Suara.com - Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Nurlia Dian Paramitha mengkhawatirkan pemerintahan pada 2024 tidak lagi stabil, imbas dari pelaksanaan Pemilu dan Pilkada serentak 2024.
Dikatakan Paramitha, sebabnya adalah kehadiran presiden terpilih yang jauh hari sudah dapat diketahui sebelum tanggal pelantikannya pada Oktober 2024. Hal itu bisa terjadi kapan pun tanggal pencoblosan dilakukan, baik Februari sebagaimana usul KPU, atau pada 15 Mei yang merupakan usul pemerintah.
"Misalnya, saya kebayang misalnya Februari itu nanti jadi, atau Mei, menuju nanti dilantik (itu) kemudian Presiden jadi ada dua gitu," kata Paramitha, dalam acara diskusi publik, Minggu (31/10/2021).
Kehadiran presiden terpilih hasil Pemilu atau Pilpres 2024 itulah kemudian yang dikhawatirkan bakal memicu pemerintahan tidak stabil. Karena menurut Paramitha, nantinya partai politik diyakini justru bakal lebih merapat kepada presiden terpilih.
"Nah, kira-kira bagaimana partai politiknya itu, merapatnya kepada presiden terpilih, gitu kan. Ini juga bikin agak-agak chaos gitu takutnya ya. Jadi pemerintahan jadi tidak stabil gitu," ujar Paramitha.
Oleh karena itu, ia mengingatkan kepada para penyelenggara Pemilu untuk dapat mempertimbangkan hal tersebut, termasuk demi mengantisipasi terjadinya pemerintahan yang tidak stabil.
Tanggal Belum Pasti Pancing Spekulasi
Sebelumnya, Dewan Penasihat Pertimbangan Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini, menyebut belum adanya kepastian penyelenggaraan Pemilu 2024 bisa berimplikasi memunculkan kontroversi dan spekulasi. Belum lagi pemerintah menyodorkan tanggal penyelenggaraan yang dianggap baru pertama kali terjadi.
"Memang baru pertama kali pemerintah itu menyodorkan tawaran hari pemungutan suara. Itu baru di menjelang 2024 ini. Sebelum-sebelumnya di era reformasi itu tidak pernah terjadi," kata Titi dalam sebuah diskusi bertajuk 'Memprediksi Kemunculan Capres ala Pembagian Wilayah Penanganan Covid', Jumat (15/10/2021).
Baca Juga: Timsel KPU Dan Bawaslu Diminta Buka Riwayat Hidup Kontestan ke Publik
Titi menjelaskan, hal tersebut bisa menimbulkan implikasi dan memunculkan kontroversi dan spekulasi. Pembahasan penetapan pemilu akhirnya justru akan melebar kemana-mana.
"Implikasinya adalah selain menjadi pertanyaan soal kepastian penyelenggaraan Pemilu 2024, juga dia menghadirkan kontroversi dan spekulasi. Dia melebar ke hal-hal yang tidak perlu, antara lain dikait-kaitkan dengan kepastian penyelenggaraan Pemilu-nya, jadi atau tidak? Lalu soal penundaan Pemilu dan sebagainya," tuturnya.
Lebih lanjut, Titi khawatir jika begitu nantinya akan menjadi kontraproduktif. Sejak awal, kata dia, publik sudah berharap mendapatkan kepastian dari pemungutan suara.
"Sebab, 2024 akan menjadi Pemilu paling rumit, paling kompleks, dalam sejarah elektoral Indonesia akibat penyelenggaraan Pileg Pilpres dan Pilkada pada tahun yang sama meskipun hari pemungutan suaranya berbeda bulan," tuturnya.
"Tapi ini adalah agenda elektoral paling besar, paling rumit, paling kompleks, sepanjang sejarah elektoral Indonesia," sambungnya.
Usulan Pemerintah
Berita Terkait
-
Soal Calon di Pilpres 2024, Ketua DPD PDIP Manut Megawati
-
Didominasi Pemilih Milenial dan Gen Z, Tokoh Muda Berpotensial Maju di Pilpres 2024
-
Jokowi Mania Dukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, Tak Bersentuhan dengan Partai!
-
Muncul Dorongan Duet Cak Imin-Amran Sulaiman untuk Pilpres, Waketum PKB: Setuju!
-
Gelar Bimtek di Bali, Partai Berkarya Muchdi PR Fokus Persiapan Pemilu 2024
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Eks Danjen Kopassus Soenarko Santai Hadapi Wacana Abolisi: Kasus Makar Saya Cuma Rekayasa dan Fitnah
-
Pemerintah Bakal Kirim 500 Ribu TKI ke Luar Negeri Tahun Depan, Ini Syarat dan Sumber Rekrutmennya
-
5 Fakta Panas Kasus Ijazah Palsu Wagub Babel: Kampus Ditutup, Diperiksa 5 Jam Penuh
-
Menkes Wacanakan Hapus Rujukan Berjenjang BPJS, Begini Repons Pimpinan DPR
-
Wagub Babel Hellyana Diperiksa 5 Jam Terkait Ijazah Palsu, Statusnya Jadi Tersangka?
-
DPD RI Dorong Sinergi Lokal-Global, Perkuat NTB Sebagai Etalase Pariwisata dan Energi Bersih
-
4 Fakta Pilu Bencana Longsor Cilacap: 21 Warga Masih Dicari, Tanah Terus Bergerak Ancam Tim SAR
-
Firli Bahuri Sambut Rencana Amnesti: Desak SP3 untuk Akhiri Status Tersangka Menggantung
-
Tragedi Longsor Cilacap: Belasan Rumah Terkubur, 20 Warga Masih dalam Pencarian Dramatis
-
Gegara Rokok, Bripda TT Tega Aniaya 2 Siswa SPN Hingga Viral, Kapolda NTT Tak Tinggal Diam