Suara.com - Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas pada Senin meminta Jerman untuk memberikan dukungan militer ke Ukraina sebagai upaya pencegahan terhadap Rusia.
Melansir laman Anadolu, Selasa (1/2/2022), dalam sebuah wawancara dengan harian Bild, Kallas mengatakan Ukraina membutuhkan dukungan dari mitranya untuk memperkuat kemampuan pertahanan diri terhadap agresi lebih lanjut.
“Kami mendorong mitra Jerman kami untuk mendengarkan Ukraina. Ukraina meminta bantuan. Negara ini membutuhkan bantuan dalam membela diri melawan penyerang,” kata dia.
Kallas menyalahkan Rusia atas eskalasi baru-baru ini, dan mengatakan Moskow telah berusaha untuk menguasai kembali pengaruh politik dan militernya atas tetangganya.
“Kami berharap diplomasi dan dialog dapat berjalan, tetapi risiko konflik itu nyata,” tekan dia.
Komentarnya menyuarakan peringatan serupa yang dibuat oleh politisi senior dari negara-negara Eropa timur dalam beberapa pekan terakhir, yang juga meminta sekutu NATO untuk memberikan dukungan militer yang lebih besar untuk Ukraina.
Jerman sejauh ini mengesampingkan pengiriman senjata mematikan ke Ukraina, menunjukkan kebijakan ekspor senjata negara yang membatasi, dengan alasan bahwa ini dapat lebih meningkatkan ketegangan militer dan merusak upaya untuk menemukan solusi diplomatik untuk konflik tersebut.
Mereka telah mengumumkan menawarkan 5.000 helm militer pelindung ke Ukraina, sebuah langkah yang disebut oleh walikota Kyiv Vitali Klitschko sebagai "lelucon."
Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki secara terbuka mengkritik Jerman pekan lalu karena menolak mengirimkan senjata ke Ukraina, sementara Menteri Pertahanan Latvia Artis Pabriks mengecam Berlin karena mengambil posisi "tidak bermoral dan munafik".
Baca Juga: AS Kembali Peringatkan Dunia, Rusia Bisa Saja Serang Ukraina Sewaktu-waktu
Estonia ingin mengirim howitzer buatan Jerman ke Ukraina, tetapi belum mendapatkan izin ekspor dari Berlin.
Pihak berwenang Jerman mengatakan bahwa permintaan ini sedang dalam pemeriksaan.
Selain penentangannya terhadap pasokan senjata, Berlin juga tetap enggan untuk memblokir pipa gas Nord Stream 2 yang kontroversial, meskipun pemerintah AS dan anggota timur NATO berulang kali menyerukan sikap yang lebih keras terhadap Rusia.
Di bawah tekanan, Kanselir Jerman Olaf Scholz baru-baru ini mengatakan bahwa semuanya akan dibahas, termasuk pipa gas Nord Stream 2, jika Rusia mengambil tindakan agresif lebih lanjut terhadap Ukraina.
Ekonomi terbesar di Uni Eropa, Jerman sangat bergantung pada gas dan minyak Rusia, dan rencana negara itu untuk menghentikan tenaga nuklir semakin meningkatkan ketergantungannya.
Jerman mengimpor hampir 55 persen stok gasnya, dan sekitar 42 persen minyaknya dari Rusia. (Sumber: Anadolu)
Berita Terkait
-
AS Kembali Peringatkan Dunia, Rusia Bisa Saja Serang Ukraina Sewaktu-waktu
-
Sandiaga Uno Ancam Tindak Tegas Oknum yang Palsukan Tes PCR ke Turis Asal Ukraina
-
Keren, Ukraina Terbitkan Wajah Jenderal Sudirman dalam Prangko
-
Buat Prangko Jenderal Soedirman, Ukraina Terinspirasi Semangat Sang Panglima Besar
-
Jiwa Kepahlawanannya Inspiratif, Gambar Jenderal Sudirman Muncul di Prangko Ukraina
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- 7 Fakta Pembunuhan Sadis Dina Oktaviani: Pelaku Rekan Kerja, Terancam Hukuman Mati
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Bahasa Inggris Jadi Mapel Wajib SD-SMA Mulai 2027, Kemendikdasmen Siapkan Pelatihan Guru Massal
-
Komisi XIII DPR Dorong Kasus Konflik TPL di Danau Toba Dibawa ke Pansus Agraria
-
Jakpro Siapkan Kajian Teknis Perpanjangan Rute LRT Jakarta ke JIS dan PIK 2
-
'Apapun Putusannya, Kami Hormati,' Sikap Kejagung di Ujung Sidang Praperadilan Nadiem Makarim
-
Detik-detik Gempa Dahsyat di Filipina, Alarm Tsunami Aktif Buat Sulut dan Papua
-
Menko Zulkifli Hasan Panen Ayam Petelur, Apresiasi PNM Bangun Ketahanan Pangan Desa
-
Seskab Teddy Sampaikan Santunan dari Prabowo untuk Keluarga Prajurit yang Gugur Jelang HUT ke-80 TNI
-
Terungkap! Ini 'Dosa' Eks Kajari Jakbar yang Bikin Jabatannya Lenyap
-
Atasi Kemacetan Ragunan, Pramono Anung Bangun Parkir Bertingkat dan Hadirkan Wisata Malam
-
Dasco Minta Kader Gerindra Mulai Panaskan Mesin Politik: Tiga Tahun Lagi 2029