Suara.com - Polri akan mengubah operasi Nemangkawi di Papua menjadi Damai Cartenz. Operasi dalam menangani kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) yang diklaim lebih mengedepankan pendekatan persuasif dan preemtif.
Ambrosius Mulait selaku Sekjen Asosiasi mahasiswa Pegunungan Tengah Papua se-Indonesia menilai, penyelesaian masalah di Bumi Cenderawasih tidak bisa dengan cara tambal sulam. Salah satunya dengan kebiasaan ubah kata-kata tradisi lama tersebut terus diucapkan oleh pihak kepolisian.
"Praktik Perubahan Nama operasi militer di Papua sudah terlalu banyak, misalnya operasi Trikora, Operasi Braya Juda, operasi Tumpas, Selama 60 Tahun Pemerintah Indonesia, padahal operasi militer di Papua ilegal tanpa ada persetujuan DPR," kata Ambrosius saat dihubungi, Selasa (11/1/2022).
Ambros -- sapaannya -- mengatakan, situasi di Papua bisa damai kalau Presiden Joko Widodo (Jokowi) mau membuka diri dengan melakukan dilaog. Sebab, perubahan pendekatan harus dilakukan dari hulu sampai ke hilir.
"Sebab praktik mengirim guru, dokter, bahkan pastor dari kalangan militer sudah biasa di Papua," sambungnya.
Dalam pandangan Ambros, negara saat ini sudah terlalu banyak menipu dengan berbagai kebijakan. Padahal kebijakan itu tetap pada pendekatan militer -- tetapi dengan nama yang berbeda.
"Apa bedanya guru, tenaga medis memiliki senjata, kita sudah saksikan di pengunungan Bintang bahwa ada seorang perawat yang memiliki senjata, itu bukan hal baru di Papua," papar Ambros.
Ambros menambahkan, orang asli Papua meminta agar pemerintah segera menarik militer dari Papua. Bukan justru sebaliknya, melakukan tambal sulam namun tidak mengubah situasi di Papua.
"Orang Papua sudah terlalu resah hidup dalam tekanan militer, pemerintah Indonesia tidak bisa remeh mamainkan kata-kata, jangan buat orang Papua sakit hati dan marah," beber dia.
Baca Juga: Operasi Damai Cartenz, Kekerasan Makin Masif jika TNI-Polri Tetap Tenteng Senjata di Papua
"Hal yang perlu sadari oleh pemerintah Jokowi dan Kapolri maupun TNI taraf kesejeraan bisa baik ketika adanya penegakan dignitas, tidak bisa dengan pendekatan kesejahteraan ala militer itu menambah masalah tidak selesai-selesai."
Ubah Nama
Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan mengatakan operasi Nemangkawi rencananya akan diganti menjadi Damai Cartenz pada 25 Januari 2022 mendatang.
"Cara bertindak yang dikedepankan dalam Operasi Ramai Cartenz ini persuasif dan preemtif dengan kedepankan fungsi intelijen, fungsi bimas, dan fungsi humas dengan didukung fungsi lain; fungsi preventif, sabhara, dan gakkum (penegakan hukum). Jadi gakkum itu sebagai fungsi pendukung," kata Ramadhan kepada wartawan, Senin (10/1/2022).
Menurut Ramadhan, penegakan hukum dalam Operasi Damai Cartenz hanya berfungsi sebagai pendukung. Pasalnya, operasi ini diklaim lebih mengedepankan pendekatan persuasif dan preemtif.
"Satgas gakkum ini enggak dikedepankan, tapi fungsi pendukung," katanya.
Berita Terkait
-
Operasi Damai Cartenz, Kekerasan Makin Masif jika TNI-Polri Tetap Tenteng Senjata di Papua
-
Operasi Polri Buru Kelompok OPM Diubah jadi Damai Cartenz, Begini Reaksi Komnas HAM
-
Polri Ubah Operasi Nemangkawi di Papua Jadi Damai Cartenz Mulai 25 Januari
-
TPNPB-OPM Klaim Kibarkan Bintang Kejora Dan Siap Perang, Legislator: Ganggu Kedaulatan RI
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
KPK Pulangkan Alphard yang Disita dari Eks Wamaneker Noel, Kok Bisa?
-
Prabowo Singgung Kerugian Tambang Ilegal Rp300 Triliun, Gestur Bahlil Colek Rosan Jadi Sorotan!
-
Perkara Diklakson, Anggota Ormas Gebuki Warga di Kramat Jati: Dijenggut, Diseret hingga Bonyok!
-
Menkeu Purbaya Temui Pramono di Balai Kota, Apa yang Dibahas?
-
Keuntungan PAM JAYA jika Berubah Status Perseroda, Salah Satunya Ini!
-
Kemenpar Gelar SEABEF 2025, Forum Perdana Bahas Industri Event Asia Tenggara dan Tantangannya
-
Uji Keabsahan Penangkapan, Sidang Praperadilan Delpedro Cs Bakal Digelar 17 Oktober
-
Dosen Filsafat Ungkap: Media Sosial Jadi Arena Politik Baru Generasi Z
-
Dosen Filsafat Ungkap Masalah Demokrasi di Indonesia: Dari Politik Feodal hingga Hilangnya Oposisi
-
Polda Jatim Bakal Tetapkan Tersangka Usai Evakuasi Tragedi Ponpes Al Khoziny Rampung