Suara.com - Sebanyak 57 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diberhentikan usai tak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) dengan alasan mereka sudah tidak bisa dibina lagi. Meski begitu, nyatanya ada beberapa pegawai yang ditawarkan untuk pindah ke perusahaan di bawah naungan BUMN.
Eks penyidik senior KPK, Novel Baswedan mengatakan penawaran itu sudah dilakukan kepadanya pada 2016 silam. Diminta menemui pimpinan KPK, Novel malah diminta ke luar dan ditawarkan pindah ke lembaga lain.
Sementara itu pegawai lainnya ada juga yang disuruh mengisi formulir bersedia mengundurkan diri dan akan dicarikan tempat di BUMN ataupun lembaga lainnya.
"Kalau memang itu normal, kalau memang dianggap merah, dianggap tidak bisa dibina atau apapun stigma-stigma jahat yang mereka bikin, terus kenapa mau ditempatkan di BUMN? Kenapa mau disalurkan?" kata Novel dalam wawancara ekslusif bersama Suara.com bertema G30S/TWK: Operasi "Membunuh" KPK yang dikutip, Jumat (1/10/2021).
Novel menilai kalau penawaran-penawaran tersebut hanya omong kosong yang disampaikan kepada pegawai-pegawai KPK. Sebuah rencana jahat yang disebut Novel hanya untuk menyingkirkan pegawai-pegawai KPK.
"Bayangkan, orang yang berjuang untuk negara bukan sekedar mau dicampakkan, tapi juga mau dibunuh hak perkataannya. Jahat enggak tuh?," ungkapnya.
Menurutnya apa yang dilakukan terhadap 57 pegawai KPK tersebut tidak bisa menjadi pelajaran terutama bagi penerus. "Saya kira itu pelajaran yang buruk," ucapnya.
Sementara itu, eks penyidik senior KPK lainnya yakni Herbert Nababan mempertanyakan kewenangan para pimpinan yang seenaknya mengatur pegawai untuk pindah ke BUMN.
Baca Juga: Dipaksa Pergi Lewat Serangan Fisik, Novel Baswedan: Bukan Cuma Saya, Teman juga Banyak
"Emangnya siapa Firli, Alex Marwata, Lili Pintauli bisa sewenang-wenang mengatur saya ke BUMN," kata Herbert.
Senada dengan Novel, rayuan pindah ke BUMN tersebut justru menjadi tanda tanya pada hasil TWK. Sudah jelas dikatakan oleh Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, sebanyak 51 orang dinyatakan tidak bisa dibina, karena rapor TWKnya merah.
"Apakah tempatnya KPK saja yang pancasilais? Apakah kementerian atau kah BUMN adalah tempat orang yang tidak pancasilais?," tanyanya.
Ia mengaku tidak menerima tawaran untuk pindah ke BUMN. Namun ia mendengar beberapa pegawai yang tidak lulus TWK ditawarkan pindah ke BUMN oleh atasannya langsung.
Hal tersebut juga menimbulkan pertanyaan bagi Herbert. Kalau memang bekerja di BUMN merupakan program yang sengaja dibuat oleh pimpinan, mengapa informasinya malah disampaikan secara sembunyi-sembunyi.
Berita Terkait
-
Dipaksa Pergi Lewat Serangan Fisik, Novel Baswedan: Bukan Cuma Saya, Teman juga Banyak
-
Benarkah Novel Baswedan dan Pegawai KPK yang Dipecat Berjuang Hanya karena Gaji?
-
Pertanyaan Absurd TWK: Pegawai KPK Ditanya Suka Video Porno hingga Dibikin Nangis
-
Novel Pertanyakan Komitmen Jokowi: Kita Mau Negara Maju atau Bikin Nyaman Koruptor?
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Malaysia Ikut Buru Riza Chalid, Benarkah Buronan Kakap Ini Benar Jadi Menantu Keluarga Sultan?
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny Telan Puluhan Nyawa Santri, Ini Perintah Tegas Prabowo ke Menteri-Gubernur
-
Terjatuh Saat Terjun Payung di Rangkaian HUT TNI, Praka Marinir Zaenal Mutaqim Meninggal Dunia
-
BNPB Ungkap Kendala Evakuasi Santri Al Khoziny: Satu Beton 'Jebakan' Ancam Runtuhkan Sisa Gedung
-
Paspor Dicabut, Riza Chalid dan Jurist Tan Kini Berstatus Tanpa Negara, Bisa Lolos dari Jerat Hukum?
-
Kronologi Gugurnya Prajurit Elite Marinir Praka Zaenal, Parasut Mengembang Namun Takdir Berkata Lain
-
Tragedi Jelang HUT TNI, Prajurit Intai Amfibi Praka Zaenal Gugur Dalam Insiden Terjun Payung
-
Prabowo Perbarui Aturan Seleksi Pemimpin TNI, Utamakan Kompetensi Ketimbang Senioritas
-
Update Tragedi Ponpes Al Khoziny: 23 Jasad Ditemukan dalam 24 Jam, Total Korban Tewas Jadi 39 Orang
-
Bangunan Ponpes Al Khoziny Ambruk, Prabowo Minta Cek Semua Infrastruktur Pesantren!