Suara.com - Mantan politisi partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menanggapi pernyataan Ketua KPK Firli Bahuri terkait presidential threshold.
Lewat sebuah cuitan di akun Twitternya, Ferdinand tampak tak senang dengan pernyataan Firli Bahuri. Ferdinand lantas mengingatkan Firli untuk fokus pada tugasnya sebagai seorang ketua KPK.
"Lebih baik pak Firli Bahuri Ketua @/KPK_RI fokus pada pekerjaannya melakukan pemberantasan korupsi daripada ikut2an bicara tentang politik," tulis Ferdinand Hutahaean dalam cuitannya dikutip Suara.com, Jumat (17/12/2021).
"Upaya PT 0% itu hanya upaya dari kelompok yang tamak, yang ingin menjadikan negara ini sarang radikalisme dan sarang koruptor," lanjutnya.
Dalam cuitannya yang lain, Ferdinand mempertanyakan pernyataan yang menyebut bahwa presidential threshold akan menurunkan tingkat korupsi.
"Bagaimana mungkin PT 0% bisa disebut akan menurunkan korupsi, sementara yang ngotot mengajukan PT 0% itu adalah pihak yang memiliki harta banyak tapi tak berani melakukan pembuktian terbalik atas harta yang dimilikinya? Ketua @/KPK_RI Firli Bahuri asal bicara dengan analisis terlalu dangkal..!" tulis Ferdinand Hutahaean.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Nawawi Pomolango turut angkat bicara terkait pernyataan Ketua KPK Filri Bahuri yang mendukung ambang batas atau presidential threshold 0 persen dalam pencalonan presiden dan wakil presiden yang kini menjadi perdebatan publik.
Sejumlah politisi pun ramai mengomentari pernyataan Firli Bahuri, baik, yang mendukung maupun ada pihak yang tidak mendukung soal ambang batas 0 persen itu. Terkait hal itu, Nawawi menganggap ucapan Firli soal itu hanya sebatas pernyataan pribadi, bukan dalam konteks mewakili KPK.
"Omongan pak Firli itu merupakan pendapat atau argumen yang bersangkutan pribadi, bukan merupakan hasil kajian kelembagaan kpk," kata Nawawi saat dikonfirmasi, Rabu (15/12/2021).
Baca Juga: Sudah Final Tak Bisa Direvisi, Puan Minta Semua Pihak Hormati Presidential Threshold
Sebagai warga negara, kata Nawawi, tentunya tetap menghormati cara pandang Firli Bahuri dalam menyampaikan pendapat secara pribadi.
"Kita menghormati cara pandang pribadi tersebut sebagai bagian hak berpendapat setiap warga negara," ucap Nawawi.
"Bagi saya sendiri, mungkin yang lebih 'pas' ditelaah dan bersinggungan dengan isu pemberantasan korupsi yang memang menjadi tupoksi @kpk, bukan soal 'presidential threshold', tapi kepada sistem penyelenggaraan pemilu," tambahnya.
Menurut Nawawi, lembaga antirasuah memang sepatutnya lebih fokus bagaimana melakukan kajian jelang pemilu Pilkada,Pilpres maupun pemilihan legislatif terkait potensi korupsi diranah tersebut.
Berita Terkait
-
Tanggapi Sikap Partai Demokrat terhadap Presidential Threshold, Pengamat: Sungguh Aneh
-
Hinca Demokrat: Presiden Bisa Saja Buat Perppu Hapus Presidential Threshold
-
Kemarin, Gatot Gugat Presidential Threshold, Kremasi Laura hingga Pejabat Riau Wafat
-
Raja dan Sultan Nusantara Siap Gugat Presidential Threshold, HNW Ingatkan MK soal Ini
-
Sudah Final Tak Bisa Direvisi, Puan Minta Semua Pihak Hormati Presidential Threshold
Terpopuler
- 6 Mobil Terbaik untuk Lansia: Fitur Canggih, Keamanan dan Kenyamanan Optimal
- 10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
- 5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah yang Cocok untuk Multitasking dan Berbagai Kebutuhan
- 6 Motor Paling Nyaman untuk Boncengan, Cocok buat Jalan Jauh Maupun Harian
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
Pilihan
-
OJK Lapor Bunga Kredit Perbankan Sudah Turun, Cek Rinciannya
-
Profil PT Abadi Lestari Indonesia (RLCO): Saham IPO, Keuangan, dan Prospek Bisnis
-
Profil Hans Patuwo, CEO Baru GOTO Pengganti Patrick Walujo
-
Potret Victor Hartono Bos Como 1907 Bawa 52 Orang ke Italia Nonton Juventus
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
Terkini
-
KPK Tunggu 3 Perkara yang Diduga Jadi Sumber TPPU SYL
-
Gus Ipul Benarkan Penasihat Khusus Ketum PBNU Dicopot Imbas Isu Zionisme
-
Tepis Narasi di Medsos, KPK Tunjukkan Perbandingan Kapal ASDP dengan Kapal Tua PT JN
-
Alibi Bangkai Anjing Terkuak, Polisi Bongkar Cara Ayah Tiri Tipu Saksi untuk Buang Jasad Alvaro
-
Hasil Riset Sebut Penerimaan Publik Terhadap Program Kemendikdasmen Sangat Tinggi, Ini Paparannya
-
Bawa Misi Pendidikan Vokasi, Gubernur Pramono Bidik Kerja Sama dengan Siemens di Jerman
-
KPK Buka Peluang Periksa Menkes Budi Gunadi Terkait Kasus RSUD Koltim, Ada Aliran Dana?
-
Pura-pura BAB, Pembunuh Bocah Alvaro Gantung Diri Pakai Celana Panjang di Ruang Konseling Polres
-
Dana Pemda Rp203 Triliun Mengendap di Bank, Begini Penjelasan Mendagri Tito ke Prabowo
-
Prabowo Perintahkan Audit Kematian Ibu Hamil di Papua, Aktivis Sebut Kasus Femisida