Suara.com - Nama-nama di tulisan ini diubah untuk melindungi identitas.
Pada Mei 2019, Sophia* mulai berkomunikasi dengan Aaron* melalui situs kencan.
Sophia berangan-angan berumah tangga dan menikah. Aaron mengatakan hal serupa. Keduanya berbicara lebih dalam, dan hubungan mereka berjalan cepat.
Sophia tidak pernah menduga di kemudian hari, dia tidak hanya gagal punya pasangan tetapi juga menanggung utang 300.000 (sekitar Rp5,8 miliar), setelah menyerahkan uang kepada pria yang dikenalnya.
Ia menceritakan pengalamannya itu kepada BBC Asian Network di Inggris, dan mengatakan ia adalah korban "penipuan asmara", dan menghendaki aplikasi kencan menempuh langkah lebih ketat untuk mencegah praktik itu.
'Kredit rumah palsu'
Sophia, dan lelaki yang dianggapnya sebagai pasangannya itu, mulai membicarakan rencana membeli rumah bersama - sekali pun belum pernah bertemu langsung.
Melihat ke belakang, Sophia merasa ia diberitahu "banyak kebohongan" tentang masa depan mereka.
Dikatakannya pria itu membuat dokumen kredit rumah palsu dan surat elektronik palsu dari pengacara. Ia menjual mimpi, dan pada dasarnya Sophia percaya saja.
Sophia mengirim uang dalam jumlah besar kepada Aaron sebagaimana diminta sebagai bagian dari rencana masa depan untuk membeli rumah.
Baca Juga: Cara Berkencan Lewat Tinder, Anti Salah Pilih Pasangan Kencan Online
"Saya mengambil kredit dan menarik tabungan yang totalnya sekitar 50.000-60.000.
"Lalu saya meminjam uang banyak dari keluarga dan teman-teman."
Secara keseluruhan, Sophia mengaku telah mengirim sekitar 300.000 (sekitar Rp5,8 miliar) kepada pria tersebut.
Baca juga:
- 'Aku benar-benar bodoh', pengalaman pria Inggris yang terjerat pernikahan palsu, dan tertipu Rp3,6 miliar
- Pengantin pesanan China: 'Saya dilecehkan secara seksual, anak saya diejek anak pelacur'
- Kisah korban penipuan di dunia maya yang diminta beradegan seks
Sophia bukanlah korban penipuan asmara satu-satunya di Inggris.
Menurut UK Finance, asosiasi sektor perbankan dan keuangan Inggris, terjadi 20% peningkatan transfer bank yang ada kaitannya dengan penipuan asmara antara 2019 hingga 2020.
Ketika si pria meminta lagi uang 50.000 (setara dengan Rp967 juta), Sophia memutuskan untuk mempertanyakan hal yang dialaminya.
Ia menghubungi bank yang ia yakini menyimpan rekening bersama atas namanya dan atas nama Aaron. Bank memberitahu nama Sophia tidak tercantum di rekening.
"Saya merasa tanah yang saya pijak ambles. Saya tidak percaya. Saya merasa bagai mengalami mimpi buruk sekali," ungkapnya.
"Kita melihat ada cerita, membaca cerita, kita mendengar cerita orang lain, tapi kita merasa kita tidak akan mengalaminya.
"Tapi itu benar-benar terjadi, karena adanya siksaan emosional yang tidak kita sadari bahwa kita sedang mengalaminya."
'Hubungi polisi'
Sophia mulai menyelidiki pria yang dianggap sebagai pasangannya ini, dan mencari tahu apakah ia benar-benar bekerja di tempat yang ia ceritakan.
"Mereka mengatakan tak ada nama itu yang bekerja di sini.
"Sebenarnya pegawai bank Barclays lah yang mengatakan, 'Anda harus mengakhiri percakapan ini dan segera menghubungi polisi'."
Dan itulah yang dilakukan Sophia. Kepolisian Thames Valley yang mencakup wilayah tempat tinggal Sophia, mengatakan kepada BBC pihaknya melakukan penyelidikan dugaan penipuan asmara.
Kasus itu dilaporkan ke kepolisian melalui skema rujukan dari Action Fraud pada Januari 2020.
Hingga kini belum ada orang yang ditangkap, tetapi proses penyelidikan masih berlangsung.
