Suara.com - Seorang musisi asal Malaysia dicekal karena dianggap menghina China serta mendukung kemerdekaan Taiwan dan Hong Kong.
Menyadur NBC News Kamis (28/10/2021), Namewee dicekal setelah membuat lagu balada barunya yang berjudul Fragile.
Lagu berbahasa Mandarin tersebut baru dirilis satu minggu yang lalu di media sosial YouTube dan menampilkan penyanyi keturunan Tionghoa Australia, Kimberley Chen.
Lagu tersebut masuk genre romantis yang catchy dengan lirik bercerita tentang menghancurkan hati yang rapuh.
Lagu tersebut dianggap penuh dengan simbol, idiom dan metafora yang mengejek dan mengkritik terhadap little pink, tentara sukarelawan China di dunia digital.
Kelompok tersebut membentuk inti elemen nasionalisme dunia maya China, dan sangat sensitif terhadap kritik apa pun terhadap Presiden Xi Jinping.
"Saya [secara etnis] Tionghoa. Apakah saya menghina diri saya sendiri?” kata Namewee (nama asli Wee Meng Chee) dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di akun Instagram-nya.
Namewee mengatakan dia adalah pencinta budaya China dan dia telah berkeliling di negara tersebut sebagai backpacker selama bertahun-tahun.
Musisi tersebut juga mengatakan dia tidak menentang orang-orang China dan mengklaim menghormati banyak teman di China.
Baca Juga: Siap Dipasarkan di Malaysia, Suzuki Hayabusa Dibanderol Rp 380 Juta Plus
"Saya tidak ingin pergi ke China karena terlalu banyak sensor dan pembatasan, dan saya khawatir itu akan memengaruhi kreativitas dan pekerjaan saya. Saya tidak ingin kehilangan niat asli dari kreasi saya. Itu saja," kata pria berusia 38 tahun itu.
Lahir di Muar, Johor, Malaysia pada tahun 1983, Namewee memiliki rekam jejak panjang sebagai tokoh kontroversial.
Namewee sempat ditangkap dan ditahan beberapa kali karena lagu dan video hasil karyanya dianggap menghina agama dan ras lain.
Video musik terbaru Namewee dipenuhi dengan objek, dekorasi, dan kostum berwarna pink. Dalam video tersebut juga ditampilkan panda menari dan boneka mainan berbentuk kelelawar.
Setelah memulai debutnya di YouTube pada 15 Oktober, video tersebut telah ditonton jutaan kali dan trending di wilayah berbahasa China seperti Hong Kong, Taiwan, Malaysia, dan Singapura. Hingga Kamis (28/10/2021), video musik Namewee tersebut telah mengumpulkan lebih dari 18,6 juta tampilan.
Lagu tersebut sambutan dari para penggemar karena rasa humor dan kejujurannya, tetapi langsung dicekal dan dilarang di China.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?
-
Geger Mark-Up Whoosh, Mahfud MD Siap Dipanggil KPK: Saya Akan Datang
-
Detik-detik Atap Lapangan Padel Taman Vila Meruya Ambruk Diterjang Badai Jakarta
-
Kemenag Minta Dosen PTK Manfaatkan Beasiswa Riset LPDP, Pembiayaan Hingga Rp 2 Miliar