Suara.com - Para petani di India bersumpah untuk mengintensifkan protes mereka selama berbulan-bulan usai sembilan orang tewas dalam insiden yang terjadi saat demonstrasi terkait Undang Undang Pertanian pada Minggu (3/10/2021) di Distrik Lakhimpur Kheri, negara bagian Uttar Pradesh.
Mengutip Aljazeera, Selasa (5/10/2021), ketegangan yang terjadi pada demonstrasi 3 Oktober lalu dipicu oleh tewasnya empat pendemo setelah ditabrak oleh mobil milik Menteri Negara Bagian untuk Dalam Negeri, Ajay Mishra.
Setelah menabrak para pendemo, sopir mobil tersebut beserta tiga anggota Partai Bharatiya Janata (BJP) yang ada di dalam mobil tersebut dihajar hingga tewas oleh para pendemo.
Polisi juga menemukan mayat seorang jurnalis lokal di tempat kejadian tersebut, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang bagaimana jurnalis itu dibunuh.
Pemerintah Uttar Pradesh pada Senin (4/10/2021) mengumumkan akan memberikan kompensasi sebesar 4,5 juta rupee atau sekitar 861 juta rupiah kepada keluarga korban.
Pemerintah negara bagian tersebut juga mengatakan seorang pensiunan hakim Pengadilan Tinggi akan menyelidiki insiden tersebut.
Ketegangan demonstrasi yang menyebabkan sembilan orang tewas tersebut justru membuat para petani semakin menggaungkan protes mereka terhadap UU yang kontroversial.
“Kami akan mengintensifkan agitasi kami di Uttar Pradesh dan bagian lain negara itu untuk menyoroti penderitaan para petani yang tidak bersalah,” kata Dharmendra Malik, pemimpin senior Serikat Bharatiya Kisan, kepada kantor berita Reuters.
“Pemerintah mungkin mencoba mendiskreditkan pergerakan selama 10 bulan ini, tetapi kami akan tetap damai dalam perjuangan kami,” pungkasnya. (Jacinta Aura Maharani)
Baca Juga: Fakta Baru Aksi Mahasiswa Unijaya: Honor Menunggak 2 Tahun, Tuntut Oknum Dosen Dicopot
Berita Terkait
-
Fakta Baru Aksi Mahasiswa Unijaya: Honor Menunggak 2 Tahun, Tuntut Oknum Dosen Dicopot
-
Dipaksa Aparat Bubar, Ribuan Pendukung Pemerintah Sipil di Sudan Ditembaki Gas Air Mata
-
Demo BEM yang Dibubarkan Dosen Pakai Sapu Berujung Pelaporan, Rektor Unijaya: Prihatin
-
Bakar Ban, Mahasiswa Minta Bima Arya Copot Kepala Bapenda Kota Bogor, Ini Penyebabnya
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Pengamat Intelijen: Kinerja Listyo Sigit Bagus tapi Tetap Harus Diganti, Ini Alasannya
-
Terungkap! Rontgen Gigi Hingga Tato Bantu Identifikasi WNA Korban Helikopter Kalsel
-
Misteri Dosen UPI Hilang Terpecahkan: Ditemukan di Lembang dengan Kondisi Memprihatinkan
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
IPI: Desakan Pencopotan Kapolri Tak Relevan, Prabowo Butuh Listyo Sigit Jaga Stabilitas
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?
-
SBY: Seni Bukan Hanya Indah, Tapi 'Senjata' Perdamaian dan Masa Depan Lebih Baik