Suara.com - Bank Dunia mengatakan ekonomi Ukraina diperkirakan akan terkontraksi hampir setengahnya karena serangan Rusia telah menutup bisnis dan memangkas ekspor. Dana bantuan miliaran dolar pun telah diberikan kepada Ukraina.
Bank Dunia lewat laporan terbarunya mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Ukraina kemungkinan akan terkontraksi sebesar 45,1% tahun ini. Invasi Rusia telah menutup bisnis, memangkas ekspor, dan membuat kegiatan ekonomi tidak mungkin dilakukan di banyak bagian negara itu.
Dalam laporan bertajuk "War in the Region" tersebut, Bank Dunia memperkirakan bahwa lebih dari setengah perusahaan negara ditutup, sementara yang lain masih beroperasi, tetapi di bawah kapasitas normal.
Ditutupnya Pelabuhan Perdagangan Laut Odesa (OMTP) juga telah memangkas sekitar 90% ekspor biji-bijian negara itu dan setengah dari total ekspornya. "Invasi Rusia memberikan pukulan masif kepada perekonomian Ukraina itu telah menimbulkan kerusakan besar pada infrastruktur," kata Wakil Presiden Bank Dunia untuk Eropa dan Asia Tengah, Anna Bjerde, dalam pernyataannya.
"Ukraina membutuhkan bantuan keuangan besar-besaran segera sebagai upaya membuat perekonomian dan pemerintahannya tetap berjalan untuk mendukung warga negara Ukraina yang menderita dan berurusan dengan situasi ekstrem."
Lebih lanjut, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Rusia tahun 2022 turun 11,2% karena sanksi keuangan yang dijatuhkan oleh Barat. Para ekonom mengatakan Produk Domestik Bruto (PDB) di kawasan Eropa Timur, yang terdiri dari Ukraina, Belarus, dan Moldova diperkirakan terkontraksi sebesar 30,7% tahun ini, akibat perang yang berkecamuk dan gangguan perdagangan.
Bank Dunia telah mengatur sekitar US$923 juta (Rp12,9 triliun), pinjaman, dan hibah untuk Ukraina, serta sedang mempersiapkan dukungan lebih lanjut berupa paket bantuan senilai lebih dari US$2 miliar (Rp28 triliun).
Dana tersebut membantu Ukraina untuk membayar gaji para karyawan di sektor-sektor esensial, dana pensiun, hingga pembayaran utang. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam kunjungannya ke Ukraina pada Sabtu (09/04), mengonfirmasi bahwa Inggris memberikan dukungan ekonomi lebih lanjut dan menjamin tambahan bantuan senilai US$500 juta (Rp7 triliun) dalam pinjaman Bank Dunia ke Ukraina.
Sehingga total jaminan pinjaman mencapai US$1 miliar (Rp14 triliun). Rusia diperkirakan akan meningkatkan serangan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada Minggu (10/04) malam bahwa pekan ini menjadi sangat penting, karena Rusia diperkirakan akan meningkatkan serangannya di wilayah timur Ukraina. "Pasukan Rusia akan bergerak ke operasi yang lebih besar di timur negara kami," kata Zelenskyy.
Baca Juga: AS dan Inggris Selidiki Dugaan Rusia Gunakan Senjata Kimia di Ukraina
Zelenskyy mengatakan Rusia berusaha untuk menghindari tanggung jawab atas kejahatan perang. Ia menambahkan bahwa Moskow tidak dapat mengakui kesalahannya terhadap Ukraina. "Mereka takut untuk mengakui selama beberapa dekade, mereka telah mengambil posisi yang salah dan menghabiskan sumber daya yang sangat besar untuk mendukung nol manusia yang ingin mereka bangun sebagai pahlawan masa depan persahabatan Ukraina-Rusia," katanya.
Zelenskyy mengatakan upaya Rusia untuk membangun figur bonekanya di Ukraina gagal, karena orang-orang ini "hanya berlatih memasukkan uang dari Rusia ke kantong mereka sendiri."
Ribuan mayat ditemukan di Kyiv
Dikutip dari kantor berita AFP, otoritas Ukraina melaporkan lebih dari 1.200 mayat ditemukan di wilayah ibu kota Kyiv, ketika warga di timur Ukraina tengah bersiap menghadapi serangan besar-besaran.
Dilaporkan sirene serangan udara diaktifkan di seluruh Ukraina pada Senin (11/04) pagi, termasuk di wilayah Lviv dan Kyiv.
Sementara itu, lembaga pemikir AS Institute for the Study of War (ISW) mengatakan bahwa pasukan Rusia telah gagal maju di wilayah Donbas timur. ISW melaporkan bahwa Kementerian Pertahanan Rusia tampaknya menawarkan bonus uang tunai kepada pasukan yang ditarik untuk menarik mereka kembali berperang.
Berita Terkait
-
Polisi Gadungan Bersenpi Peras Korban di ATM Pondok Gede, Motor dan Uang Rp 4,2 Juta Raib!
-
Harga Emas Antam Hari Ini Masih Kesulitan Tembus Level Rp2,5 Juta
-
5 Musisi Indonesia Berhasil Tembus Chart Global Spotify, Paling Banyak Tahun ini
-
Bank Indonesia : Pasokan Uang Tunai di Wilayah Bencana Sumatera Aman
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
Terkini
-
Operasi Senyap KPK di Banten, Lima Orang Terjaring OTT Semalam
-
Waspada Cuaca Ekstrem, Distamhut DKI Pangkas 69 Ribu Pohon Rawan
-
Polisi Gadungan Bersenpi Peras Korban di ATM Pondok Gede, Motor dan Uang Rp 4,2 Juta Raib!
-
Jimly Asshiddiqie Sebut Cuma Ada Tiga Pejabat Berwenang yang Bisa Batalkan Perpol 10/2025
-
Pengembang Dibuat 'Panas Dingin', Apa Alasan Sebenarnya KDM Setop Sementara Izin Perumahan di Jabar?
-
Lumpur Setinggi 2 Meter Mustahil Disingkirkan? Ini Solusi Manfaatkan Kayu Gelondongan Sisa Banjir
-
Kemensos Siapkan Jaminan Hidup Korban Bencana Sumatra Selama 3 Bulan
-
Kubu Roy Suryo Ungkap Detik-detik 'Penyusup' Kepergok Masuk Ruang Gelar Perkara Kasus Ijazah Jokowi
-
Prabowo Kunjungan di Sumatra Barat, Tinjau Penanganan Bencana dan Pemulihan Infrastruktur
-
Viral Tumpukan Sampah Ciputat Akhirnya Diangkut, Pemkot Tangsel Siapkan Solusi PSEL