Suara.com - Kata Nusantara baru-baru ini sedang trending dan menjadi perbincangan banyak pihak lantaran dipilih menjadi nama ibu kota baru Indonesia. Sejumlah pihak nampak keberatan dengan dipilihnya nama Nusantara karena dianggap Jawa-sentris.
Mealnsir Hops.id -- jaringan Suara.com, salah satu tokoh yang menyoroti kata Nusantara adalah aktivis kemanusiaan asal Papua, Natalius Pigai. Melalui unggahannya di Twitter, Pigai membagikan halaman depan tulisannya yang dibuat pada tahun 2020 lalu berjudul Paguyuban 'Nusantara' itu Orang Jawa (Natalius Pigai Membongkar).
Natalius Pigai mengatakan dia pernah menulis artikel ilmiah soal Nusantara. Pigai mengatakan, di Papua banyak orang mati gara-gara kata Nusantara.
Kemudian, dengan tegas Natalius Pigai mengatakan bahwa kata Nusantara itu adalah bagaikan pagar yang memisahkan antara Jawa-Hinduisme dengan suku-suku lain dan juga Islam yang ada di Indonesia.
"2020 saya sudah nulis artikel ilmiah soal 'Nusantara'. Di Papua banyak orang dibunuh mati akibat kata 'Nusantara'. Nusantara itu pagar pemisah, disintegratif, separatis dan segregatif antara Jawa Hinduisme dan suku-suku lain dan juga Islam," cuit Pigai dikutip Hops.ID pada Rabu (19/1/2022).
Natalius Pigai mengatakan, artikel ilmiahnya soal Nusantara itu ditulis secara objektif dan bebas nilai.
Lebih lanjut, Pigai menuturkan, artikel itu ditulisnya untuk membantu penyelenggara negara meminimalisir konflik.
"Ini murni tulisan ilmiah, objektif dan bebas nilai. Tujuan tulisan ini membantu penyelenggara negara untuk meminimalisir konflik karena munculnya kelompok-kelompok milisi-milisi sipil yang didukung oleh otoritas negara yang menyebabkan kematian banyak orang di Papua," ujar Pigai.
Kata Nusantara memang sedang disorot belakangan ini usai dipilih menjadi nama ibu kota baru Indonesia yang terletak di Kalimantan Timur.
Baca Juga: Sah Jadi Nama IKN, Gus Muhaimin: Nusantara Punya Makna dan Sejarah Kuat
Sejarawan JJ Rizal mengatakan, kata Nusantara sangat Jawa-sentris. Dipilihnya Nusantara juga dinilainya tidak mencerminkan usaha untuk menghilangkan jarak antara Jawa dan luar Jawa.
"Sebab itu, sejak zaman pergerakan, istilah Nusantara tersingkir karena Jawa-sentris," kata JJ Rizal.
Lebih lanjut, JJ Rizal mengatakan bahwa istilah Nusantara adalah cara pandang Jawa era Majapahit. Nusantara juga mencerminkan bias Jawa yang dominan.
Menanggapi sejumlah kritikan yang datang, Ketua Tim Komunikasi Ibu Kota Negara, Sidik Pramono mengatakan, pemilihan kata Nusantara sebagai nama ibu kota baru merujuk pada kesatuan wilayah yang kini bernama Indonesia.
"Nusantara merupakan sebuah konseptualisasi atas wilayah geografi sebuah negara, di mana konstituennya adalah pulau-pulau yang disatukan oleh lautan," ujar Sidik.
Berita Terkait
-
Muncul Isu Ahok Jadi Kandidat Kepala Otorita IKN, Prediksi Rizal Ramli Diungkit
-
Ahok Jadi Calon Kepala Pemerintahan Nusantara, Roy Suryo: Mantan Napi? Tidak Adakah Orang Lain?
-
IKN Baru Pakai Nama Nusantara, Warganet Usul 'Bonus Sambal Terong' Gantikan Jabodetabek
-
Walhi Ungkap 3 Dampak Lingkungan Serius Akibat Pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan
-
Sah Jadi Nama IKN, Gus Muhaimin: Nusantara Punya Makna dan Sejarah Kuat
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
350 Kios Pasar Induk Kramat Jati Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp10 Miliar
-
Selang Urine Tertinggal di Ginjal Pasien, Dokter RS Borromeus Divonis Langgar Disiplin
-
7 Siswa Korban Insiden Mobil MBG di SDN 01 Kalibaru Kembali Sekolah, Polisi Beri Trauma Healing
-
KPK Geledah Rumah Dinas Plt Gubernur Riau SF Hariyanto
-
Pramono Pastikan Pedagang Pasar Induk Kramat Jati Tak Direlokasi Usai Kebakaran
-
Dari Jeruji Tahanan, 2 Pentolan AMPB Serukan Warga Pati Tetap Solid Perjuangkan Pemakzulan Sudewo
-
Polisi Periksa 9 Saksi Terkait Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati, Asal Api Diduga dari Kios Cikurai
-
Peta Jalan Penyelesaian HAM Berat Resmi Dirilis, Keadilan Bagi Korban di Ujung Penantian?
-
Eks Menkumham: Posisi Negara Kalah, Diperalat Oligarki untuk Validasi Perampokan Tanah Rakyat
-
Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi, Babak Baru Nasib Roy Suryo Cs Ditentukan Hari Ini?