Suara.com - Kelompok Taliban yang berkuasa di Afghanistan menyatakan perempuan Afghanistan yang hendak berpergian jarak jauh lewat jalan darat hanya diperbolehkan naik kendaraan umum bila ditemani oleh kerabat laki-laki.
Perintah ini, yang dikeluarkan pada Minggu (26/12/21), adalah pelarangan terbaru bagi hak perempuan sejak kelompok Islamis tersebut mengambil alih kekuasaan pada Agustus.
Mayoritas sekolah menengah masih tertutup untuk anak-anak perempuan, sementara sebagian besar perempuan telah dilarang bekerja.
Organisasi hak asasi manusia, Human Rights Watch, mengatakan pelarangan terbaru ini semakin mewujudkan "realitas penjara bagi kaum perempuan".
Heather Barr, direktur hak-hak perempuan organisasi tersebut, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa larangan ini "menutup kesempatan [bagi perempuan] untuk dapat bergerak dengan bebas" atau "dapat menyelamatkan diri jika mereka menghadapi kekerasan dalam rumah tangga".
Baca juga:
- Catatan rahasia perempuan Afghanistan setelah Taliban berkuasa
- Kisah frustrasi para pelajar perempuan Afghanistan yang dilarang bersekolah oleh Taliban
- 'Perempuan seperti saya jadi sasaran Taliban' - kisah penata rias yang kehilangan pekerjaan
Arahan terbaru ini, yang dikeluarkan oleh Kementerian Peningkatan Kebaikan dan Pencegahan Kemunkaran, mengatakan bahwa perempuan yang akan melakukan perjalanan lebih dari 72 kilometer harus ditemani oleh anggota keluarga dekat laki-laki.
"Saya merasa sedih sekali," kata Fatima, seorang bidan yang tinggal di Kabul, kepada BBC.
"Saya tidak bisa bepergian dengan bebas. Apa yang harus saya lakukan bila saya atau anak saya sakit dan suami saya tidak ada?" katanya.
Baca Juga: Taliban Klaim Pecat 1.895 Anggotanya Karena Kasus Kekerasan
Dia menambahkan, "Taliban mengambil kebahagiaan kami Saya telah kehilangan kemerdekaan dan kebahagiaan."
Dokumen ini mewajibkan pemilik kendaraan untuk menolak memberikan tumpangan kepada perempuan yang tidak memakai penutup wajah Islami, atau hijab, meskipun tidak merinci jenis penutup apa yang harus dipakai. Mayoritas perempuan Afghanistan telah mengenakan kerudung.
Aturan ini juga melarang musik disetel di dalam kendaraan.
Sejak mengambil alih kekuasaan setelah pasukan AS dan sekutunya angkat kaki, Taliban menyuruh mayoritas pekerja perempuan untuk tinggal di rumah, sementara sekolah-sekolah menengah hanya dibuka untuk siswa dan guru laki-laki.
Taliban berkata larangan ini "sementara" dan hanya ditetapkan untuk memastikan semua tempat kerja dan belajar "aman" untuk perempuan, baik dewasa maupun anak-anak.
Selama kekuasaan mereka sebelumnya pada 1990-an, perempuan dilarang bekerja dan bersekolah.
Bulan lalu, kelompok ini juga melarang perempuan tampil di drama-drama televisi dan memerintahkan jurnalis dan presenter perempuan untuk mengenakan kerudung di layar kaca.
Negara-negara donor telah mengatakan kepada Taliban mereka harus menghormati hak-hak perempuan sebelum bantuan finansial kembali diberikan.
Negara ini menghadapi krisis kemanusiaan dan ekonomi yang diperparah oleh pencabutan dukungan internasional setelah Taliban mengambil alih kekuasaan.
https://www.youtube.com/watch?v=NzZHEJCL0Oc
Berita Terkait
-
Kekuasaan Taliban Kembali, 1,4 Juta Anak Perempuan Afghanistan Kehilangan Akses Pendidikan
-
Afghanistan Mulai Izinkan Perempuan Kuliah Kedokteran Mulai Tahun Ajaran 2024
-
Taliban Resmi Tutup Universitas bagi Perempuan di Afghanistan
-
Taliban Larang Perempuan Afghanistan Belajar di Universitas
-
Rusia Sebut Taliban Membuat Kemajuan dalam Isu Perempuan
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
Terkini
-
Cegah Lonjakan Harga Jelang Nataru, Prabowo Minta Ganti Menu MBG dengan Daging dan Telur Puyuh
-
Cegah Inflasi Akibat MBG, Pemerintah Rencanakan Pembangunan Peternakan dan Lahan Pertanian Baru
-
Remaja Perempuan Usia 15-24 Tahun Paling Rentan Jadi Korban Kekerasan Digital, Kenapa?
-
Vonis Tiga Mantan Bos, Hakim Nyatakan Kerugian Kasus Korupsi ASDP Rp1,25 Triliun
-
Selain Chromebook, KPK Sebut Nadiem Makarim dan Stafsusnya Calon Tersangka Kasus Google Cloud
-
Bikin Geger Tambora, Begal Sadis Ternyata Sudah Beraksi 28 Kali, Motor Tetangga Pun Disikat
-
Ketum Joman 'Kuliti' Isu Ijazah Jokowi: Ini Bukti Forensik Digital, Roy Suryo Kena UU ITE!
-
Korupsi Taspen Rugi Rp1 T, Kenapa KPK Cuma Pamer Rp883 M? Ini Jawabannya
-
BMKG Bunyikan Alarm Bahaya, Pemprov DKI Siapkan 'Pasukan Biru' hingga Drone Pantau Banjir Rob
-
Terjerat Kasus Korupsi Dinas PUPR, Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten OKU Ditahan KPK