Suara.com - Seorang pria di Australia yang sempat menolak untuk divasin Covid-19 meninggal dunia setelah terserang varian Delta.
Menyadur The Sun Kamis (5/8/2021), Aude Alaskar meninggal pada Selasa (3/8/2020) ketika ia sedang menjalani karantina setelah tertular Covid-19 dari istrinya.
Pria 27 tahun tersebut dilaporkan sempat menolak untuk divaksin. Menurut kerabat Aude, ia hanya khawatir efek samping dari vaksin.
Pria yang bekerja sebagai pengemudi truk forklift itu baru menikah dengan istrinya Yasmin enam minggu sebelum ia menghembuskan napas terakhir.
Khalid Thijeel, sepupu Aude, mengatakan jika saudaranya bukan anti-vaxxer, tetapi hanya khawatir efek samping dan ingin melihat bahaya apa yang muncul.
"Dia masih muda, dan menurut pemahaman saya dia ingin melihat apa efek jangka panjangnya, dia belum memiliki anak, tetapi apakah itu akan memengaruhi mereka?," katanya kepada Daily Mail Australia.
Thijeel mengatakan bahwa sepupunya merasa baik-baik saja dan tidak mengalami gejala apa pun sampai sekitar seminggu setelah dinyatakan positif Covid-19.
"Dia merasa baik, dia sarapan, menelepon keluarganya dan kemudian mandi sekitar pukul 4 sore (waktu setempat)," kata Thijeel.
Kematian Aude dilaporkan menjadi kasus kematian Covid-19 termuda saat menjalani karantina di New South Wales. Ia meninggal pada hari ke-13 isolasi.
Baca Juga: AS Lakoni Comeback Spektakuler untuk Melaju ke Final Basket Olimpiade Tokyo
Bash Mnati, sepupu Aude lainnya, mengungkapkan jika ia adalah pria sempurna dan pemain sepak bola yang bugar tanpa masalah kesehatan.
"Dia sangat baik, dia tidak pernah punya masalah dengan siapa pun. Dia baru saja menikah sekitar tiga bulan yang lalu." kata Mnati.
Kondisi kesehatan Aude diperiksa setiap hari oleh staf dari South-Western Sydney Local Health District. Namun, Dr Kerry Chant mengatakan dia tiba-tiba memburuk.
"Dia mengeluh merasa sedikit lelah dan tiba-tiba kondisi kesehatannya memburuk," ungkap Dr Chant.
Australian Technical Advisory Group on Immunisation menyatakan bahwa manfaat vaksin Covid-19 masih lebih besar daripada risiko yang ditimbulkan.
"Dalam wabah besar, manfaat vaksin COVID-19 AstraZeneca lebih besar daripada risiko efek samping yang jarang terjadi untuk semua kelompok umur," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Pramono Anung Kukuhkan 1.005 Pelajar Jadi Duta Ketertiban: Jadi Mitra Satpol PP
-
Hormati Putusan MK, Polri Siapkan Langkah Operasional Penataan Jabatan Eksternal
-
Istana Pastikan Patuhi Putusan MK, Polisi Aktif di Jabatan Sipil Wajib Mundur
-
Polemik Internal Gerindra: Dasco Sebut Penolakan Budi Arie Dinamika Politik Biasa
-
KPK Usut Korupsi Kuota Haji Langsung ke Arab Saudi, Apa yang Sebenarnya Dicari?
-
Boni Hargens: Putusan MK Benar, Polri Adalah Alat Negara
-
Prabowo Disebut 'Dewa Penolong', Guru Abdul Muis Menangis Haru Usai Nama Baiknya Dipulihkan
-
Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Sektor Energi hingga Kebebasan Sipil Disorot: Haruskah Reshuffle?
-
Hendra Kurniawan Batal Dipecat Polri, Istrinya Pernah Bersyukur 'Lepas' dari Kepolisian
-
400 Tersangka 'Terlantar': Jerat Hukum Gantung Ratusan Warga, Termasuk Eks Jenderal!