Suara.com - Menjelang didepak dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 30 September 2021, sejumlah pegawai KPK yang tidak lolos TWK mengalami dugaan peretasan. Pihak tidak bertanggung jawab diduga berupaya untuk mengambil alih aplikasi pesan mereka.
Christie salah satu pegawai KPK nonaktif, yang mengalami peretasan, menduga upaya itu bentuk intimidasi terhadap perjuangan mereka yang tetap melawan atas pemecatan terhadap mereka.
“Mungkin intensi mereka untuk mengintimidasi kami," kata Christie saat dihubungi Suara.com pada Selasa (28/9/2021).
Ia mengaku tidak tahu alasan pelaku meelakukan peretasan. Padahal dirinya dan Novel Baswedan Cs hanya tinggal dua hari lagi disingkirkan dari lembaga antirasuah.
“Kami sudah tinggal dua hari jadi pegawai KPK, jadi kurang paham juga manfaatnya (peretasan) apa,” ujarnya.
Peretasan yang dialami kata Christie, terjadi pada Senin (27/9/2021) sekitar pukul 16.30 WIB. Tepat saat mereka membuka posko ‘Kantor Darurat Pemberantasan Korupsi' di depan Kantor Dewas KPK, Kuningan, Jakarta Selatan.
Awalnya dugaan peretasan terjadi pada aplikasi Telegram miliknya.
“Saya dapat notifikasi telegram saya ada percobaan masuk dan meminta OTP. Tapi tidak berhasil karena memang bukan saya yang request, dicek di activities telegram memang ada dari device lain jadi langsung saya terminate,” ungkapnya.
Setelah itu, dugaan peretasan juga menyerang aplikasi WhatsApp miliknya.
Baca Juga: Sejumlah Pengunjuk Rasa dari BEM SI yang Menggelar Aksi di KPK Alami Peretasan
“Saya cek WhatsApp, ternyata otomatis ke sign out. Saya coba masuk lagi, OTP dikirim via SMS ke nomor saya namun tidak masuk,” paparnya.
Namun upaya peretasan itu, hanya berlangsung sekitar satu jam, karena Christie berhasil memulihkan kedua aplikasi pesannya itu.
Sebelumya Penyidik nonaktif KPK Ronald Paul Sinyal mengungkapkan ada dugaan upaya peretasan yang menimpa rekannya sesama pegawai KPK yang akan dipecat.
"Diambil nomornya sama orang yang enggak dikenal," ujar penyidik , Ronald Paul Sinyal, di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi, Jakarta Selatan, Senin (27/9/2021).
Dia mengatakan peretasan menimpa sekitar delapan pegawai nonaktif KPK. Adapun mereka Christie Afriani, A. Damanik, Rieswin Rachwell, Harun Al Rasyid, Waldi Gagantika (WG), Qurotul Aini (QA), Tri Artining Putri, dan Nita Adi Pangestuti.
Ronald menuturkan peretasan itu dilakukan terhadap aplikasi WhatsApp dan Telegram para pegawai nonaktif. Peristiwa itu terjadi saat mereka menggelar 'Kantor Darurat Pemberantasan Korupsi.' Sekaligus bersamaan dengan selesainya, aksi unjuk rasa yang digelar ratusan massa Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di dekat Gedung Merah Putih KPK.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka