Suara.com - Dua perusahaan besar, Qatar Airways dan Airbus terlibat kasus hukum yang berlarut-larut belakangan ini. Salah satunya penyebabnya adalah masalah cat di badan pesawat.
Menyadur Al Jazeera Senin (24/1/2022) cat di permukaan pesawat jet A350 produksi Airbus melepuh dan Qatar menuntut kompensasi lebih dari USD 600 Juta (Rp 8,6 triliun) atas hal ini.
Menurut dokumen pengadilan, nilai perselisihan bisnis ini setara dengan USD 4 juta (57 miliar) perhari.
Maskapai negara Teluk ini juga meminta hakim Inggris untuk memerintahkan Airbus yang berbasis di Prancis agar tidak mengirimkan jetnya lagi sampai cacat itu diperbaiki.
Perselisihan keduanya yangberlangsung selama berbulan-bulan ini tentang kerusakan termasuk cat yang melepuh, bingkai jendela yang retak atau area yang terpaku dan erosi lapisan pelindung petir.
Regulator nasional Qatar Airways telah menghentikan penerbangan 21 dari 53 jet A350 ketika masalah muncul.
Hal ini memicu perselisihan sengit dengan Airbus yang mengatakan meskipun ada masalah itu hanya teknis, tidak ada masalah dengan keamanannya.
Sekarang, rincian keuangan dan teknis yang terkait dengan perselisihan hukum yang langka ini muncul dalam divisi Pengadilan Tinggi di London, di mana Qatar Airways menggugat Airbus pada bulan Desember.
Qatar Airways menuntut kompensasi USD 618 juta (Rp 8,8 triliun) dari Airbus untuk penghentian sebagian, ditambah USD 4 juta (Rp 57,3 miliar) untuk 21 jet tidak beroperasi setiap hari.
Baca Juga: Qatar Airways Jadi Pesawat Pertama yang Mendarat di Bandara Kabul Usai Dikuasai Taliban
Klaim itu termasuk USD 76 juta (Rp 1 triliun) untuk satu pesawat A350 yang berusia lima tahun yang akan dicat ulang untuk Piala Dunia 2022, yang menjadi tuan rumah Qatar akhir tahun ini.
Pesawat itu telah diparkir di Prancis selama satu tahun dan membutuhkan 980 tambalan setelah pekerjaan cat yang dibatalkan memperlihatkan celah di proteksi petir, kata sumber industri.
Maskapai mengeklaim Airbus gagal memberi akar penyebab yang diperlukan untuk memenuhi pertanyaan yang belum terselesaikan tentang kelaikan udara dari jet yang terkena dampak termasuk sistem proteksi petir.
Jet ini memiliki lapisan jala tembaga di bawah cat untuk mencegah petir merusak karbon-komposit, yang lebih ringan tetapi kurang konduktif dibandingkan logam tradisional.
“Airbus menyatakan kembali tak ada masalah kelaikan udara,” kata juru bicara yang dikonfirmasi oleh regulator Eropa.
Maskapai ini telah lama memiliki reputasi sebagai pembeli yang menuntut, secara sporadis menolak pengiriman karena alasan kualitas.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- 5 Fakta SUV Baru Mitsubishi: Xforce Versi Futuristik, Tenaga di Atas Pajero Sport
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
Pilihan
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
Terkini
-
Terseret Kasus Chromebook, Ini Profil Abdullah Azwar Anas, Eks Menteri Jokowi Kini Diperiksa Jaksa
-
Dandhy Laksono Murka: Tak Ada Satupun Pejabat Mundur atau Dipenjara atas Kelalaian Program MBG?
-
Bukan Lagi Kementerian, DPR dan Pemerintah Sepakat Transformasi BUMN Jadi Badan
-
Warga Jakarta Keluhkan Kemacetan Rabu Sore, Polisi Sebut Ini Penyebabnya
-
Skandal Chromebook Makin Panas, Giliran Eks Menpan RB Azwar Anas Diperiksa Kejagung, Ada Apa?
-
Uji Coba Penyaluran Bansos Digital Bakal Dilakukan di Banyuwangi, Prabowo Dijadwalkan Hadir
-
Sudah Ada Kasus Keracunan MBG di Jakarta, Begini Respons Pramono Anung
-
Rizal Mallarangeng: Menelaah Pergeseran Geopolitik Global dan Posisi Krusial Indonesia
-
Pemkot Jaktim Bantah 6 Siswa SD di Pulogebang Keracunan MBG: Gejala Muntah Gegara Aroma Kol Rebus?
-
Atasi Carut-Marut Data, DPR Inisiasi One Map Indonesia untuk Reforma Agraria