Suara.com - Junta militer Sudan membebaskan tokoh partai-partai Islam yang loyal kepada bekas diktator, Omar al-Bashir. Para jenderal dicurigai memadu "aliansi kotor” dengan elit lama Sudan untuk terus berkuasa lewat pemilu.
Sejak Jenderal Abdel Fattah al-Burhan merebut kekuasaan di Sudan melalui kudeta enam bulan lalu, pejabat-pejabat lama yang digulingkan bersama diktator Omar al-Bashir dan menghilang di balik terali penjara, satu per satu dibebaskan.
Rehabilitasi terhadap kader Partai Kongres Nasional (NCP) itu, berbarengan dengan upaya junta militer Sudan menyelenggarakan pemilu di tengah tekanan donor internasional dan aksi demonstrasi pro-demokrasi di jalan-jalan.
Kembalinya NCP yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin itu diresmikan Senin (18/4) lalu. Bersama sembilan partai Islam lain, NCP mengumumkan koalisi baru bernama "Arus Umum Islam” untuk menyongsong datangnya pemilu. Aliansi itu mencakup Partai Hukum dan Pembangunan pimpinan Mohammed Ali al-Jazouli, salah seorang simpatisan Islamic State, lapor harian Sudan Tribune.
Sejak beberapa bulan lalu, sebuah pengadilan khusus secara rutin memulihkan jabatan sejumlah birokrat eks pemerintahan Bashir. Para kader NCP itu kembali diizinkan memangku jabatan semula di Bank Sentral, Kementerian Kehakiman dan Kejaksaan, Kementerian Luar Negeri dan Sekretariat Kabinet.
Pada saat yang bersamaan, junta menahan pejabat yang memerintahkan pembekuan aset NCP dan semua yang berafiliasi dengan bekas diktator al-Bashir.
Sekitar 1.000 rekening bank yang dibekukan Maret silam, kembali dibuka hanya dua pekan kemudian.
"Aliansi kotor” antara militer dan kaum Islamis Sementara itu, demonstran masih membanjiri jalan-jalan kota selama Bulan Ramadan untuk menuntut penyelenggaraan pemilu. Aliansi pro-demokrasi Sudan mencurigai junta militer ingin mengajak kelompok garis keras Islam berkuasa melalui pemilihan umum nanti.
"Pelaku kudeta dan para pendukungnya kini bersatu dalam aliansi kotor, untuk mengembalikan negeri ini ke era tirani dan korupsi, serta duka dan penderitaan,” kata Omer Eldigair, Ketua Umum Partai Kongres Sudan, baru-baru ini.
Baca Juga: Tersangka Penjahat Perang asal Sudan Diadili di ICC Den Haag
Adapun Suliman Baldo, Direktur Sudan Transparency and Policy Tracker, sebuah lembaga pemantau demokrasi di Khartoum, mengatakan upaya militer memulihkan hak politik kaum Islamis dan bekas pemberontak pro-Bashir akan semakin memicu eskalasi konflik.
Tuduhan itu dibantah oleh junta militer. Kepada Reuters, seorang pejabat Sudan menjamin militer berupaya membentuk "konsensus nasional” tanpa melibatkan NCP. Adapun Jenderal al-Burhan mengatakan, akan mengkaji ulang penempatan kembali bekas pejabat NCP di pemerintahan.
Peran NCP dalam penyelenggaraan pemilu Diplomat asing dan analis internasional menilai, upaya militer memulihkan hak politik partai-partai Islam pro-Bashir sudah sejalan dengan transisi demokratis.
Ini membuka jalan bagi terselenggaranya pemilu yang kredibel sebagai syarat kucuran dana bantuan internasional. "Sudan berada dalam krisis eksistensial,” kata Amani al-Taweel dari lembaga wadah pemikir Mesir, al-Ahram Center. "Semua orang khawatir karena potensi Sudan sebagai wadah terorisme,” ujarnya.
Meski dilarang pada 2019 pasca kejatuhan al-Bashir, kader NCP yang kembali menjabat dinilai berpeluang mempengaruhi jalannya pemilihan umum. Bashir sendiri saat ini berstatus narapidana, meski lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sakit.
"Kami menyambut peran baru dalam sistem dan pemerintahan sipil selama periode transisi untuk membawa kita menuju pemilu yang bebas dan adil,” kata Ketua Umum NCP, Ibrahim Gandhour, kepada statsiun televisi al-Jazeera.
Berita Terkait
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Cara Daftar Mudik Nataru Gratis Kemenhub, Hanya untuk 3 Ribu Lebih Pendaftar Pertama
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Jurus 'Dewa Penyelamat' UB Selamatkan 36 Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Cara Daftar Mudik Nataru Gratis Kemenhub, Hanya untuk 3 Ribu Lebih Pendaftar Pertama
-
Jurus 'Dewa Penyelamat' UB Selamatkan 36 Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera
-
Prabowo Panggil Menteri ke Hambalang, Ada Target Soal Pembangunan Hunian Korban Bencana
-
Jadi Biang Kerok Banjir Kemang, Normalisasi Kali Krukut Telan Biaya Fantastis Rp344 Miliar
-
Gubernur Bobby Nasution Lepas Sambut Pangdam, Sumut Solid Atasi Bencana
-
Fakta Baru Pengeroyokan Maut Kalibata, Ternyata Lokasi Bentrokan Lahan Milik Pemprov DKI
-
LPSK Puji Oditur Militer: 22 Senior Penganiaya Prada Lucky Dituntut Bayar Ganti Rugi Rp1,6 Miliar
-
70 Cagar Budaya Ikonik Sumatra Rusak Diterjang Bencana, Menbud Fadli Zon Bergerak Cepat
-
Waspada Air Laut Tembus Tanggul Pantai Mutiara, Pemprov Target Perbaikan Rampung 2027
-
Pemulihan Bencana Sumatra Butuh Rp51 Triliun, AHY: Fokus Utama Pulihkan Jalan dan Jembatan