Suara.com - Biro Investigasi Federal Amerika (FBI) dituding kerap memaksa umat Muslim untuk melakukan aksi teror dalam sejumlah operasi pascaserangan teroris pada 11 September 2001.
Dalam laporan yang dirilis Human Rights Watch, aparat keamanan di Amerika telah membelokkan penegakan hukum dan mengejar ancaman utama. HRW mengeksaminasi 27 kasus dari penyelidikan hingga ke pengadilan dan mewawancarai 215 irang, termasuk mereka yang telah divonis bersalah di pengadilan, keluarga terpidana, kuasa hukum, jaksa dan hakim.
“Dalam beberapa kasus, FBI telah menciptakan sendiri teroris dengan cara membujuk individu tertentu melakukan aksi teror. Dari laporan tersebut, setengah dari terpidana kasus teroris mengalami hal itu yaitu dipaksa oleh aparat untuk melakukan aksi teror," tulis laporan tersebut
“Warga Amerika diberitahu bahwa pemerintah menjaga mereka tetap aman dengan cara mencegah dan menghukum para teroris di dalam negeri. Tetapi, apabila dilihat lebih dekat maka anda akan sadar bahwa mereka yang telah divonis itu tidak pernah berencana melakukan aksi terr apabila tidak disuruh oleh aparat keamanan,” kata Andrea Prasow, Wakil Direktur HRW di Washington.
Laporan itu juga memberi contoh empat Muslim yang melakukan serangan ke markas militer Amerika di New York. Hakim dalam kasus itu menyebutkan, ide untuk menyerang markas militer itu datang dari pemerintah dan mereka menyediakan semua peralatan serta menyingkirkan hambatan yang mungkin terjadi saat dilakukan serangan.
Human Rights Watch juga menyebutkan, FBI kerap menargetkan orang dengan masalah mental atau daya pikir rendah sebagai pelaku serangan teror. Contohnya Rezwan Ferdaus yang dihukum 17 tahun penjara di usia 27 tahun karena menyerang Departemen Pertahanan dan Kongres dengan pesawat tanpa awal mini yang diisi dengan alat peledak. (AFP)
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka