingga 21 Juli hari ini hanya memeriksa 153 ribu spesimen.
Penurunan testing ini membuat jumlah kasus positif yang terdeteksi seolah terus menurun dari tertinggi 50 ribu per hari, kini berkisar antara 30-35 ribu.
Baca Juga: 3 Kelebihan Vaksin Covid-19 Moderna Lengkap dengan Efek Samping Vaksin Moderna
Berita Terkait
-
Bikin Covid Tak Terkendali, Warga Jakarta, Banten hingga Jateng Terbanyak Langgar Prokes
-
3 Kelebihan Vaksin Covid-19 Moderna Lengkap dengan Efek Samping Vaksin Moderna
-
Viral Biaya Kremasi Pasien Covid Capai Rp 80 Juta, Begini Versi Yayasan Rumah Duka Abadi
-
Cetak Sejarah! Kasus Covid Indonesia Tembus 3 Juta Orang, 1.449 Pasien Wafat dalam Sehari
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
Pohon Tumbang Teror Warga Jakarta, Pramono Anung: 62 Ribu Sudah Dirapikan, Cuaca Ekstrem Biangnya
-
KPK Bidik Raksasa Sawit Jadi Tersangka Korporasi di Kasus Suap Inhutani V
-
Menteri PANRB Rini Widyantini: Paguyuban PANRB Perkuat Ekosistem Birokrasi Kolaboratif
-
Orang Tua Wajib Waspada! Kapolri Sebut Paham Ekstrem Kini Susupi Hobi Game Online Anak
-
Aset Sudah Disita tapi Belum Diperiksa, KPK Beri Sinyal Tegas untuk Ridwan Kamil
-
Indonesia Resmi Akhiri KLB Polio Tipe 2, Menkes Ingatkan Anak-anak Tetap Harus Vaksin Sesuai Usia
-
Jaga Warga Diperluas hingga Pedukuhan, Kapolri Tekankan Penyelesaian Masalah Lewat Kearifan Lokal
-
Polisi: Pelaku Ledakan SMAN 72 Pesan Bahan Peledak Online, Kelabui Ortu Pakai Alasan Eskul
-
Kapolri dan Sri Sultan Pimpin Apel Jaga Warga, Perkuat Keamanan Berbasis Komunitas di DIY
-
Grebek Jaringan Online Scam, Otoritas Myanmar Tangkap 48 WNI