Suara.com - Pelapor khusus PBB Tom Andrews pada Minggu (19/12/2021) mengatakan bahwa masyarakat internasional harus membangun kemitraan yang lebih baik dengan Bangladesh dan mencegah junta militer menangani krisis pengungsi Rohingya dengan menekan Myanmar.
Melansir laman VOA, Senin (20/12/2021), Andrews, Pelapor Khusus PBB untuk situasi HAM di Myanmar, mengatakan di Dhaka bahwa komunitas internasional, jika perlu, harus memblokir sumber pendapatan yang mengalir ke militer Myanmar.
"Menurut saya, komunitas internasional juga bisa berbuat lebih banyak untuk menekan Myanmar," katanya dalam konferensi pers.
Andrews mengunjungi Bangladesh di mana ia bertemu pengungsi Rohingya, pejabat badan-badan internasional dan pemerintah untuk meninjau krisis pengungsi di negara itu. Dalam misinya, utusan PBB bertemu pengungsi di kamp-kamp pengungsi Cox's Bazar serta sebagian dari mereka yang dipindahkan ke pulau terpencil —Bhasan Char.
Pada Oktober 2021, PBB dan pemerintah Bangladesh menandatangani kesepakatan untuk bekerja sama membantu merelokasi pengungsi Rohingya ke pulau Bhasan Char. Lebih dari 19.000 Rohingya telah dipindahkan ke pulau Bhasan Char dari kamp-kamp yang berdesakan di dekat perbatasan Myanmar.
Rohingya adalah kelompok etnis Muslim. Lebih dari 700.000 di antaranya melarikan diri dari penganiayaan dan kekerasan di negara tetangga Myanmar pada Agustus 2017.
Bangladesh telah menampung 1,1 juta pengungsi di kamp-kamp yang penuh sesak di dekat pantainya.
Investigasi yang disponsor PBB pada 2018 merekomendasikan agar komandan militer Myanmar dituntut atas tuduhan genosida, kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan karena kekejaman yang mereka lakukan terhadap orang-orang etnis Rohingya. (Sumber: VOA Indonesia)
Baca Juga: Ratusan Orang Melarikan Diri ke Thailand saat Situasi di Myanmar Memanas
Berita Terkait
-
Ratusan Orang Melarikan Diri ke Thailand saat Situasi di Myanmar Memanas
-
PBB: Indonesia Harus Hentikan Intimidasi terhadap Veronica Koman
-
Kisah Aktivis Perempuan Myanmar Ditangkap, Lalu Diancam Diperkosa
-
Songong, Pelatih Myanmar Sebut Thailand Menang Beruntung usai Dihajar 4-0
-
Ledakan Bom Tewaskan 7 Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Mali, 3 Tentara Luka-luka
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
Regulasi Terus Berubah, Penasihat Hukum Internal Dituntut Adaptif dan Inovatif
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan
-
KPK Bongkar Modus 'Jalur Cepat' Korupsi Haji: Bayar Fee, Berangkat Tanpa Antre