Kepolisian tidak membantah dan tidak pula mengukuhkan identitas terduga maupun korban dalam kasus ini.
Dua tahun kemudian, Sophia merasa berada dalam kondisi jauh lebih baik.
Kajian baru-baru ini yang dilakukan ombudsman keuangan memihak orang seperti Sophia.
Artinya, berdasarkan kode Contingent Reimbursement Model [CRM] Sophia adalah korban dari hal yang disebut authorised push scam atau penipuan transfer dana, sehingga bank secara hukum diwajibkan mengganti uang Sophia.
Proses mengembalikan uang dari bank tidak mudah bagi Sophia.
"Mereka dengan cepat menolak saya dan mengecilkan hati saya dan mengatakan 'bukan, ini bukan penipuan, Anda tahu orangnya'.
Walaupun akhirnya Sophia mendapat ganti dari bank-bank lain, Nationwide Building Society adalah satu-satunya bank yang tidak mengembalikan dana seketika.
Nationwide mengatakan kepada BBC: "Penilaian awal kami pada saat nasabah mengajukan klaim adalah masalah tersebut adalah urusan perdata antara pihak-pihak terkait."
Namun seiring dengan penanganan kasus di tingkat ombudsman dan muncul kejelasan, lanjut Nationwide, bank mengikuti rekomendasi ombudsman dan membayar penuh dana nasabah ditambah dengan ganti rugi bunga.
'Trauma emosional'
Selama proses ini, Sophia mengalami gangguan mental.
"Saya terpaksa mengambil cuti darurat selama satu minggu karena pikiran saya ada di mana-mana... trauma emosional dan kepedihan yang saya rasakan melihat mata keluarga saya."
Sekarang, Sophia senang sudah bisa keluar dari periode yang dipenuhi dengan stres.
"Hutang-hutang saya lunas, pinjaman kredit saya lunas, semua keuarga dan teman saya kembali.
"Saya kekurangan uang, tapi sekarang saya bisa meneruskan hidup saya."
Namun ia tidak ingin pengalamannya sia-sia. Ia ingin lebih banyak warga waspada akan bahaya mempercayai orang-orang yang dikenal melalui aplikasi kencan.
"Tidak ada konfirmasi. Tidak ada CRB (surat keterangan kelakuan baik), tidak ada pengecekan kebenaran tempat kerja."
Sophia juga berharap mereka yang mengalami situasi serupa mengtahui hak-hak mereka ketika berhadapan dengan bank.
Berita Terkait
-
Kronologi Klien MiChat di Sidrap Habisi Wanita Karena Ditolak Minta 'Jatah Kedua'
-
4 Dampak Negatif Kecanduan Aplikasi Kencan, Awas Gampang Overthinking!
-
Aplikasi Kencan, Solusi Baru Gen Z Atasi Kesepian?
-
Jadi Model Gadungan, Pria Ini Berhasil Tipu 500 Wanita Lewat Aplikasi Kencan
-
5 Manfaat Menggunakan Aplikasi Kencan, Tak Perlu Ragu dan Takut
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tragedi Prada Lucky: Sidang 22 Seniornya Digelar, Sang Ibu Tuntut Keterbukaan
-
Terbang ke Kualalumpur, Selain Gaza, Isu 'Nuklir' Jadi Bahasan Panas Prabowo di KTT ASEAN
-
'Cuma Omon-omon?' Refly Harun Skeptis Prabowo Bisa Lepas dari Pengaruh Jokowi
-
Siap-siap, Sidang Dimulai: KPK Limpahkan Berkas Eks Kadis PUPR Sumut ke Jaksa
-
PDIP Gagas Sumpah Pemuda Baru, Ini Kata Hasto Kristiyanto
-
Airbus A400M Milik TNI AU Akan Bermarkas di Halim
-
BNI Lepas 27.300 Pelari di Wondr JRF 2025 untuk Dorong Ekonomi Hijau dan Gaya Hidup Sehat
-
Hasto Kristiyanto: Dorong Kebangkitan Ekonomi Maritim dan Desa Wisata Indonesia
-
Indonesia Sambut Timor Leste, Anggota Paling Bungsu ASEAN
-
Warga Susah Tidur Gegara Suara Musik, Satpol PP Angkut Belasan Speaker Milik PKL di Danau Sunter