Suara.com - Komika Pandji Pragiwaksono menyinggung Gedung Sapta Pesona dalam sebuah obrolan di kanal YouTube HAS Creative. Ia menyebut bangunan itu mirip organ intim pria. Apakah benar fakta Gedung Sapta Pesona itu seperti itu?
Gedung Sapta Pesona adalah sebuah gedung perkantoran yang terletak di jantung Kawasan Pusat Bisnis Jakarta, tepatnya di Jl. Medan Merdeka Barat No.17. Untuk tahu lebih banyak tentang fakta Gedung Sapta Pesona khususnya soal desain bangunan dan arsitekturnya, silahkan simak artikel ini sampai habis.
Gedung Sapta Pesona adalah gedung perkantoran berukuran sedang yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki dari Monas dan Plaza Sarinah. Gedung Sapta Pesona tidak dilengkapi dengan lift. Yuk, kita ketahui lebih banyak fakta Gedung Sapta Pesona.
Fakta Gedung Sapta Pesona
Selain yang telah disebutkan di atas, berikut sejumlah fakta Gedung Sapta Pesona lainnya dikutip dari berbagai sumber.
1. Nama Gedung Sapta Pesona
Kita mulai ketahui fakta Gedung Sapta Pesona yang pertama dari namanya. Nama Sapta pesona dipilih karena nama Sapta Pesona mengandung harapan mampu menciptakan rasa nyaman dan memberikan kesan yang baik bagi setiap pengunjung yang datang.
2. Pernah dikelola oleh Direktorat Jenderal Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi
Pada 1990-an, pariwisata Indonesia dipegang dan diatur oleh direktorat jenderal di dalam Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi atau disingkat dengan Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi. Departemen yang samaberkaitan dengan administrasi pos dan telekomunikasi juga.
Baca Juga: 5 Kontroversi Pandji Pragiwaksono: Dari Kucing Hewan Gember, Terbaru Sebut Ada Menteri Gay
3. Menjadi Pusat Kementerian Pariwisata RI Sampai ke Badan Ekonomi Kreatif
Gedung Sapta Pesona di Merdeka Barat, Jakarta ini pernah menjadi pusat Kementerian Pariwisata RI. Nama departemen berubah menjadi Departemen Pariwisata, Seni dan Budaya di bawah kepemimpinan Kabinet Pembangunan Ketujuh Soeharto.
Dengan nama departemen yang berubah maka otomatis gedung ini juga berubah menjadi Kementerian Pariwisata dan Seni Negara. Terjadi lagi perubahan lagi pada masa Kabinet Persatuan Gus Dur memimpin, kesatuan dari Kementerian Pariwisata dan Seni Negara menjadi Departemen Pariwisata dan Kebudayaan.
Lalu selama kepemimpinan Presiden Megawati, nama tersebut berubah lagi menjadi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Negara. Berganti nama lagi menjadi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata selama masa jabatan pertama kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono atau Kabinet Indonesia Bersatu.
Pada masa Kabinet Indonesia bersatu kedua, nama tersebut berganti nama lagi menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sedangkan tanggung jawab terhadap perawatan kebudayaan dipindahkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pada masa Jokowi menjabat sebagai Presiden pada tahun 2014, nama kementerian berubah menjadi Kementerian Pariwisata. Joko Widodo berencana untuk melakukan spin off Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif menjadi organisasi terpisah dan diberi nama Badan Ekonomi Kreatif.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
- 
            
              Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
- 
            
              4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
- 
            
              Mengapa Jakarta Selatan Kembali Terendam? Ini Penyebab 27 RT Alami Banjir Parah
- 
            
              Korupsi Pertamina Makin Panas: Pejabat Internal Hingga Direktur Perusahaan Jepang Diinterogasi
- 
            
              Mengapa Kemensos Gelontorkan Rp4 Miliar ke Semarang? Ini Penjelasan Gus Ipul soal Banjir Besar
- 
            
              Soal Progres Mobil Nasional, Istana: Sabar Dulu, Biar Ada Kejutan
- 
            
              Kenapa Pohon Tua di Jakarta Masih Jadi Ancaman Nyawa Saat Musim Hujan?
- 
            
              Tiba di Korea Selatan, Ini Agenda Presiden Prabowo di KTT APEC 2025
- 
            
              Wakapolri Ungkap Langkah Pembenahan Polri: Aktifkan Pamapta dan Modernisasi Pelayanan SPKT
- 
            
              Pernah Jadi Korban, Pramono Anung Desak Perbaikan Mesin Tap Transjakarta Bermasalah
- 
            
              Skandal Whoosh Memanas: KPK Konfirmasi Penyelidikan Korupsi, Petinggi KCIC akan Dipanggil
- 
            
              Formappi Nilai Proses Etik Lima Anggota DPR Nonaktif Jadi Ujian Independensi MKD