Suara.com - Organisasi relawan KawalCovid19 memberikan penilaian terhadap pelaksanaan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat alias PPKM oleh pemerintah, demi menekan anggka penularan dan kematian Covid-19.
Co-founder KawalCOVID19.id Elina Ciptadi memberikan nilai C untuk PPKM. Sebab, meskipun hasil dari PPKM sudah memperlihatkan adanya penurunan baik dari segi penambahan kasus hingga positivity rate, namun tetap saja kondisi pandemi Covid-19 belum bisa dikatakan masuk pada level aman.
"Dari saya C dengan catatan. Jadi seperti kaya misalnya sekarang gitu kasus sudah kelihatan sedikit turun, posivity rate sudah kelihatan sedikit turun, perbaikan-perbaikan," kata Elina dalam konferensi pers Diperpanjang (Lagi): Rapor Masyarakat untuk PPKM Level 4 secara virtual, Kamis (5/8/2021).
"Apakah perbaikan ini cukup? apakah perbaikan ini sudah dibilang level aman? Belum," tambahnya.
Sehingga Elina menganggap kalau pemberian rapor ini bukan semata-mata untuk kenaikan kelas, tetapi guna perbaikan lebih baik ke depannya. Adapun menurutnya pemerintah harus melakukan percepatan baik dari segi testing, vaksinasi hingga peningkatan fasilitas kesehatan terutama di luar daerah Jawa.
"Terutama di luar Jawa untuk mengantisipasi lonjakan dan sekarang itu sudah terjadi itu harus dilakukan supaya serba cepat, serba sekarang," tuturnya.
Lagipula Elina juga menilai kalau apa yang dilakukan pemerintah saat ini sama dengan membayar denda akibat ketertinggalan antisipasi di awal Covid-19 masuk ke Indonesia pada 2021. Sehingga mau tidak mau, pemerintah memang harus lebih gesit dalam melakukan penanganan Covid-19.
"Nah, konteksitas yang skrg itu sebetulnya kalau kita mau bisa kan? Tes bisa naik, vaksinasi percepatan bisa, dokter mendapatkan booster vaksin juga ternyata bisa."
Baca Juga: DLH Kabupaten Bekasi: Volume Sampah Turun 20 Persen Selama PPKM
Berita Terkait
-
Kemenkes RI Buka Suara Soal Varian Covid-19 Baru di Singapura, PPKM Bisa Kembali Berlaku?
-
Rayakan Lebaran Tanpa PPKM, Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1444 H
-
Cerita Deka Sempat Nakal Jadi Sopir Travel Gelap saat PPKM, Kini Bisa Bawa Pemudik Secara Legal
-
Wanti-wanti Ketua DPR saat Arus Mudik; Minta Pemerintah Urai Kemacetan, Masyarakat Waspada Penularan Covid
-
Mudik Lebaran Pertama Tanpa PPKM, Perhatikan 4 Hal Ini Agar Aman dan Nyaman!
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
800 Polantas Bakal Dikerahkan Blokade Sudirman-Thamrin di Malam Tahun Baru 2026
-
Kapuspen TNI: Pembubaran Massa di Aceh Persuasif dan Sesuai Hukum
-
Jangan Terjebak, Ini Skema Rekayasa Lalin Total di Sudirman-Thamrin Saat Malam Tahun Baru 2026
-
Viral Dosen UIM Makassar, Ludahi Kasir Perempuan Gegara Tak Terima Ditegur Serobot Antrean
-
Jadi Wilayah Paling Terdampak, Bantuan Akhirnya Tembus Dusun Pantai Tinjau Aceh Tamiang
-
Elite PBNU Sepakat Damai, Gus Ipul: Di NU Biasa Awalnya Gegeran, Akhirnya Gergeran
-
Ragunan Penuh Ribuan Pengunjung, Kapolda: 151 Polisi Disiagakan, Copet Nihil
-
Tolak UMP 2026, Buruh Bakal Gugat ke PTUN dan Kepung Istana
-
Kecelakan Hari Ini: Motor Kebut Tabrak Viar Pedagang Tahu Bulat di Kalimalang, Satu Pemuda Tewas
-
Buruh Tolak Keras UMP Jakarta 2026: Masa Gaji Bank di Sudirman Kalah dari Pabrik Panci Karawang