Suara.com - Krisis pangan yang mendera Korea Utara mulai menunjukkan dampaknya. Beberapa warga dilaporkan menculik anak orang kaya dan meminta tebusan agar bisa makan.
Menyadur Daily Mail Minggu (5/9/2021), Radio Free Asia melaporkan, bulan lalu seorang gadis enam tahun menghilang saat bermain di tepi sungai di Kabupaten Songchon, utara Pyongyang.
"Dia diculik dan disandera oleh seorang pria berusia tiga puluhan yang tinggal di desa yang jauh dari rumahnya," kata sumber di Korea Utara.
"Penculik tahu keluarganya kaya dan bahkan mendapatkan nomor ponsel orang tuanya sebelum dia membawanya untuk mendapatkan uang tebusan."
Sumber, yang tidak disebutkan namanya mengatakan penculik telah mengunci gadis itu di sebuah kamar di rumahnya dan menuntut 500.000 won (sekitar Rp 6 juta) dari orang tuanya.
Polisi berhasil melacak telepon yang digunakan oleh penculik dan menangkapnya. Anak itu dikembalikan ke orang tuanya dan penculiknya sedang menunggu persidangan.
Kontak RFA lainnya melaporkan kasus serupa yang melibatkan seorang anak laki-laki berusia 10 tahun yang berjalan di sepanjang jalan di pusat Kabupaten Yangdok.
Seorang pria, yang tampaknya berusia empat puluhan, berhenti di samping anak itu dengan sepeda motornya dan menawarinya tumpangan pulang.
Bocah itu kemudian menyadari bahwa dia diculik dan berhasil melarikan diri lalu melaporkan kejadian itu ke polisi, yang menahan pria itu.
Baca Juga: Korea Utara Tolak 3 Juta Dosis Vaksin China, Alasannya Negara Lain Lebih Butuh
"Dia mengaku meminjam sepeda motor temannya untuk meniru adegan film asing di mana aktor menyandera uang tebusan," kata sumber itu.
"Dia bilang dia tidak punya makanan untuk dimakan dan menderita kelaparan."
Daily NK yang berbasis di Korea Selatan melaporkan dua kasus penculikan anak lebih lanjut di Provinsi Ryanggang, di perbatasan utara Korea Utara dengan China.
Belakangan pada bulan yang sama, pihak berwenang menangkap seorang pria saat hendak naik kereta api di stasiun Hyesan dengan seorang anak berusia lima tahun yang telah diculik dengan tujuan untuk menuntut uang tebusan.
Penduduk setempat di daerah itu mengatakan ada kecemasan yang meningkat di antara orangtua atas penculikan baru-baru ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda
-
Karen Agustiawan Ungkap Pertemuan Pertama dengan Anak Riza Chalid di Kasus Korupsi Pertamina