Suara.com - Seorang imigran asal Haiti menjadi incaran polisi atas tuduhan menggunakan dana bantuan Covid untuk berfoya-foya.
Menyadur Daily Mail Selasa (4//1/2022), pria berusia 27 tahun itu melakukan penipuan dengan menggunakan uang bantuan Covid yang tidak sah untuk membeli jutaan barang mewah.
Ia membeli mobil Lamborghini Huracán EVO, baju rancangan desainer dan jam tangan dari Rolex dan Hublot.
Menurut Departemen Kehakiman, Valesky Barosy mencari bantuan lebih dari USD 4,2 juta atau sekitar Rp 60 miliar dalam bentuk pinjaman Program Perlindungan Gaji.
Ia memalsukan pengeluaran tahun sebelumnya termasuk laba bersih, penggajian dan formulir pajak IRS di setiap aplikasi. Dia dibayar sekitar $ 2,1 juta atau setara Rp 30 miliar.
Pada tanggal 29 Desember, Barosy membuat penampilan pertamanya di pengadilan federal untuk menghadapi lima tuduhan penipuan kawat, tiga tuduhan pencucian uang, dan satu tuduhan pencurian identitas.
Jika dia terbukti bersalah, dia bisa menghadapi hukuman penjara hingga 132 tahun.
Sejak Undang-Undang Bantuan, Pertolongan, dan Keamanan Ekonomi (CARES) Coronavirus federal diberlakukan pada 29 Maret 2020, banyak penipu menyalahgunakan bantuan keuangan yang diberikan oleh PPP.
Hampir USD 100 miliar telah dicuri dari program bantuan COVID-19 yang dibentuk untuk membantu bisnis dan orang-orang yang kehilangan pekerjaan karena pandemi, kata Dinas Rahasia AS, berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja dan Administrasi Bisnis Kecil.
Baca Juga: Gaya Fuji dan Fadly saat Naik GoKart Lamborghini, Mobil Pengawalnya Jadi Sorotan
Florida Selatan memimpin gelombang kejahatan keuangan, lapor Miami Herald, termasuk seorang pengusaha yang membeli Lamborghini senilai USD 318.000 atau sekitar Rp 4,5 miliar dengan uang PPP.
Ada juga perawat yang berbohong tentang bisnisnya untuk membeli sewa Mercedes-Benz dan tunjangan anak dengan pembayaran USD 474.000 yang setara Rp 6,8 miliar.
Ini belum termasuk pasangan dari Miami Utara yang mengaku sebagai petani untuk mendapatkan keuntungan USD 1 juta atau Rp 14 miliar.
Gugus Tugas Penegakan Penipuan COVID-19 sudah dibentuk pada 17 Mei 2021 dalam upaya untuk menggulung penipuan dana bantuan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
Terkini
-
KPK Soal Pembebasan Ira Puspadewi Cs: Secepatnya Ya
-
Belum Terima BLTS? PT Pos Indonesia Pastikan Surat Pemberitahuan Masih Terus Didistribusikan
-
Survei Tingkat Kepercayaan ke Lembaga Negara: BGN Masuk Tiga Besar, DPR-Parpol di Posisi Buncit
-
Darurat Banjir-Longsor Sumut, Bobby Nasution Fokus Evakuasi dan Buka Akses Jalur Logistik yang Putus
-
KPK Panggil Kakak Hary Tanoe dalam Kasus Bansos Hari Ini
-
Survei Terbaru Populi Center Sebut 81,7 Persen Publik Yakin Prabowo-Gibran Bawa Indonesia Lebih Baik
-
Heartventure Dompet Dhuafa Sapa Masyarakat Sumut, Salurkan Bantuan ke Samosir-Berastagi
-
Bansos Tetap Jalan Meski Sumatera Terendam Bencana, PT Pos Indonesia Pastikan Penyaluran Aman
-
KPK Pertimbangkan Lakukan Eksekusi Sebelum Bebaskan Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi, Ini Penjelasannya
-
Francine PSI Tagih Janji Pramono: kalau Saja Ada CCTV yang Memadai, Mungkin Nasib Alvaro Beda