Suara.com - Partai Solidaritas Indonesia menyayangkan Kementerian Pertahanan yang tidak transparan soal pembelian pesawat tempur seharga Rp 315 triliun.
Menurut juru bicara PSI Rian Ernest, menyebut keterbukaan Kemhan soal penggunaan anggaran itu hanya tampak hingga 2013.
Itu disampaikannya seusai melihat situs resmi Kemhan untuk mencari tahu soal penjelasan lengkap terkait pembelian pesawat tempur Rafale buatan Dassault Aviation dan jet tempur F-15EX dari Amerika Serikat.
Rian menganggap perlu ada bantuan 'orang dalam' untuk bisa mengetahui informasi lengkap soal pembelian pesawat tempur tersebut.
"Sayangnya waktu PSI mencoba, kami belum menemukan informasi yang mudah diakses publik," kata Rian dalam diskusi bertajuk "Butuh Banget Belanja Pesawat Tempur 315 Triliun?" secara daring, Senin (14/2/2022).
"Terakhir ada informasi tahun 2013, sekarang 2022 belum ada informasi yang mudah diakses publik. Mungkin kalau punya kenalan di orang dalam, bisa dapat. Tapi kan saya rasa sudah saatnya demokrasi kita betul-betul terbuka," sambungnya.
Rian mengingatkan, pihaknya 'ikut-ikutan' soal pembelian pesawat tempur bukan karena sok paham soal dunia pertahanan. Namun, menurutnya publik juga memiliki hak untuk mengetahui penggunaan pajak oleh negara.
Sebab, sesuai aturan yang berlaku, biaya pembelian-pembelian tersebut tidak bisa berasal dari pinjaman saja, tetapi juga harus dari anggaran pendapatan dan belanja negara.
"Ya, artinya mengapa kita membeli Dassault, mengapa begini, mengapa begitu, tentu dengan memperhitungan hasil negara soal keamanan ke depan dan intelijen perang," ungkapnya.
Baca Juga: Menhan Prabowo Subianto Dianggap Paling Pantas Jadi Suksesor Jokowi pada Pilpres 2024
Sebagai informasi, Indonesia dan Prancis bersepakat atas kontrak pembelian enam dari 42 jet tempur Rafale buatan Dassault Aviation. Kalau dihitung-hitung, total dari kontrak tersebut bernilai Rp 116,19 triliun.
Selain itu, Indonesia juga disebut telah memesan 36 pesawat jet tempur F-15EX dari Amerika Serikat. Nilai dari 36 pesawat jet itu mencapai USD 13,9 miliar atau sekitar Rp 199 triliun.
Berita Terkait
-
Menhan Prabowo Subianto Dianggap Paling Pantas Jadi Suksesor Jokowi pada Pilpres 2024
-
Anies, Ganjar, hingga RK Keok Suara Survei Capres, Prabowo Dianggap Paling Pantas Lanjutkan Pemerintahan Jokowi
-
Pengamat Ungkap Sosok Pesaing AHY di Pilpres 2024, Sebut Lebih Senior
-
Usung Prabowo di Pilpres 2024, Gerindra Disebut Penganut Demokrasi Minimalis
-
Megawati Disebut Tak Restui Duet Prabowo Subianto-Puan Maharani di Pilpres 2024: Ogah Kader PDI P Jadi Cawapres
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
'Jangan Selipkan Kepentingan Partai!' YLBHI Wanti-wanti DPR di Seleksi Hakim Agung
-
Tak Tunggu Laporan Resmi; Polisi 'Jemput Bola', Buka Hotline Cari 3 Mahasiswa yang Hilang
-
Skandal Korupsi Kemenaker Melebar, KPK Buka Peluang Periksa Menaker Yassierli
-
Siapa Lelaki Misterius yang Fotonya Ada di Ruang Kerja Prabowo?
-
Dari Molotov Sampai Dispenser Jarahan, Jadi Barang Bukti Polisi Tangkap 16 Perusuh Demo Jakarta
-
BBM di SPBU Swasta Langka, Menteri Bahlil: Kolaborasi Saja dengan Pertamina
-
Polisi Tetapkan 16 Perusak di Demo Jakarta Jadi Tersangka, Polda Metro: Ada Anak di Bawah Umur
-
Skandal 600 Ribu Rekening: Penerima Bansos Ketahuan Main Judi Online, Kemensos Ancam Cabut Bantuan
-
Misteri Foto Detik-Detik Eksekusi Letkol Untung, Bagaimana Bisa Dimiliki AFP?
-
Kebijakan Baru Impor BBM Ancam Iklim Investasi, Target Ekonomi Prabowo Bisa Ambyar