Suara.com - Dalam menjalankan hidup dan usaha, terkadang kita menemui berbagai ketidakpastian dan tantangan. Namun, hal tersebut harusnya tidak menjadi masalah berarti saat kita cepat beradaptasi, mencari solusi, dan terus berinovasi atas kondisi tersebut.
Hadirnya pandemi juga jadi salah satu tantangan yang membawa dampak signifikan baik pada masyarakat maupun pemilik usaha. Banyak orang tidak menyerah begitu saja dan mau berjuang melewati berbagai masa-masa sulit hingga dapat meraih kesuksesan.
Pemilik Ayam Penyet Ria, Deni Tandi, jadi salah satu dari banyaknya orang yang tak pernah putus asa dan terus berjuang dalam menghadapi berbagai situasi sulit. Kini bisnis yang dirintis Deni hasil dari warisan orang tuanya sudah cukup dikenal oleh masyarakat luas di Batam, Indonesia, hingga mancanegara.
Semua tidak dimulai dengan mudah, berawal saat terjadi krisis ekonomi di tahun 1998 dan banyak orang harus memutar otak untuk mencari jalur pendapatan. Saat itu, untuk mendapatkan uang guna mencukupi kebutuhan keluarganya, kedua orang tua Deni mencetuskan ide usaha ayam penyet sederhana.
Prosesnya tak mudah, awalnya ia harus getol memperkenalkan usahanya ke masyarakat serta beberapa kali harus berpindah lokasi. Namun, usaha keras memang tak menghianati hasil. Tak disangka cita rasa khas Ayam Penyet Ria disukai oleh banyak orang dan hingga kini dapat berkembang luas.
Deni bercerita bahwa dua puluh empat tahun lalu, pada saat krisis ekonomi terjadi, tujuan orang tua nya adalah membuat usaha yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Modalnya dan idenya cukup sederhana, namun semuanya direncanakan dengan matang dan ia semangat dalam menjalankannya.
“Hasilnya, kini saya bisa meneruskan bisnis tersebut. Ayam Penyet Ria juga semakin dikenal masyarakat Batam dan perlahan saya juga memperluas jangkauan dengan mengajak beberapa keluarga yang ada di luar negeri untuk ikut memperkenalkan Ayam Penyet Ria ke pasar dan konsumen yang lebih luas. Hingga kini, Ayam Penyet Ria sudah memiliki enam puluh dua cabang yang tersebar di Indonesia, Singapura, Malaysia dan Australia,” ujar Deni.
Meskipun perkembangan bisnis Ayam Penyet Ria sudah cukup pesat, dalam berbisnis pastinya akan selalu ada tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah pandemi yang hadir tak hanya di Indonesia, tapi juga di belahan dunia lainnya pada 2020.
Dengan jangkauan usaha Ayam Penyet Ria yang sudah merambah empat negara, pandemi menyisakan kisah perjuangan bagi Deni dan rekan-rekan usahanya. Untuk melaluinya, Deni membagikan tiga tips yang membantunya dalam mempertahankan bisnis Ayam Penyet Ria hingga saat ini. Ketiga tips tersebut adalah:
Baca Juga: Jualan Sebelahan, Perbedaan Kontras Sesama Pedagang Makanan Ini Bikin Nyesek
1. Kerja sama jadi kunci ekspansi usaha
Memang benar, suatu bisnis dapat tetap berkembang walaupun dijalankan sendiri, namun suatu bisnis dapat berkembang lebih besar lagi jika bisnis tersebut terbuka untuk bekerja sama. Hal ini dirasakan oleh bisnis Ayam Penyet Ria yang selalu terbuka untuk bekerja sama dengan siapapun. Dari enam puluh dua cabang yang saat ini dimiliki Ayam Penyet Ria, beberapa cabang di Australia merupakan kerja sama dengan kerabat sedangkan di Singapura, Malaysia, dan beberapa kota di Indonesia dikembangkan lewat jalur franchise.
2. Semangat pantang menyerah dalam menghadapi situasi sulit
Saat pandemi melanda, dengan perlahan Deni memetakan permasalahan yang dihadapi dan memikirkan solusi bersama dengan rekan-rekan usaha yang membantunya menjalankan bisnis Ayam Penyet Ria di luar negeri. Hasilnya, Deni bersama dengan tim bisa menemukan berbagai strategi agar bisnis dapat bertahan, salah satunya adalah dengan pemanfaatan ekosistem digital dalam aspek layanan, pemasaran dan penjualan produk bisnisnya.
3. Sigap untuk berinovasi dan beradaptasi
Kesuksesan bukan alasan untuk berhenti berinovasi dan beradaptasi. Hal tersebut pun dilakukan Ayam Penyet Ria dengan mengadopsi teknologi pada bisnisnya.
Berita Terkait
-
Lestarikan Warisan Kuliner Nusantara, Sri Sasanti Restaurant Konsisten Hadirkan Santapan Berkualitas
-
Gimana Sih Ingetin Teman yang Belum Transfer Patungan? Begini Trik Cerdas Yuki Kato dan Febby Rastanty
-
Bisa Jadi Ide Bisnis! Pedagang Sate Krispi Ini Punya Omzet Sekitar Rp23 Juta Sebulan
-
Wajib Tahu! Ini 5 Skill yang Harus Dikuasai Jika Ingin Bisnis Kuliner
-
Pembangunan Tol Getaci Berpotensi Dongkrak Perekonomian Priangan Timur
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Gibran Wakili Prabowo di Forum KTT G20, DPR: Jangan Cuma Hadir, Tapi Ikut Dialog
-
Mahfud MD Sebut Prabowo Marah di Rapat, Bilang Bintang Jenderal Tak Berguna Jika Tidak Bantu Rakyat
-
RUU PPRT 21 Tahun Mandek, Aktivis Sindir DPR: UU Lain Kilat, Nasib PRT Dianaktirikan
-
KSPI Desak RUU PPRT Disahkan: Pekerja yang Menopang Ekonomi Justru Paling Diabaikan
-
Cegat Truk di Tol Cikampek, Polda Metro Bongkar Penyelundupan Pakaian Bekas Impor Rp 4,2 Miliar
-
Detik-detik Mencekam Pesawat Oleng Lalu Jatuh di Karawang, Begini Kondisi Seluruh Awaknya
-
Inovasi Layanan PT Infomedia Nusantara Raih Penghargaan dari Frost & Sullivan
-
PAD Naik Drastis, Gubernur Pramono Pamer Surplus APBD DKI Tembus Rp14 Triliun
-
Pramono Sebut Pengangguran Jakarta Turun 6 Persen, Beberkan Sektor Penyelamat Ibu Kota
-
Selidiki Kasus BPKH, KPK Ungkap Fasilitas Jemaah Haji Tak Sesuai dengan Biayanya