Suara.com - Polandia telah menyita sebuah kompleks diplomatik Rusia yang ditinggalkan. Pihak berwenang mengatakan situs itu, yang menurut beberapa orang digunakan untuk kegiatan spionase, akan diserahkan kepada komunitas Ukraina.
Wali Kota Warsawa Rafal Trzaskowski pada Senin (11/04) mengatakan, telah menyita sebuah kompleks berpagar pengaman yang pernah digunakan oleh petugas diplomatik Rusia dan sekarang tampaknya kosong.
Trzaskowski lebih jauh mengatakan, properti itu akan digunakan komunitas Ukraina untuk kemungkinan menampung para pengungsi yang datang ke Polandia setelah invasi Rusia. Apa saja yang dikatakan Wali Kota Warsawa?
Gedung apartemen yang dibangun oleh Rusia pada 1970-an di Warsawa telah memicu sengketa antara Polandia dan Rusia yang berlangsung selama beberapa dekade.
"Ini sangat simbolis bahwa kami sekarang menutup proses (sengketa hukum) panjang ini, di era agresi Rusia," cuit Trzaskowski.
"Kami telah mengambil kembali apa yang disebut sebagai "sarang mata-mata" dan ingin menyerahkannya kepada tamu Ukraina kami," kata Wali Kota Trzaskowski kepada wartawan, yang menggunakan nama panggilan Polandia - "Szpiegowo" - untuk situs tersebut.
"Saya senang dengan cara simbolis kami dapat menunjukkan, Warsawa membantu teman-teman Ukraina kami," tambahnya. Trzaskowski sendiri memasuki tempat itu bersama dengan juru sita dan duta besar Ukraina untuk Polandia.
Seorang diplomat Rusia juga berada di lokasi untuk memprotes tindakan tersebut. Wali Kota Warsawa juga memposting gambar bangunan kompleks apartemen itu di Twitter.
Kompleks ini dibangun dalam perjanjian pertukaran tanah antara Polandia dan Uni Soviet pada tahun 1974. Meskipun Moskow menerima sembilan properti baru di Warsawa, pihak Soviet tidak pernah memberi balasan pertukaran tanah kepada Polandia, dan gedung-gedung tersebut menjadi kosong pada 1990-an.
Baca Juga: Turki Tangkap 15 Anggota Jaringan Spionase Dinas Rahasia Israel Mossad
Pada tahun 2008, Warsawa mengakhiri perjanjian dan menuntut kompensasi, serta menuduh Moskow telah menduduki lahan tersebut secara ilegal. Rusia pun menolak perintah pengadilan untuk membayar sewa tanah atau menyerahkannya. Diplomat Rusia memprotes penyitaan Duta Besar Rusia untuk Polandia, Sergey Andreyev, menuduh pihak berwenang Polandia menyita properti diplomatik Rusia.
"Pagi (11/04) ini, petugas pengadilan datang ke properti diplomatik kami di 100 Sobieskiego Street di Warsawa dan memerintahkan pemindahan pemilikan gedung ke Kas Negara Polandia atas nama Balai Kota Warsawa," kata Andreyev seperti dikutip oleh kantor berita Rusia, RIA.
"Perwakilan Polandia memotong kunci gerbang dan ... pada dasarnya telah menduduki fasilitas itu," kata Andreyev. Ukraina menyambut peralihan kompleks apartemen Duta Besar Ukraina untuk Polandia, Andrii Deshchytsia mengatakan, kompleks bangunan itu "pasti akan melayani Ukraina dan warga Ukraina." Dia mengatakan properti itu bisa digunakan untuk sekolah, pusat budaya, atau akomodasi.
Deshchytsia mengatakan, para pejabat akan menunggu formalitas hukum diselesaikan sebelum mengambil alih situs tersebut. "Kami ingin melakukannya secara legal, tidak seperti Rusia," kata Deshchytsia. "Kami tidak ingin menduduki apa pun sebelum secara hukum dialihkan." Polandia telah menerima lebih dari 2,6 juta pengungsi dari negara tetangganya di tenggara, sejak perang dimulai — jumlah yang lebih banyak dari negara lain mana pun yang menampung pengungsi Ukraina. ha/as (AFP, AP, Reuters, dpa)
Berita Terkait
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Jamie Carragher Tiba-tiba Melunak, Bujuk Mo Salah Balik Lagi ke Liverpool
-
Bongkar Taktik Aston Villa, Bikin Panik Arsenal dan Man City di Perebutan Gelar Premier League
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Pep Guardiola Pastikan James Trafford Tetap di Manchester City, Chelsea Gigit Jari
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar