Suara.com - Taliban menggelar perayaan setelah pesawat terakhir Amerika Serikat yang membawa pasukan, hengkang dari Afghanistan.
Menyadur Al Jazeera Selasa (31/8/2021), pejuang Taliban menembakkan senjata ke udara saat pesawat AS lepas landas dari kota Kabul pada Senin (30/8/2021).
Kepala Komando Pusat AS Jenderal Marinir Frank McKenzie mengumumkan, pasukan terakhirnya sudah ditarik dari Afghanistan, Senin.
"Saya mengumumkan selesainya penarikan kami dari Afghanistan dan berakhirnya misi militer untuk mengevakuasi warga Amerika Serikat," kata McKenzie dari Pentagon.
Pasukan terakhir yang ditarik tersebut merupakan pasukan yang dikirim untuk mengevakuasi warga AS dan Afghanistan setelah Taliban kembali berkuasa.
Pesawat tersebut merupakan pesawat kargo C-17 dan lepas landas dari Bandara Internasional Hamid Karzai, satu menit sebelum tengah malam waktu Kabul.
Penerbangan terakhir tersebut juga berlangsung di bawah pengamanan ketat, menyusul dua serangan bom bunuh diri di bandara Kabul.
Negara Islam Provinsi Khorasan (ISKP) mengklaim bertanggung jawab melakukan bom bunuh diri yang menewaskan 175 orang, termasuk 13 tentara AS.
Taliban mengungkapkan jika kepergian AS dari Afghanistan merupakan momen bersejarah dan menjadi kemerdekaan penuh negara tersebut.
Baca Juga: Dewan Uni Eropa Rilis Rekomendasi Negara Aman COVID-19, Dua dari ASEAN Masuk Daftar
"Lima pesawat terakhir telah pergi, sudah berakhir!" ujar Hemad Sherzad, milisi Taliban yang ditempatkan di Bandara Internasional Hamid Karzai dikutip dari Associated Press, Selasa (31/8/2021).
"Saya tidak bisa mengungkapkan kebahagiaan saya dengan kata-kata ... pengorbanan kami selama (hampir) 20 tahun telah berhasil," sambungnya.
Setelah pesawat militer terakhir AS lepas landas dari Afghanistan, AS memindahkan misi diplomatik Afghanistan ke Qatar.
"Mulai hari ini, kami menangguhkan kehadiran diplomatik kami di Kabul dan mengalihkan operasi kami ke Doha, Qatar," kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken pada Senin (30/8/2021).
"Mengingat lingkungan keamanan yang tidak pasti dan situasi politik di Afghanistan, itu adalah langkah yang bijaksana," sambungnya.
Diplomat top AS tersebut memperkirakan bahwa sekitar 200 warga AS masih berada di Afghanistan dan masih diupayakan penjemputannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Sahroni Ditemukan Tewas, Dikubur Bersama 4 Anggota Keluarganya di Halaman Belakang Rumah
- Link Resmi Template Brave Pink Hero Green Lovable App, Tren Ubah Foto Jadi Pink Hijau
- Penuhi Tuntutan Demonstran, Ketua DPRA Setuju Aceh Pisah dari Indonesia
- Presiden Prabowo Tunjuk AHY sebagai Wakilnya ke China, Gibran ke Mana?
Pilihan
-
Mees Hilgers Main Lagi, Pelatih FC Twente Resmi Dipecat!
-
Mees Hilgers Tiba-tiba Kembali Masuk Starting XI FC Twente, Kok Bisa?
-
Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Taiwan, Trisula Baru Debut?
-
Maulid Nabi Muhammad SAW: Amalkan 3 Doa Ini, Raih Syafaat Rasulullah di Hari Spesial
-
Video Ibu Jilbab Pink Maki-maki Prabowo dan Minta Anies Jadi Presiden: Deepfake?
Terkini
-
Heboh, Kalimat 'Semoga Prabowo Cepat Meninggal' Terdengar di Siaran TV Korea
-
Rangkul Tokoh Publik, Puan Maharani Minta Maaf! DPR Janji Transformasi Usai Gelombang Protes
-
Kini Jadi Tersangka, Nadiem Makarim Dicap Sebagai Menteri Pendidikan Paling Buruk Sepanjang Sejarah
-
Bakar Ban saat Demo Berujung Petaka, Mahasiswa PMII Terbakar Selepas Massa Bakar Ban
-
Daftar Sanksi Ini Dijatuhkan kepada Bripka Rohmat, Sopir Kendaraan Taktis yang Tewaskan Affan
-
Aksi Kamisan Mengenang 21 Tahun Kepergian Munir, Tuntutan Keadilan Tak Pernah Padam
-
Nadiem Makarim Tersangka Ganda? KPK Siap Susul Kejagung dalam Kasus Google Cloud?
-
Pesan Prabowo yang Mampu Redam Kericuhan Banjir Pujian dari Golkar
-
Aksi Kamisan di Istana Negara Pasca-Demo Besar
-
Video Lawas Deddy Sitorus jadi Bahan Politisasi, Ini Kata Analis