"Pekerjaan ini dipandu oleh umpan balik dari para ahli, organisasi masyarakat sipil, dan laporan independen, termasuk Misi Pencari Fakta PBB tentang temuan Myanmar dan Penilaian Dampak Hak Asasi Manusia independen yang kami tugaskan dan rilis pada tahun 2018.”
Ditanya tentang Myanmar, CEO Meta Mark Zuckerberg mengatakan, Facebook berencana untuk mempekerjakan "puluhan” pembicara Burma untuk memoderasi konten dan akan bekerja dengan kelompok masyarakat sipil untuk mengidentifikasi tokoh penyebar kebencian dan mengembangkan teknologi baru untuk memerangi ujaran kebencian.
"Sulit untuk melakukannya tanpa orang yang berbicara bahasa lokal dan kami perlu meningkatkan upaya kami di sana secara dramatis, ”kata Zuckerberg. Namun, dalam file internal yang dibocorkan oleh pelapor Frances Haugen tahun lalu, AP menemukan pelanggaran tetap ada. Perusahaan meningkatkan upaya untuk memerangi ujaran kebencian, tetapi tidak pernah sepenuhnya mengembangkan alat dan strategi yang diperlukan untuk melakukannya.
Gugatan gantirugi pengungsi Rohingya Pengungsi Rohingya telah menggugat Facebook lebih dari $150 miliar dan menuduh perusahaan raksasa itu gagal menghentikan ujaran kebencian yang menghasut kekerasan terhadap kelompok etnis muslim oleh penguasa militer dan pendukung mereka di Myanmar.
Kelompok pemuda Rohingya yang berbasis di kamp-kamp pengungsi Bangladesh juga telah mengajukan keluhan terpisah di Irlandia kepada 38 negara Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan, yang menyerukan Facebook untuk menyediakan beberapa program perbaikan di kamp-kamp tersebut.
"Para penyintas genosida Rohingya terus tinggal di kamp-kamp hingga hari ini dan Facebook terus mengecewakan mereka. Facebook perlu berbuat lebih banyak”, pungkas Tun Khin, Presiden Rohingya Burma Organization UK. ha/as (AP)
Berita Terkait
-
Persija Kirim Pesan Kemanusiaan ke Sumbar Jelang Duel Kontra Semen Padang
-
BPOM Ungkap Peredaran Pangan Ilegal dan Kedaluwarsa Jelang Nataru, Nilainya Capai Rp 42 Miliar
-
Review Film Avatar Fire and Ash: Visual Memukau, tetapi Cerita Terasa Mengulang
-
Menkeu Purbaya Balas Ramalan Bank Dunia
-
Golkar Copot Musa Rajeckshah dari Ketua DPD Sumut, Sekjen Bongkar Alasannya
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
BPOM Ungkap Peredaran Pangan Ilegal dan Kedaluwarsa Jelang Nataru, Nilainya Capai Rp 42 Miliar
-
Golkar Copot Musa Rajeckshah dari Ketua DPD Sumut, Sekjen Bongkar Alasannya
-
OTT KPK di Kalsel, Dua Orang Tiba di Gedung Merah Putih untuk Pemeriksaan Intensif
-
Bupati Bekasi Kena OTT KPK, Berikut 5 Fakta Penting Terkait Penangkapan Ade Kuswara Kunang
-
Polri Akan Terapkan Contraflow di Tol Favorit Selama Libur Nataru! Berikut Titik dan Jadwalnya
-
Pemprov DKI Hibahkan Gedung YLBHI, Pramono Anung: Akses Keadilan Warga Tidak Mampu
-
KPK Akui Tangkap Kajari dan Kasi Intel Kejari HSU Saat OTT di Kalsel, Langsung Dibawa ke Jakarta
-
Buntut Kereta Bandara Tabrak Avanza di Kalideres, Terjadi Penumpukan di Stasiun Rawa Buaya
-
Tabrakan di Kalideres: Avanza Dihantam Kereta Bandara, Penumpang Luka Parah
-
LPSK Ungkap Banyak Tantangan dalam Pelaksanaan Restitusi bagi Korban Tindak Pidana