Suara.com - Pro dan kontra mengenai presidential threshold menjelang pilpres 2024 semakin gencar diperdebatkan. Beberapa pihak meminta agar presidential threshold tak diubah.
Di sisi lain, ada juga pihak yang ingin agar ambang batas diturunkan, bahkan ada juga yang menghendaki nol persen.
Melansir dari Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Pengamat Politik Boni Hargens menolak presidential threshold nol persen, pasalnya ia merasa khawatir jika Habib Rizieq maju sebagai capres.
Menurutnya, hal tersebut sangat berbahaya dan berpotensi merusak ideologi negara di masa depan.
"Kalau nol persen, nanti Habib Rizieq bisa jadi capres dari kelompok tertentu dan berpotensi memunculkan pergolakan politik," ujarnya, Rabu (15/12/2021).
Tak berhenti sampai di situ, ia juga mengaku khawatir apabila Habib Rizieq menjadi capres.
"Nanti dia bisa mengusung isu agama, propaganda-propaganda yang cukup provokatif. Itu semua yang akan terjadi," ucapnya.
Menurutnya hal ini jika benar-benar terjadi tentunya akan menguras energi negara secara besar-besaran. Bahkan, dirinya juga menduga akan adanya ketidakstabilan di tanah air.
"Itu sulit dikendalikan karena begitu banyak pemain yang menganggu presiden terpilih," katanya.
Baca Juga: PT Masih Terlalu Tinggi, PKB Usul Ambang Batas Presiden Turun jadi 5-10 Persen
Meskipun begitu, Boni Hargens mengakui bahwa secara teoritis presidential threshold nol persen memang lebih demokratis.
Sebab, menurutnya, penghapusan ambang batas presiden membuat pemilih punya banyak pilihan sehingga kebebasan menjadi optimal dalam menentukan pemimpin.
"Akan tetapi, untuk konteks di Indonesia, hal itu belum cukup. Karena kita masih berhadapan dengan pergolakan ideologis," tandasnya.
Berita Terkait
-
Cak Imin Usul Presidential Threshold 5 Persen, Sudjiwo Tedjo Sindir: Gimana Kalau Dilelang
-
Menggugat Presidential Threshold, Gatot Nurmantyo: Bangkit atau Punah!
-
PKB Nilai Penurunan Presidential Threshold Bisa Cegah Politik Identitas
-
Soal PT 0 Persen, Nawawi: Itu Pendapat Pribadi Firli Bahuri, Bukan Hasil Kajian KPK
-
PT Masih Terlalu Tinggi, PKB Usul Ambang Batas Presiden Turun jadi 5-10 Persen
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
-
Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Sri Mulyani: Sebut Eks Menkeu 'Terlalu Protektif' ke Pegawai Bermasalah
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
Terkini
-
Di Sidang MKD: Ahli Media Sosial Sebut Isu Demo Agustus Sarat Penggiringan Opini
-
PT KAI Koordinasi Danantara soal Restrukturisasi Utang Whoosh, Apa Hasilnya?
-
Onad Ajukan Rehabilitasi Akibat Penyalahgunaan Narkotika, Polisi Masih Tunggu Assessment
-
Prabowo Minta Pesawat Airbus A-400M Dilengkapi Modul Ambulans Hingga Alat Hadapi Kebakaran Hutan
-
Amnesty International Ingatkan Prabowo: Gelar Pahlawan untuk Soeharto Jadi Akhir dari Reformasi
-
Gejala Mual hingga Pusing, Program MBG di SDN Meruya Jakbar Disetop usai Siswa Keracunan Massal
-
Ignasius Jonan Merapat ke Istana saat Prabowo-AHY Rapat Bahas Utang Whoosh, Bakal Buka-bukaan?
-
Alasan Onad Pakai Narkoba Akhirnya Terungkap, Pengajuan Rehab Bakal Dikabulkan?
-
Dulu Digugat, Kini Aset Harvey Moeis dan Koleksi Sandra Dewi Siap Dilelang Kejagung!
-
Diungkap AHY, Prabowo Akan Bahas Restrukturisasi Utang Whoosh di Istana