Suara.com - Invasi Rusia ke Ukraina memicu sanksi dan tekanan dari dunia Barat untuk meninggalkan transaksi bisnis dengan mantan negara adikuasa itu. Beberapa perusahaan Barat memutuskan hubungan dengan Rusia mulai Jumat (25/2/2022). Lainnya, mempelajari bagaimanakah cara melakukannya.
Dikutip dari kantor berita Antara, bisnis olah raga dan hiburan Eropa termasuk yang pertama mengumumkan langkah ini.
Klub Liga Premier Manchester United menarik hak sponsor maskapai penerbangan Rusia Aeroflot, Formula Satu (F1) membatalkan Grand Prix Rusia 2022, dan penyelenggara kontes lagu Eurovision mengatakan Rusia tidak akan diizinkan untuk berpartisipasi dalam final tahun ini.
"Dimasukkannya entri Rusia dalam kontes (Eurovision) tahun ini akan membawa kompetisi dalam keburukan," kata European Broadcasting Union (EBU) dalam sebuah pernyataan.
Pembuat gadget Dell Technologies Inc mengatakan pihaknya menangguhkan penjualan di Ukraina dan Rusia, juga terus memantau situasi dengan cermat untuk menentukan langkah selanjutnya.
Aturan baru Amerika Serikat tentang ekspor ke Rusia diumumkan pada Kamis (24/2/2022) mencakup komputer dan Dell menyumbang sekitar 6, persen dari pengiriman komputer ke Rusia pada kuartal terakhir, menurut peneliti IDC.
Maskapai penerbangan Amerika Serikat, Delta Airlines Inc mengatakan tanpa memberikan alasan, bahwa mereka telah menangguhkan layanan berbagi kode dengan Aeroflot.
Konsultan pemasaran Dan Sondhelm mengatakan perusahaan berusaha untuk menyeimbangkan risiko reputasi untuk terus berurusan dengan Moskow dengan kepentingan ekonomi mereka dan kekhawatiran tentang mengganggu beberapa investor mereka.
"Ini akan memakan waktu bagi perusahaan untuk membuat keputusan mereka buat bertindak atau tidak melakukan apa-apa. Dan pengambilan keputusan tidak terjadi dalam semalam, ujar Dan Sondhelm.
Baca Juga: Serangan Rusia atas Ukraina, Bagaimana Nasib Nikita Mazepin di F1?
Amerika Serikat pada Kamis (24/2/2022) memberlakukan sanksi terhadap Rusia yang menargetkan lima bank besar Rusia, termasuk Sberbank dan VTB yang didukung pemerintah, dua pemberi pinjaman terbesar negara itu, serta individu kaya, dan mengumumkan langkah-langkah kontrol ekspor baru.
Pada Jumat (25/2/2022) negara-negara anggota Uni Eropa setuju untuk membekukan aset Eropa atas nama Presiden Vladimir Putin dan menteri luar negerinya.
Beberapa ahli dan pengacara mengatakan eksekutif Barat akan berusaha untuk mengakhiri pengaturan komersial, bahkan jika mereka tidak diwajibkan untuk melakukannya, untuk menghindari masalah hubungan masyarakat atau birokrasi yang mencoba menavigasi sanksi di bidang-bidang seperti ekspor teknologi.
"Apa yang akan dilakukan banyak dari mereka hanyalah menjatuhkan pelanggan Rusia. Mereka hanya akan mengatakan "kami tidak akan berurusan" untuk hal ini," kata William Reinsch, Pakar Perdagangan di Pusat Studi Strategis dan Internasional dan mantan Pejabat ekspor Departemen Perdagangan Amerika Serikat.
David Smith, mitra di broker asuransi McGill and Partners di London, mengatakan bahwa bahkan sebelum invasi dan sanksi, dua penjamin emisi telah mengatakan kepadanya bahwa mereka tidak ingin mengasuransikan perusahaan pelayaran yang beroperasi di perairan Rusia dengan alasan mereka tidak ingin memfasilitasi bisnis dengan Rusia.
"Orang-orang harus semakin memikirkan masalah moral, ini bukan hanya latihan centang kotak," kata Smith.
Berita Terkait
-
SPayLater Bayar QRIS Bareng Lyodra: Belanja Offline Lebih Mudah, Bonus Aktivasi dan Serba Seribu!
-
Transaksi Perdagangan Berjangka hingga Juli 2025 Tembus 5,5 Juta Lot
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
Hati-hati QRIS Bodong, Modus Ini Dipakai Pelaku
-
FIFGROUP Pasang Target Rp6,8 Miliar di IMOS 2025
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Kapan Awal Puasa Ramadan dan Idul Fitri 2026? Simak Jadwalnya
- Tanah Rakyat Dijual? GNP Yogyakarta Geruduk DPRD DIY, Ungkap Bahaya Prolegnas UUPA
Pilihan
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
-
Akankah Dolar AS Tembus Rp17.000?
Terkini
-
Tangis Nanik Deyang Minta Maaf soal Kasus Keracunan MBG Tuai Pro Kontra
-
PBNU Desak Penetapan Tersangka Korupsi Kuota Haji, KPK Sebut Pemeriksaan Masih Intensif
-
Apa Itu Cassandra Paradox? Bikin Rocky Gerung Walkout dari Talkshow dengan Relawan Jokowi
-
Isyana Bagoes Oka Dikabarkan Jadi Wakil Ketua Umum PSI, Kaesang Siap Umumkan
-
SMAN 62 Pastikan Farhan Masih Berstatus Siswa Aktif Meski Ditahan Polisi
-
Kementerian BUMN Bakal Tinggal Kenangan, Ingat Lagi Sejarahnya Sebelum Dihapus
-
Minta KPK Segera Tetapkan Tersangka Kasus Haji, Awan PBNU: Jangan Digoreng Ngalor Ngidul
-
Bengis! Begal Bersajam di Jakarta Timur Sabet Korban Gunakan Celurit, Pelaku Masih Diburu
-
Dua Kali Sekolah di Luar Negeri, Beda Kampus Gibran di Orchid Park Singapura dan UTS Australia
-
Polisi soal Video Kendaraan Mati Pajak Tak Bisa Isi BBM di SPBU: Hoaks, Tak Ada Larangan Itu!