Suara.com - Anggota DPR RI fraksi Partai Gerindra, Habiburokhman, menilai usulan untuk menghapus fraksi di DPR tidak relevan dengan konsep ketatanegaraan. Menurutnya, wakil rakyat dipilih tidak atas nama pribadi melainkan andil partai politik juga.
"Ya nggak relevan dengan format ketatanegaraan kita. Rakyat itu kan enggak hanya memilih saya. Rakyat kan milih orang melalui partai," kata Habiburokhman ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/1/2022).
Habibur lantas menyindir pihak yang mengusulkan agar fraksi di DPR dihapuskan. Ia lantas mencontohkan bagaimana dirinya ketika terpilih menjadi anggota dewan.
"Kita kan ini, partai bukan hanya milik orang, mereka bukan milih orang, tp milih partai. Misalnya saya kan, yang milih saya kan cuma 76 ribu orang. Yang milih Gerindra hampir 300 orang. Saya ada disini lewat partai, gitu lho," ungkapnya.
Untuk itu, ia menegaskan jika fraksi di DPR dihapus justru akan tidak sejalan. Terlebih tak relevan dengan ketatanegaraan.
"Jadi kalau nggak ada fraksi, ya enggak ngerti gitu kan. Apa namanya, ya enggak relevan, sejalan, dengan format tata kenegaraan kita," tandasnya.
Usulan Fraksi Dihapus
Sebelumnya Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah mengusulkan agar adanya reformasi politik di ranah legislatif yakni menghapuskan adanya fraksi-fraksi di DPR. Menurutnya, kekinian situasi di parlemen justru mencemaskan lantaran tidak nampak fungsinya.
"Kami sebenarnya menemukan bahwa reformasi politik ini (menghapus fraksi di DPR) diantara yang paling penting kita lakukan karena berbagai atau banyak alasan," kata Fahri dalam diskusi bertajuk 'Reformasi Sistem Politik, Mengapa Fraksi di DPR Sebaiknya Dihapus?', Rabu (12/1/2022).
Baca Juga: Sebut Upaya Memperpanjang Kekuasaan adalah Penyakit, Fahri Hamzah: Berbahaya!
"Alasan pertama tadi kita melihat agak mencemaskan bagaimana sebuah kekuatan di kamar kekuasaan legislatif itu tidak nampak fungsinya," sambungnya.
Kekinian kata Fahri, tugas DPR justru tak nampak lantaran adanya stir oleh sekelompok oranh di balik layar. Namun tak diketahui orang itu siapa, tetapi yang jelas menurutnya hubungan antara eksekutif dengan legislatif itu tidak sehat dan bisa menginvasi judikatif.
"Artinya sehari-hari mereka lebih nampak sebagai wakil partai politik. Karena itu lah reformasi dilakukan," ungkapnya.
Fahri menilai adanya kekeliruan tersebut lantaran adanya kekeliruan paradigmatik yang memandang apa peran partai politk dalam fraksi.
"Saya sering dengan mendiskusikan apa peran partai politik dalam tradisi totaliter dalam tradisi komunis dengan peran politik dalam tradisi demokrasi. Dalam negara totaliter seperti negara komunis itu partai politik adalah negara itu sendiri. partai politik adalah kekuasaan itu sendiri. makanya hampir tidak ada jarak dengan partai politik dengan jabatan publik," tuturnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan, sebagai anggota DPR harus menjadi wakil rakyat bukan justru sebaliknya menjadi wakil partai politik. Menurutnya, jika terus begitu pandangannya akan membahayakan.
Berita Terkait
-
Berpotensi Mendistorsi Kehendak Rakyat Menjadi Kehendak Parpol, Fahri Hamzah: Ini Harus Dilawan
-
Peran Legislatif Tak Terlihat, Fahri Hamzah Bersama Gelora Usul Fraksi di DPR Dihapus
-
Sebut Upaya Memperpanjang Kekuasaan adalah Penyakit, Fahri Hamzah: Berbahaya!
-
Fahri Hamzah Sebut Parpol Tak Lagi Organisasi Intelektual
-
Soal Ocehan Fahri Hamzah ke Giring, PSI: Kami Anggap Nasehat Orang Tua ke Anak Muda
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
- 10 Mobil Terbaik untuk Pemula yang Paling Irit dan Mudah Dikendalikan
Pilihan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
Terkini
-
Prabowo Jawab Desakan Status Bencana Nasional: Kita Monitor Terus, Bantuan Tak Akan Putus
-
Rajiv Desak Polisi Bongkar Dalang Perusakan Kebun Teh Pangalengan: Jangan Cuma Pelaku Lapangan
-
KPK Akui Lakukan Eksekusi Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Sesaat Sebelum Dibebaskan
-
Dongkrak Pengembangan UMKM, Kebijakan Memakai Sarung Batik di Pemprov Jateng Menuai Apresiasi
-
Gerak Cepat Athari Gauthi Ardi Terobos Banjir Sumbar, Ribuan Bantuan Disiapkan
-
Prabowo Murka Lihat Siswa Seberangi Sungai, Bentuk Satgas Darurat dan Colek Menkeu
-
Krisis Air Bersih di Pesisir Jakarta, Benarkah Pipa PAM Jaya Jadi Solusi?
-
Panas Kisruh Elite PBNU, Benarkah Soal Bohir Tambang?
-
Gus Ipul Bantah Siap Jadi Plh Ketum PBNU, Sebut Banyak yang Lebih Layak
-
Khawatir NU Terpecah: Ini Seruan dari Nahdliyin Akar Rumput untuk PBNU