Suara.com - Greenpeace Indonesia mempertanyakan kinerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam menghitung angka deforestasi di tanah air setiap tahunnya.
Kepala Kampanye Hutan Global Greenpeace Indonesia Kiki Taufik mengatakan berdasarkan data KLHK deforestasi bruto Indonesia sejak 1990-2020 adalah kurang lebih 41,43 juta hektar, 74,3 persen di antaranya berada di dalam kawasan hutan.
Deforestasi Bruto adalah perubahan kondisi penutupan lahan dari kelas penutupan lahan kategori Hutan menjadi kelas penutupan lahan kategori Non Hutan, tanpa memperhitungkan adanya reforestasi yang terjadi.
Kemudian baru pada 2004 dimasukkan pengertian hutan alam dalam salah satu indikator deforestasi bruto, ini yang menjadi pertanyaan Greenpeace.
"Nah sebenarnya cukup membingungkan apa yang dibuat oleh KLHK, makanya mudah-mudahan KLHK bisa hadir untuk memberikan konfirmasi bagaimana KLHK membuat data ini, kenapa data deforestasi ini bisa berbeda dari sebelumnya," kata Kiki dalam diskusi virtual, Jumat (10/12/2021).
Dia menjelaskan, sebelum 2011 angka deforestasi bruto selalu rata-rata per tahun, misalnya pada 1991-1996 berada di angka 1,87 juta hektar, tahun 1997-2000 rerata deforestasi 3,5 juta hektar.
Menurutnya, penyajian data oleh pemerintah maupun lembaga lain di luar pemerintahan semua hampir sama, namun hasilnya menunjukkan hal yang jauh berbeda.
Kiki juga menyoroti keterbukaan data dan informasi publik yang tidak semua bisa diakses melalui website resmi KLHK.
"Nah inilah sebenarnya kenapa kami menyampaikan ke KLHK untuk memberikan akses download sharepile, sehingga data sama persis dengan yang digunakan publik," tuturnya.
Baca Juga: Tanggapi soal Deforestasi, KLHK: Permintaan Greenpeace Tidak Konsisten
Karena sulitnya mengakses informasi resmi dari pemerintah, publik kemudian mengakses melalui citra satelit yang menampilkan bagaiaman deforestasi terus meluas setiap tahunnya.
"Deforestasi itu nyata, publik bisa dengan mudah mengawasi melalui citra satelit, misalnya proyek nasional berupa food estate yang melakukan pembukaan hutan di Gunung Mas dalam waktu singkat yang menyebabkan banjir di daerah sekitarnya," jelasnya.
"Tidak ada ekonomi yang tumbuh di tengah kerusakan hutan."
Berita Terkait
-
Tanggapi soal Deforestasi, KLHK: Permintaan Greenpeace Tidak Konsisten
-
Greenpeace Jawab Tudingan KLHK Soal Kerja Sama dengan Perusahaan Penyebab Deforestasi
-
KLHK Tuding Greenpeace Terlibat dengan Perusahaan Penyebab Deforestasi
-
Legislator: Kriminalisasi Greenpeace Karena Kritik Jokowi Cuma Ulah Oknum Cari Panggung
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Menteri Bahlil Kerahkan Pasukan ESDM dan ERT Bangun Dapur Umum di Sumatera - Aceh
-
Janji Sat-Set Menteri Bahlil: 2 Hari Pasca Kunjungan, Masjid dan Pengungsi di Agam Terang Benderang
-
Update Jalur Aceh: Geumpang-Pameu Akhirnya Tembus Mobil, Tapi Akses ke Kota Takengon Masih Lumpuh
-
Kejagung Siapkan Jurus Ekstradisi, 3 Buron Kakap Jurist Tan hingga Riza Chalid Siap Dijemput Paksa
-
Diduga Gelapkan Uang Ganti Rugi Rp5,9 M, Lurah Rawa Burung Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Kementerian P2MI Paparkan Kemajuan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Hadapan Komite PBB
-
Penyakit Mulai Hantui Pengungsi Banjir Sumatra, Kemenkes Diminta Gerak Cepat
-
Soal DPR Lakukan Transformasi, Puan Maharani: Ini Niat Baik, Tapi Perlu Waktu, Tak Bisa Cepat
-
BGN Larang Ada Pemecatan Relawan di Dapur MBG Meski Jumlah Penerima Manfaat Berkurang
-
KPK Akui Sedang Lakukan Penyelidikan Kasus Dugaan Korupsi di PT LEN Industri