Suara.com - Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang salah satu tahapannya akan memilih presiden dan wakil presiden, kemungkinan bisa saja diikuti satu pasangan calon.
Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid dalam diskusi daring yang membahas kontestasi politik lima tahunan tersebut.
"Tak menutup kemungkinan bahwa Pilpres 2024, itu juga hanya akan diikuti satu pasangan calon tidak menutup kemungkinan," ujar Jazilul pada Rabu (27/10/2021).
Menurut Jazilul, kehadiran satu paslon, capres-cawapres dimungkinkan karena terimbas Pandemi Covid-19 yang sudah dua tahun terakhir terjadi di tanah air.
"Karena dampak dari pandemi ini dan memaksa partai-partai dapat bersatu menemukan calon siapa yang paling baik untuk mengatasi keadaan, tetapi meskipun ini mungkin terjadi jauh dari kemungkinan yang ada," tutur Jazilul.
Sebelumnya, PKB mengupayakan terbentuknya tiga poros koalisi menyongsong Pilpres 2024.
Upaya membentuk tiga poros itu tidak terlepas untuk menghadirkan pasangan capres dan cawapres lebih dari dua.
Jazilul menilai, pembentukan tiga poros menjadi penting, salah satunya mencegah terjadinya polarisasi dan politik identitas, seperti pada Pilpres 2019.
Diketahui Pilpres 2019, pun begitu periode sebelumnya hanya menghadirkan dua pasangan capres, yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Baca Juga: Cegah Polarisasi Masyarakat, PKB Ingin Hadirkan Tiga Poros di Pilpres 2024
"Oleh karena itu posisi kami atau saya selaku pengurus PKB kami akan menyiapkan Pilpres ini supaya tidak terjadi politik identitas dengan melakukan upaya-upaya dengan terbentuknya poros lebih banyak minimal tiga poros," kata Jazilul.
Jazilul juga menyampaikan soal upaya PKB yang mencoba mimpin pembentukan salah satu dari tiga poros.
"Dan PKB berupaya untuk meminpin satu poros," ujarnya.
Jazilul berharap kehadiran tiga pasangan calon dapat terwujud pada 2024. Jika dilihat dari ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen, PKB optimis tiga pasangan calon bisa dihadirkan.
"Kalau besok terjadi dua pasangan calon saya yakin politik identitas akan terjadi. Karena nanti akan ada pembelahan antara calon presiden yang menggunakan isu agama, isu etnis maupun isu menjatuhkan salah satu karena terjadinya dua kubu," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Kejagung Dalami Jejak Korupsi Chromebook Sampai ke 'Ring 1' Nadiem Makarim
-
Terungkap! Alasan Sebenarnya APBD DKI Jakarta Numpuk Rp14,6 Triliun! Bukan Deposito, Tapi...?
-
Kejati Jakarta Bongkar Skandal LPEI: Negara 'Dibobol' Hampir Rp 1 Triliun
-
Ketua Majelis Hakim Heran, PT WKM Pasang Patok di Wilayah IUP Sendiri Malah Dituntut Pidana
-
Setahun Jadi Penyeimbang Pemerintahan Prabowo, Apa Saja yang Disorot PDI Perjuangan?
-
Rencana Soeharto Digelari Pahlawan Nasional, Amnesty: Reformasi Berakhir di Tangan Prabowo
-
Pramono Anung Tegaskan Santri Bukan Sekadar Simbol Religi, tapi Motor Peradaban Jakarta
-
AI 'Bunuh' Media? Investor Kelas Kakap Justru Ungkap Peluang Emas, Ini Syaratnya
-
Mandiri Mikro Fest 2025, Langkah Bank Mandiri Perkuat Pertumbuhan Ekonomi Kerakyatan
-
Siasat Licik Bandar Libatkan Anak Jadi Kurir Narkoba, Bareskrim: Supaya Gampang Lepas!