Suara.com - Jusuf Kalla tidak hanya dikenal sebagai politisi nasional, tetapi juga pengusaha dan aktif di bidang kemanusiaan.
Kepiawaian pria kelahiran Watampone, Bone, Sulawesi Selatan pada 15 Mei 1942 ini teruji ketika menjadi penanggung jawab penanggulangan bencana gempa dan tsunami Aceh tahun 2004 silam. Urusan bantuan kemanusiaan di luar negeri pun, Jusuf Kalla terbilang aktif. Khususnya berperan dalam aksi kemanusiaan saat gempa Tohoku, Jepang yang disertai tsunami tahun 2011.
Sebagai Ketua Umum Palang Merah Indonesia, Jusuf Kalla menggalang bantuan kemanusian di forum internasional untuk korban gempa dan tsunami Tohoku Jepang.
Gempa bumi yang terjadi di 43 mil lepas pantai timur laut Honshu, pulau terpadat di Jepang, menjadi gempa terbesar dalam sejarah Jepang dan merupakan salah satu dari lima gempa bumi terkuat di dunia. Gempa besar ini juga memicu kerusakan pada pembangkit nuklir Fukushima Diichi.
Tercatat hampir 20 ribu orang meninggal dunia dan memaksa lebih dari 16 ribu orang mengungsi demi menghindari radiasi nuklir.
Saat kejadian gempa Jusuf Kalla memang tengah berada di Jepang. Ia tengah makan siang bersama Duta Besar RI untuk Jepang periode 2010-2013 Muhammad Lutfi di kawasan Roponggi, Tokyo.
Tiba-tiba, ketika mereka tengah santap siang, restoran bergoyang keras. Mereka bergegas keluar menuju jalan. Saat itu diperkirakan ada 600 orang Warga Negara Indonesia di lokasi bencana.
“Malam itu kami bergerak ke lokasi untuk mencari dan mengumpulkan Warga Negara Indonesia (WNI). Kami mengirimkan mobil dengan pengeras suara. Mobil-mobil itu berkeliling di wilayah terdampak bencana dan tidak berhenti memutar lagu-lagu Indonesia termasuk lagu Bengawan Solo dan Indonesia Raya. Hal ini kami lakukan untuk dapat menarik dan mengumpulkan WNI di lokasi. Alhamdulillah malam itu juga terkumpul semua WNI kita,“ kata Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 itu saat diwawancara usai press briefing di Wisma Duta Tokyo, Selasa (10/5/2022).
Meski dari Pemerintah Jepang tidak meminta, sebagai solidaritas bersama Indonesia menyalurkan bantuan ke Jepang. “Dari PMI kami salurkan 1 juta dolar Amerika. Dari Pemerintah Indonesia selain bantuan materiil juga mengirimkan tenaga relawan ke Jepang,” kenang Jusuf Kalla lagi.
Tak heran atas jasa Jusuf Kalla, pemerintah Jepang menganugerahi tanda jasa Grand Cordon of the Order of the Rising Sun pada 10 Mei 2022. Penghargaan diberikan kepada Jusuf Kalla karena sangat berkontribusi dalam meningkatkan hubungan persahabatan Jepang-Indonesia.
Baca Juga: KBRI Jepang Gelar Resepsi untuk JK dan Yusron Ihza Penerima Bintang Jasa
Penghargaan secara langsung diberikan oleh Kaisar Naruhito, yang menggantikan ayahnya, Kaisar Akihito pada 2019. Prosesi penghargaan dilangsungkan di Istana Kaisar Jepang atau Imperial Palace pada Selasa (10/5).
Kisah gempa tadi hanya satu dari sekian banyak interaksi dan kontribusi Jusuf Kalla untuk persahabatan Indonesia Jepang selama lebih dari 40 tahun.
Selama mengabdi di dalam pemerintahan maupun ketika di luar pemerintahan, Jusuf Kalla dikenal memiliki hubungan yang hangat dan kedekatan dengan pihak Jepang. Jusuf Kalla berupaya agar Indonesia terus meningkatkan hubungan kerja samanya dengan Jepang di segala bidang.
“Ini merupakan suatu sukses atau keberhasilan Indonesia dalam menjalin hubungan dengan Jepang. Mungkin saya sebagai salah satu pejabat pemerintah yang cukup lama tentu dihargai. Secara pribadi juga saya sejak muda sudah menjalin hubungan perdagangan dengan Jepang. Sehingga semua itu menjadi makna yang baik dalam hubungan Indonesia Jepang.Tentunya hubungan strategis kedua negara ini harus terus dijalin," ujar Jusuf Kalla.
Sebelum keberangkatan ke Istana Kaisar Jepang, Jusuf Kalla melakukan persiapan sederhana dengan dibantu putra putrinya Imelda dan Solihin Jusuf Kalla serta Pinta SJK. Jusuf Kalla datang ke Istana Kaisar dengan dampingi Ibu Mufidah Jusuf Kalla, mengenakan pakaian Adat Teluk Belanga. Usai menerima penghargaan, Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah dijamu Kaisar Naruhito di ruang Matsu-No-Ma State Istana Kaisar.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang dan Federasi Mikronesia Heri Akhmadi Resepsi Penghormatan di Wisma Duta Tokyo, Rabu (11/5) mengapresiasi penghargaan yang diberikan dari Pemerintah Jepang.
Tag
Berita Terkait
-
Jenderal Bintang Dua Terseret Sengketa Lahan Jusuf Kalla, Mabes AD Turun Tangan
-
Adik JK Minta Pemeriksaan Kasus Korupsi Rp1,35 Triliun PLTU Kalbar Ditunda, Kenapa?
-
Korupsi PLTU Rugikan Negara Rp1,35 Triliun, Adik JK Halim Kalla Diperiksa Polisi Hari Ini
-
Sengketa Tanah JK vs Lippo Group! Menteri ATR/BPN Ungkap Fakta Pemilik yang Sah
-
Bos Lippo Tampik Serobot Lahan JK, Tapi Akui Pemegang Saham GMTD
Terpopuler
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
- 7 Rekomendasi Sabun Cuci Muka dengan Niacinamide untuk Mencerahkan Kulit Kusam
- John Heitingga: Timnas Indonesia Punya Pemain Luar Biasa
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Hindari Monas! Demo Apdesi Bikin Lalin Dialihkan, Ini Rute Alternatifnya
-
Kisah Adik Prabowo Mendampingi Cucu Down Syndrome: Tuhan Mengajak Saya Berjuang Bersama Disabilitas
-
Cegah Korupsi, Pemerintah Luncurkan Fitur e-Audit di e-Katalog Versi 6
-
Eks Penyidik KPK: Korupsi dan Uang Pelicin di Sektor Lingkungan Picu Bencana di Sumatra
-
DPR Desak Pusat Ambil Alih Pendanaan Bencana Sumatra karena APBD Daerah Tak Mampu
-
Pemulihan Jaringan Telekomunikasi di Sumatra Terus Dikebut, Kondisi di Aceh Paling Parah
-
Jelang Nataru 2025, Organda Soroti Jalan Rusak hingga Solar Langka
-
KPK Periksa Sekjen Kemnaker Terkait Kasus Dugaan Pemerasan Eks Wamenaker Noel
-
Upaya Pemprov DKI Selamatkan Muara Angke dari Ancaman Banjir Rob
-
Utang KUR Petani Korban Bencana Sumatra Dihapus, DPR Nilai Masih Belum Cukup