Suara.com - Partai Amanat Nasional (PAN) menyoroti penggunaan aplikasi PeduliLindungi di tengah temuan kasus Covid-19 varian Omicron dengan transmisi lokal di Indonesia.
Dia mengungkapkan, seharusnya aplikasi tersebut bisa mendeteksi dini sebelum transmisi lokal terjadi seperti sekarang.
"Jadi sekarang ini kan kita punya apa yang disebut Peduli Lindungi nah sekarang pertanyaannya adalah apakah PeduliLindungi itu bisa dipakai sarana efektif untuk dilakukan tracing atau pun testing kan mestinya itu," kata Ketua Fraksi PAN DPR RI Saleh Daulay di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan pada Kamis (30/12/2021).
Temuan kasus Omicron transmisi lokal diketahui, lantaran orang yang terpapar sempat berkeliaran di restoran yang berada di Kawasan Jakarta.
Menurutnya, jika PeduliLindungi bisa berguna dengan baik dan akurat, seharusnya kejadian tersebut bisa terlacak.
"Apakah orang-orang yang makan di waktu atau jam di mana orang tersebut makan di situ, bisa ditelusuri semua? Kalau betul PeduliLindungi itu betul-betul akurat melakukan pendataan itu sebetulnya gampang untuk dicek. Begitu sudah dicek kan ketahuan juga, sekarang lagi di mana dengan adanya aplikasi PeduliLindungi yang conected," ungkapnya.
Untuk itu, ia pun mempertanyakan kegunaan aplikasi PeduliLindungi. PAN kemudian menantang pemerintah untuk membenahi PeduliLindungi agar bisa meminimalisir penyebaran kasus Covid-19.
"Nah kalau kita tidak menggunakan Peduli Lindungi seperti itu berarti apa manfaatnya PeduliLindungi itu dipakai? Nah ini sekarang kita challenge kita tantang pemerintah untuk coba mengungkap ini atau menggunakan fasilitad peduli lindungi ini untuk melindungi betul-betul melindungi warga mayarakat kita," katanya.
Temuan Transmisi Lokal
Baca Juga: Dear Wisatawan, Mau ke Puncak Bogor Saat Tahun Baru Harus Punya Aplikasi PeduliLindungi
Sebelumnya, pemerintah mengungkapkan, adanya satu kasus Covid-19 varian Omicron dengan transmisi lokal di Indonesia. Melihat adanya penularan di dalam negeri, pemerintah akan memperkuat tes Covid-19 bagi pelaku perjalanan.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sekaligus Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, perhatian khusus dilakukan pemerintah terhadap pelaku perjalanan karena mengingat momennya bertepatan dengan masa libur Natal dan Tahun Baru 2022.
Karena itu, pemerintah akan memastikan betul para pelaku perjalanan yang menggunakan transportasi umum telah menjalankan tes Covid-19.
"Bahwa yang melakukan perjalan dengan moda transportasi apapun harus sudah divaksin 2 kali dan memiliki hasil rapid antigen negatif 1x24 jam, kita perkuat di sana," kata Nadia dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Selasa (28/12/2021).
Selain itu, pemerintah juga akan menerapkan tes PCR S Gene Target Failure atau SGTF apabila ada hasil positif dari tes antigen. Tes dengan menggunakan metode SGTF diambil pemerintah karena hasilnya lebih cepat yakni sekitar 4-6 jam ketimbang tes genome sequencing yang bisa memakan waktu 3-5 hari.
Kemudian, Nadia juga mengungkapkan kalau pihaknya akan mendorong seluruh laboratorium yang memberikan hasil tes positif untuk segera melaporkan dan menghubungkan pasien ke tempat isolasi-isolasi terpusat.
Berita Terkait
-
Apakah Gejala Omicron Berbeda dengan Delta? Begini Kata Dokter
-
Ada Pasien Omicron di Afrika Butuh Terapi Oksigen, Petugas Faskes RI Jangan Lengah
-
Ada Pasien Omicron, Manajemen Apartemen Green Bay Gelar Swab untuk Karyawan dan Penghuni
-
Pulang dari Luar Negeri? Wajib Ikuti Karantina Sesuai Prosedur untuk Cegah Varian Omicron
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Mafindo Ungkap Potensi Tantangan Pemilu 2029, dari AI hingga Isu SARA
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat