Suara.com - Pemerintah pusat dan pemimpin negara bagian di Jerman menyepakati paket bantuan untuk pengungsi dari Ukraina senilai 2 miliar Euro. Ini termasuk akses ke pasar kerja, fasilitas kesehatan dan kursus gratis bahasa Jerman.
Para pemimpin negara bagian Jerman dan Kanselir Olaf Scholz hari Kamis (7/4) menyetujui mekanisme pembiayaan untuk mendukung pengungsi yang melarikan diri dari perang di Ukraina yang datang ke Jerman.
Olaf Scholz dan para perdana menteri negara bagian antara lain menyepakati, para pengungsi dari Ukraina akan mendapat tunjangan sosial seperti warga Jerman lain yang tidak memiliki pendapatan cukup.
Bantuan sosial itu di Jerman dikenal sebagai program sosial "Hartz IV". Olaf Scholz menjelaskan, pemerintah federal menyediakan anggaran 2 miliar euro yang akan disalurkan ke negara-negara bagian untuk program bantuan pengungsi Ukraina.
Pengungsi dari Ukraina antara lain akan menerima tunjangan sosial mulai 1 Juni sekitar 400 euro per bulan.
Selain itu, mereka juga mendapat izin kerja dan fasilitas integrasi lainnya seperti kursus gratis Bahasa Jerman dan akses ke fasilitas kesehatan.
Hal itu akan memudahkan pengungsi dari Ukraina untuk berintegrasi dan tinggal di Jerman, kata Olaf Scholz.
Sudah ada sekitar 320 ribu pengungsi Ukraina di Jerman Kementerian Dalam Negeri Jerman telah mencatat kedatangan 320.321 pengungsi Ukraina sejak invasi Rusia pada 24 Februari lalu.
Di beberapa titik di bulan Maret ada lebih dari 15.000 pendatang baru setiap hari, meskipun kecepatannya sekarang telah melambat, kata Kementerian Dalam Negeri dalam pernyataan pers.
Baca Juga: Akibat Invasi Rusia ke Ukraina Pasokan Gandum Turki Terancam
Angka-angka tersebut dikumpulkan oleh Polisi Federal Jerman, yang saat ini lebih sering memeriksa kedatangan daripada biasanya.
Namun jumlah sebenarnya pengungsi dari Ukraina yang telah tiba di Jerman bisa jauh lebih tinggi, kata Kementerian Dalam Negeri, karena memang tidak ada kontrol sistematis di perbatasan internal Uni Eropa.
Warga Ukraina memiliki hak untuk memasuki Uni Eropa tanpa visa dan tinggal selama 90 hari. Selama periode itu, mereka tidak berkewajiban untuk mendaftar ke otoritas Jerman, kecuali jika mereka ingin mencari dan mendapat fasilitas bantuan sosial.
Paling banyak datang ke Berlin Sejauh ini, negara bagian Berlin dan Brandenburg yang paling banyak menerima pengungsi dari Ukraina. Karena itulah, Berlin dan Brandenburg sejak awal meminta dukungan finansial dari pemerintahan federal.
"Ini akan memungkinkan orang (Ukraina) untuk tiba dengan baik di sini. Potensi mereka dapat digunakan, bakat dapat dipupuk, dan anak-anak dan remaja mereka juga dapat memiliki perspektif di sini," kata Walikota Berlin Franziska Giffey.
Otoritas Berlin memperkirakan, saat ini ada lebih 60.000 pengungsi Ukraina di ibu kota Jerman itu. Kanselir Jerman Olaf Scholz menerangkan, untuk saat ini "sulit untuk memperkirakan" bagaimana situasi perkembangan pengungsi dalam beberapa bulan ke depan, karena perang di Ukraina masih berlanjut. hp/as (dpa, AFP, Reuters)
Berita Terkait
-
5 Moisturizer Anti Aging Ibu Rumah Tangga, Kulit Kencang Kerutan Hilang
-
Komnas Perempuan: Situasi HAM di Papua Bukan Membaik, Justru Makin Memburuk
-
Prediksi Cardiff City vs Chelsea: Misi The Blues Tembus Semifinal Carabao Cup
-
Jaksa Agung: KUHP-KUHAP Baru Akan Ubah Wajah Hukum dari Warisan Kolonial
-
15 WN China Serang TNI di Area Tambang Emas Ketapang: 5 Fakta dan Kondisi Terkini
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Komnas Perempuan: Situasi HAM di Papua Bukan Membaik, Justru Makin Memburuk
-
Jaksa Agung: KUHP-KUHAP Baru Akan Ubah Wajah Hukum dari Warisan Kolonial
-
15 WN China Serang TNI di Area Tambang Emas Ketapang: 5 Fakta dan Kondisi Terkini
-
LBH: Operasi Militer di Papua Ilegal dan Terstruktur Sistematis Sejak 1961
-
YLBHI: Kekuasan Polri di Ranah Sipil Mirip ABRI Zaman Orde Baru
-
Antisipasi Angin Kencang, Pramono Instruksikan Pangkas Pohon Tua di Jakarta
-
Jenguk Siswa dan Guru Korban Insiden Mobil SPPG, Prabowo: Cepat Sembuh Ya
-
LAZ Al Azhar dan Jaringan Sekolah YPI Gerak Cepat Pulihkan Sumatera Pasca Bencana
-
Masuk Dakwaan, 80 Konten Instagram Ini Jadi Senjata Jaksa Jerat Aktivis Delpedro Marhaen Cs
-
Badan Gizi Nasional Dorong UMKM dan Masyarakat Lokal Jadi Tulang Punggung Program MBG