Suara.com - Wakil Direktur Human Rights Watch untuk Asia, Phil Robertson mengatakan persidangan Aung San Suu Kyi jauh dari kata bebas dan tidak adil.
Menyadur Euro News Rabu (27/10/2021), ia menyebut junta militer membungkam pengacara Suu Kyi agar tak bicara pada media terkait sidang pemimpin Myanmar yang digulingkan ini.
"Ada upaya sadar untuk menjaga agar laporan dari persidangan tidak menyebar ke masyarakat luas," katanya pada Euronews.
"Ini adalah ringkasan serius dari standar 'percobaan bebas dan adil' yang kita lihat terjadi sekarang di Naypyidaw."
Itu terjadi saat puncak KTT ASEAN yang berlangsung tanpa Myanmar di mana jenderal Min Aung Hlaing dilarang menghadiri pertemuan itu sebagai protes atas kudeta militer Februari lalu.
Satu-satunya laporan langsung dari proses persidangan, yang dimulai pada bulan Juni, berasal dari pengacara dan rekan terdakwa.
Sesi itu tertutup untuk wartawan juga publik dan persidangan belum bisa diliput oleh media yang dikendalikan negara.
Terbaru, Aung San Suu Kyi memberi kesaksian di persidangan pada hari Selasa.
Seperti penjelasan sebelumnya, informasi tentang persidangan sulit didapat karena penguasa militer Myanmar melakukan tindakan keras terhadap okenum yang memiliki perbedaan pendapat.
Baca Juga: Hadiri KTT ASEAN, Presiden Joe Biden Turut Kecam Junta Militer Myanmar
Pekan orang-orang yang ditahan karena protes kekuasaan militer sempat dibebaskan dari penjara. Tapi beberapa ditangkap kembali, yang lain tetap di penjara.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Aksi Culas Bos Pangkalan Elpiji Terbongkar, Oplos Tabung Gas hingga Raup Rp70 Juta Saban Bulan
-
Singgung Sorotan Negatif Program MBG di Media Sosial, DPR Desak Pemulihan Kepercayaan Publik
-
Dapur MBG Penyebab Keracunan di SDN Gedong Tak Bersertifikat, Komnas PA Tuntut Tanggung Jawab Hukum
-
Anggota DPR Desak 'Rebranding' Program Makan Bergizi: 'Gratis'-nya Dihapus, Konotasinya Negatif
-
22 Siswa SDN 01 Gedong Diduga Keracunan MBG, Pramono Anung Enggan Berkomentar
-
Tinjau Langsung Ponpes Al Khoziny yang Ambruk, Begini Pesan Menag Nasaruddin Umar
-
Marak Kasus Keracunan, Komnas PA Tolak Guru Jadi Bahan Uji Coba Sampel MBG
-
Gelar Aksi di Monas, Ibu-Ibu Kritik MBG: 8.649 Anak Keracunan Bukan Sekadar Angka Statistik!
-
Respons Krisis MBG, Menkes 'Potong Birokrasi', Gandeng Mendagri untuk Fast-Track Sertifikat Higienis
-
Takjub Adab Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir, Amien Rais Terenyuh: Buat Saya Artinya Dalam