Suara.com - Hasil survei terbaru lembaga survei Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) yang menempatkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam 5 besar kandidat calon presiden yang memiliki tingkat popularitas tinggi dimaknai sebagi suatu hal yang penting. Belum lagi, dalam survei tersebut Demokrat berada di urutan ketiga soal elektabilitas.
Kepala Balitbang DPP Partai Demokrat Tomi Satryatomo menegaskan bahwa pesan terpenting dari hasil survei nasional ini adalah publik menginginkan regenerasi kepemimpinan nasional pada Pemilu 2024.
"Tabulasi silang yang dilakukan Indostrategic menunjukkan pemilih muda cenderung memilih kandidat capres yang lebih muda," kata Tomi kepada wartawan, Rabu (4/8/2021).
Tomi menjabarkan, kandidat capres yang lebih tua cenderung dipilih oleh generasi Baby Boomer (lahir 1945-1965) dan generasi sebelumnya yang lahir tahun 1925-1945). Namun menurutnya, pada perhelatan Pilpres 2024 nanti jumlah pemilih muda diprediksi akan mendominasi. Hal itu bisa mencapai angka 65 persen.
"Selama ini kita disuguhi angka elektabilitas tunggal atas tokoh-tokoh nasional dari berbagai lembaga survei, tapi tabulasi silang ini menunjukkan pada kita bahwa ada kelompok usia yang berbeda, memiliki preferensi yang berbeda," katanya.
Sementara itu, terkait dengan diklaimnya elektabilitas AHY yang selalu stabil di setiap hasil survei, Tomi menyebut hal itu disebabkan oleh sejumlah faktor.
"Faktor eksternal dijelaskan oleh survei tadi. Oleh publik, Mas AHY mewakili keinginan publik atas tokoh pemimpin muda yang segar, punya kapasitas dan kapabilitas serta bisa dengan percaya diri menjadi representasi Indonesia di panggung internasional," ucapnya.
"Ada juga faktor internal yaitu soliditas Partai Demokrat sendiri."
Untuk diketahui, survei tersebut dilakukan pada 23 Maret - 1 Juni 2021 di 34 provinsi di seluruh Indonesia melalui pendekatan face to face interview. Sedangkan untuk metode penarikan sampel dilakukan melalui multi-stage random sampling dengan jumlah sampel 2.400 responden. Di mana tingkat kepercayaan 95 persen dan level margin of error 2 persen.
Baca Juga: Demokrat Menilai Masyarakat Ingin Sosok Muda Jadi Pemimpin
Berita Terkait
-
Terungkap Alasan Pesawat Kepresidenan Warna Biru di Era SBY, Ada Kepentingan Politik?
-
Sindir Demokrat, Yusuf Muhammad: Gak Punya Malu, Dulu Korupsi Wisma Atlet Sekarang Pansos
-
Soal Pesawat Kepresidenan Dicat Ulang, Demokrat: Utang Pemerintah Sudah Banyak
-
Pasang Baliho di Mana-mana, Popularitas Puan Maharani dalam Survei Masih Kalah dari AHY
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Blitar, BMKG Ungkap Penyebabnya
-
Wamen KP hingga Menteri Ngaku Terbantu dengan Polisi Aktif di Kementerian: Pengawasan Jadi Ketat
-
Soal Larangan Rangkap Jabatan, Publik Minta Aturan Serupa Berlaku untuk TNI hingga KPK
-
FPI Gelar Reuni 212 di Monas, Habib Rizieq Shihab Dijadwalkan Hadir
-
Studi INDEF: Netizen Dukung Putusan MK soal Larangan Rangkap Jabatan, Sinyal Publik Sudah Jenuh?
-
FPI Siap Gelar Reuni 212, Sebut Bakal Undang Presiden Prabowo hingga Anies Baswedan
-
Sekjen PDIP Hasto Lari Pagi di Pekanbaru, Tekankan Pentingnya Kesehatan dan Semangati Anak Muda
-
Menag Klaim Kesejahteraan Guru Melesat, Peserta PPG Naik 700 Persen di 2025
-
Menteri PPPA: Cegah Bullying Bukan Tugas Sekolah Saja, Keluarga Harus Turut Bergerak
-
Menteri Dikdasmen Targetkan Permen Antibullying Rampung Akhir 2025, Berlaku di Sekolah Mulai 2026